Kasih Sayang

Setiap tanggal 14 Februari, sebagian orang memperingatinya sebagai hari kasih sayang atau valentine day. Mereka yang sedang kasmaran, biasanya merayakan dengan saling berbagi bunga atau coklat. Warna yang mendominasi juga berwarna pink, warna yang penuh dengan kebahagiaan. Berbagai macam cara dilakukan saat merayakan valentine day tersebut. Bahkan beberapa tempat keramaian, seperti mal dan pusat-pusat perbelanjaan pun menyambut hari kasih sayang itu dengan kegiatan yang bernuansa valentine.
Peringatan hari valentine pun menjadi perdebatan, ada yang pro dan ada yang kontra. Bagi sebagian orang, peringatan hari valentine itu bertentangan dengan keyakinan agamanya. Karena perayaan itu dilakukan dalam rangka memperingati tokoh agama tertentu, yang berbeda dengan keyakinannya. Valentine day ini sendiri memang berasal dari Barat, tepatnya dari Romawi. Seperti disebutkan dalam Wkipedia, bahwa asal-muasalnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus. Namun semuanya masih menjadi perdebatan.
Bermula dari asal-usulnya tersebut, beberapa pihak tidak memperbolehkan peringatan hari valentine tersebut. Bahkan Katolik Roma sendiri, sudah menghapus hari valentine itu sebagai bagian kegiatan keagamaan tersebut. Namun beberapa ordo masih memepringati hari itu sebagai hari yang diperingatinya. Perayaan hari valentine itu sendiri, mulai berkembang di Amerika dan negara-negara Barat. Termasuk di Indonesia pun saat ini mulai banyak yang mengikutinya. Hingga akhirnya banyak menimbulkan pro dan kontra.
Terlepas dari kontroversi dan pro kontra tersebut, kasih sayang memang sangat diperlukan. Bukan hanya pada orang yang sedang jatuh cinta saja, tapi bagi semua orang. Bahwa kasih sayang itu diberikan itu hak dan kewajiban. Sehingga kehidupan itu bisa damai, dan saling membutuhkan. Tidak perlu ada kekerasan, apalagi kekerasan itu karena perbedaan dalam menyikapi peringatan hari valentine. Sungguh aneh, jika hal itu terjadi.
Kasih sayang itu hak dan kewajiban. Kewajiban untuk memberikan kasih saya kepada keluarga, kerabat, handai tolan dan semuanya. Begitu juga dengan hak untuk mendapatkan kasih sayang, mendapat kasih sayang dari orang tua, teman, sahabat dan lainnya. Jika semuanya saling memberi kasih sayang, dunia mungkin tak akan pernah ada perang. Juga tidak ada orang yang mati kelaparan, tidak ada yang mengungsi untuk bisa bertahan hidup. Semuanya bisa hidup rukun jika dilandasi dengan kasih sayang. Semuanya berharap bisa memberikan dan mendapatkan kasih sayang.
Kasih sayang, kiranya tak perlu diperdebatkan. Semuanya membutuhkan kasih sayang. Mereka yang merayakan kasih sayang pada tanggal 14 Februari, adalah hak mereka. Mereka yang menolak bentuk perayaan itu, juga hak. Namun keduanya tidak perlu terlibat dalam bentrok akibat perbedaan sudut pandang itu. Sungguh tidak lucu, akibat beda sudut pandang dalam memaknai kasih sayang justru berakhir dengan kekerasan. Justru dengan kasih sayang, mestinya perbedaan itu akan menyatukan, bagaimana memaknai kasih sayang dalam arti yang sesungguhnya.
Kasih sayang tidak cukup dengan kata-kata saja, tapi perlu ditunjukkan dengan tindakan dan perilaku yang menunjukkan sebagai bentuk kasih sayang. Kasih sayang dalam arti yang sesungguhnya, bukan kasih sayang yang palsu dan pura-pura. Kasih sayang adalah bentuk curahan hati yang paling dalam, berbagi rasa cinta. kasih sayang bukan hanya pada saat peringatan hari velentine saja, tetapi setiap saat, setiap detik. Kasih sayang itu diberikan kepada semua orang, siapa pun dia. (*)

Komentar

Postingan Populer