BBM

Bolak-balik mundak, itu istilah yang lagi ngetren saat ini terkait dengan rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Pemerintah dipastikan bakal menaikkan harga BBM itu dalam waktu yang dekat. Menteri ESDM Jero Wacik pun sudah menyatakan rencana kenaikan harga BBM. Dan dia hanya bilang minta maaf, karena harga BBM harus naik.
Kenaikan harga BBM, biasanya akan diikuti kenaikan sejumlah harga sembako dan lainnya. Itu karena memang sektor transportasi, yang menggunakan BBM berpengaruh terhadap harga kebutuhan pokok yang lain. Sehingga tidak salah, jika masyarakat mengistilahkan BBM dengan bolak-balik mundak. Harga BBM yang bakal naik antara lain bensin premium dan solar.
Pemerintah telah mengusulkan kepada DPR bahwa kenaikan harga BBM tersebut menjadi Rp 6.000 perliter,. Sehingga ada kenaikan Rp 1.500 dari harga bensin dan solar saat ini. Alasan pemerintah menaikan harga BBM itu lantaran harga minyak dunia juga sangat tinggi. Apalagi dengan adanya konflik antara AS dengan Iran, yang berakibat pada kenaikan harga minyak dunia.
Jika pemerintah tidak segera menaikkan harga BBM itu, otomatis beban negara akan semakin berat. Hal itu pula juga akan berdampak pada masyarakat secara langsung. Karenanya, keputusan kenaikan harga BBM itu adalah keputusan berat yang harus diambil. Menurut keterangan Jero Wacik, rencana kenaikan itu sebenarnya sudah diusulkan sejak Desember lalu. Namun Presiden SBY mencegah rencana tersebut. Namun dengan kondisi ekonomi dunia saat ini, pemerintah sudah tidak bisa menahan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut.
Harga BBM pada level Rp 6.000 perliter tersebut, seperti disampaikan Pertamina, pernah terjadi pada tahun 2008 lalu. Namun kemduian diturunkan lagi menjadi Rp 4.500 perliter. Sehingga kenaikan tersebut dianggap wajar dan tidak terlalu memberatkan masyarakat. Apalagi tingkat ekonomi Indonesia, dikatakan sedang baik. Tentu itu alasan yang masuk akal bagi mereka yang tidak terkena dampaknya akibat kenaikan harga BBM tersebut.
Pertamina sendiri saat ini tengah gencar mengkampanyekan penggunaan Pertamax, khususnya bagi pemilik mobil pribadi dan mobil dinas pemerintah. Pertamax sendiri saat ini dijual dengan harga sekitar Rp 9.000 perliter, tergantung dari naik turunnya harga minyak dunia. Penggunaan Pertamax sendiri diharapkan akan mengurangi penggunaan premium, yang berarti mengurangi jumlah subsidi BBM.
Rencana kenaikan harga BBM ini tentu membuat sebagian masyarakat resah. Karena mereka harus bersiap-siap untuk menaikan harga yang berhubungan dengan sarana transportasi. Tentu saja, masyarakat miskin yang paling terkena dampaknya. Meski hanya seratus atau dua ratus rupiah, jelas sangat berarti bagi mereka. Apalagi jika kenaikan itu terjadi hingga mencapai di atas angka Rp 1.000, jelas sangat terasa mencekiknya.
Saat ini pemerintah sudah mengusulkan rencana kenaikan BBM itu ke DPR. Kenaikan itu bisa direalisasikan jika DPR menyetujui usulan pemerintah. Apakah DPR akan menyetujui usulan kenaikan BBM itu atau tidak, belum bisa diketahui saat ini. Namun sejumlah pihak, seperti Ketua Umum DPP PDIP, sudah menyatakan menolak rencana kenaikan harga BBM tersebut. Alasannya demi rakyat, bukan citra partainya menjelang Pemilu 2014.
Seperti biasa, masalah yang menyangkut rakyat banyak ini, pasti ditunggangi kepentingan politik. Begitu pula dengan elemen masyarakat yang lain, juga ada yang menyatakan penolakannya. Kita tunggu saja, apakah BBM akan benar-benar bolak-balik mundak atau hanya sekedar isu seperti yang banyak beredar di BlackBerry Messenger (BBM). (*)

Komentar

Postingan Populer