Terima Kasih Ibu
Bukan karena Hari Ibu, lantas berterima kasih. Bukan karena Hari Ibu, baru ingat ibu. Bukan pula karena Hari Ibu, lantas apa-apa serba dikaitkan dengan ibu. Tetapi karena memang ibu adalah sosok yang tak bisa dilepaskan dari setiap orang. Betapa ibu, adalah sosok yang paling berharga dan mulia. Ibu, adalah sosok paling banyak memberikan kehidupan dalam setiap jalan hidup seseorang.
Mulaid ari kandungan, seorang ibu sudah sedemikian hati-hati dalam menjaga calon buah hatinya itu. Hingga saat melahirkan pun, sang ibu harus berjuang melawan kematian. Itu semua demi sang jabang bayi bisa menikmati kehidupan dunia. Kemudian menyusui dan merawatnya hingga menjadi seorang anak yang lincah dan cerdas. Hingga sang anak itu pun tumbuh dewasa dan menjadi sosok manusia yang sempurna. Manusia yang sempurna, tak akan sempurna 100 persen jika melupakan jasa sang ibu, yang telah membesarkan hingga dewasa.
Kapan pun dan di mana pun, sosok seorang ibu akan selalu memberikan apa yang menjadi kebutuhan anaknya. Namun dia tidak pernah meminta balasan atas apa yang semuanya berikan kepada anaknya. Itulah ibu, yang tak pernah berhitung dengan apa yang sudah diberikan tersebut. Ibu juga tak pernah membedakan antara satu anak dengan anak yang lainnya. Kalau pun ada, mungkin hanya perasaan sang anak saja.
Ibu, selain yang mengandung selama 9 bulan, melahirkan dan menyusui hingga membesarkan anak-anaknya, juga sosok panutan yang tidak ada duanya. Dia dengan ikhlas memberikan apa yang dibutuhkan anak-anaknya. Dia juga yang slelau membimbing anak-anak, sehingga sang anak itu bisa mencapai keberhasilan dan mencapai cita-citanya. Seorang ibu, tak mungkin menjerumuskan anak-anaknya dalam kehidupan yang tidak baik. Semua ibu, pasti menginginkan anak-anaknya bisa hidup bahagia.
Membicarakan dan mengupas jasa seorang ibu, tak akan pernah habis. Karena dari awal kehidupan manusia, hingga akhir dari kehidupannya, semuanya penuh dengan peran dan jasa ibu. Ibu tidak pernah lepas dari kehidupan seorang anak manusia, meski dia tumbuh besar tanpa seorang ibu yang telah melahirkannya. Meski sang ibu tidak sempat membesarkan sang anak, tapi dia pasti akan merindukan sosok seorang ibu.
Karenanya di Hari Ibu ini, bukan hanya sekedar rasa terima kasih saja yang disampaikan kepada ibu. Namun wujud dan tindak nyata apa saja yang perlu dilakukan kepada sang ibu. Memang, yang paling mudah dan paling ringan adalah mengucapkan terima kasih atas apa yang telah ibu berikan. Namun banyak hal yang bisa dilakukan sebagai wujud rasa terima kasih kepada ibu.
Bagi seorang anak, mungkin akan menurut apa yang dikatakan ibu. Itu yang akan membuat seorang ibu senang, atas apa yang diperintahkan. Tentunya, apa yang diperintah ibu pasti sesuatu kebaikan. Perintah untuk tidak nakal, dengan menaatinya tentu merupakan sebuah kebanggan bagi seorang ibu. Bagi seorang siswa atau pelajar, belajar giat melakukan perintah ibu adalah wujud rasa terima kasih atas pendidikan yang telah diberikan sang ibu kepada anak.
Lantas, bagaimana dengan seseorang yang sudah dewasa? Masihkah perlu mewujudkan rasa terima kasih itu? Tentu saja. Di mana wujud itu tidak beda jauh ketika seorang anak menanti perintah ibu pada hal-hal kebaikan tersebut. Ketika seseorang jadi pemimpin, maka wujud rasa terima kasih kepada ibu adalah dengan menjadi pemimpin yang amanah, tidak melakukan korupsi, berusaha mewujudkan amanah itu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya.
Amanah, seperti halnya anak yang diperintahkan ibu untuk belajar dengan giat, agar nilai pelajaran di sekolah bisa baik dan mendapat rangking di kelas. Tidak korupsi, merupakan wujud perintah agar anak itu tidak nakal. Ketika seorang anak mengambil uang ibunya tanpa izin, meski hanya 100 rupiah, perbuatan itu pasti akan dikutuk oleh ibu. Sang anak pasti akan dimarahi dan dijelaskan, bahwa itu adalah perbuatan dosa. Bagi seorang pemimpin, mewujudkan kesejahteraan masyarakat, seperti hanya seorang anak yang berusaha membuat bahagia ibunya. Ketika sang anak telah berhasil membuat ibu bahagia, tentunya dengan materi dan yang bersifat non-materi. Begitu pula dengan masyarakat Di Hari Ibu ini, semoga saja kaum ibu bisa mendapat kebahagian dari anak-anaknya. Tak ada lagi anak yang durhaka, anak yang tak tahu berterima kasih. Selamat Hari Ibu. (*)
Mulaid ari kandungan, seorang ibu sudah sedemikian hati-hati dalam menjaga calon buah hatinya itu. Hingga saat melahirkan pun, sang ibu harus berjuang melawan kematian. Itu semua demi sang jabang bayi bisa menikmati kehidupan dunia. Kemudian menyusui dan merawatnya hingga menjadi seorang anak yang lincah dan cerdas. Hingga sang anak itu pun tumbuh dewasa dan menjadi sosok manusia yang sempurna. Manusia yang sempurna, tak akan sempurna 100 persen jika melupakan jasa sang ibu, yang telah membesarkan hingga dewasa.
Kapan pun dan di mana pun, sosok seorang ibu akan selalu memberikan apa yang menjadi kebutuhan anaknya. Namun dia tidak pernah meminta balasan atas apa yang semuanya berikan kepada anaknya. Itulah ibu, yang tak pernah berhitung dengan apa yang sudah diberikan tersebut. Ibu juga tak pernah membedakan antara satu anak dengan anak yang lainnya. Kalau pun ada, mungkin hanya perasaan sang anak saja.
Ibu, selain yang mengandung selama 9 bulan, melahirkan dan menyusui hingga membesarkan anak-anaknya, juga sosok panutan yang tidak ada duanya. Dia dengan ikhlas memberikan apa yang dibutuhkan anak-anaknya. Dia juga yang slelau membimbing anak-anak, sehingga sang anak itu bisa mencapai keberhasilan dan mencapai cita-citanya. Seorang ibu, tak mungkin menjerumuskan anak-anaknya dalam kehidupan yang tidak baik. Semua ibu, pasti menginginkan anak-anaknya bisa hidup bahagia.
Membicarakan dan mengupas jasa seorang ibu, tak akan pernah habis. Karena dari awal kehidupan manusia, hingga akhir dari kehidupannya, semuanya penuh dengan peran dan jasa ibu. Ibu tidak pernah lepas dari kehidupan seorang anak manusia, meski dia tumbuh besar tanpa seorang ibu yang telah melahirkannya. Meski sang ibu tidak sempat membesarkan sang anak, tapi dia pasti akan merindukan sosok seorang ibu.
Karenanya di Hari Ibu ini, bukan hanya sekedar rasa terima kasih saja yang disampaikan kepada ibu. Namun wujud dan tindak nyata apa saja yang perlu dilakukan kepada sang ibu. Memang, yang paling mudah dan paling ringan adalah mengucapkan terima kasih atas apa yang telah ibu berikan. Namun banyak hal yang bisa dilakukan sebagai wujud rasa terima kasih kepada ibu.
Bagi seorang anak, mungkin akan menurut apa yang dikatakan ibu. Itu yang akan membuat seorang ibu senang, atas apa yang diperintahkan. Tentunya, apa yang diperintah ibu pasti sesuatu kebaikan. Perintah untuk tidak nakal, dengan menaatinya tentu merupakan sebuah kebanggan bagi seorang ibu. Bagi seorang siswa atau pelajar, belajar giat melakukan perintah ibu adalah wujud rasa terima kasih atas pendidikan yang telah diberikan sang ibu kepada anak.
Lantas, bagaimana dengan seseorang yang sudah dewasa? Masihkah perlu mewujudkan rasa terima kasih itu? Tentu saja. Di mana wujud itu tidak beda jauh ketika seorang anak menanti perintah ibu pada hal-hal kebaikan tersebut. Ketika seseorang jadi pemimpin, maka wujud rasa terima kasih kepada ibu adalah dengan menjadi pemimpin yang amanah, tidak melakukan korupsi, berusaha mewujudkan amanah itu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya.
Amanah, seperti halnya anak yang diperintahkan ibu untuk belajar dengan giat, agar nilai pelajaran di sekolah bisa baik dan mendapat rangking di kelas. Tidak korupsi, merupakan wujud perintah agar anak itu tidak nakal. Ketika seorang anak mengambil uang ibunya tanpa izin, meski hanya 100 rupiah, perbuatan itu pasti akan dikutuk oleh ibu. Sang anak pasti akan dimarahi dan dijelaskan, bahwa itu adalah perbuatan dosa. Bagi seorang pemimpin, mewujudkan kesejahteraan masyarakat, seperti hanya seorang anak yang berusaha membuat bahagia ibunya. Ketika sang anak telah berhasil membuat ibu bahagia, tentunya dengan materi dan yang bersifat non-materi. Begitu pula dengan masyarakat Di Hari Ibu ini, semoga saja kaum ibu bisa mendapat kebahagian dari anak-anaknya. Tak ada lagi anak yang durhaka, anak yang tak tahu berterima kasih. Selamat Hari Ibu. (*)
Komentar
Posting Komentar