Guyonan Artis
Sejumlah acara di televisi, baik acara musik, komedi dan reality show, banyak mendapat rating yang cukup tinggi di masyarakat. Acara-cara tersebut juga membuat sejumlah pembawa acara atau pemerannya menjadi artis yang terkenal. Hingga mereka pun jadi contoh dan sering ditirukan masyarakat, khususnya dalam setiap penampilan yang dianggap menarik dan lucu.
Beragam cara mereka lakukan, agar masyarakat pemirsa televisi tertarik dengan acara tersebut, termasuk kepada artis yang bersangkutan. Mulai dari guyonan hingga penampilan fisiknya serta setting acaranya. Semuanya dilakukan agar rating acara tersebut semakin naik. Namun kadang cara-cara tersebut sering kebablasan, khususnya yang acaranya disiarkan langsung atau live. Sehingga tidak ada editing atau pun penyensoran atas apa yang disampaikan pembawa acara maupun pemeran acara tersebut.
Tidaklah salah, ketika para artis yang terlibat dalam acara tersebut berupaya untuk menarik pemirsanya. Karena memang tugas mereka adalah menarik pemirsa sebanyak-banyak. Sehingga acara itu ratingnya naik, dan otomatis iklannya pun banyak yang berdatangan. Itu jelas prinsip dalam setiap acara yang ditayangkan televisi, karena memang semuanya tidak lepas dari sisi bisnis.
Persoalannya, para artis yang terlibat dalam acara tersebut sering mengeluarkan penyataan-pernyataan yang kontroversial. Bahkan ada yang cenderung melakukan pelecehan atau pun menyindir terhadap seseorang atau pun lembaga, atau pun pihak-pihak tertentu. Baik itu melalui guyonan atau humor hingga kesalahan dalam penafsiran atas suatu pernyataan. Hal inilah yang sering menjadi persoalan, dan dilaporkan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dan menjadi tugas KPI untuk mengawasi semua acara yang ditayangkan televisi, khususnya ketika ada tayangan yang diduga melanggar peraturan yang ada terkait dengan dunia penyiaran.
Bagi seorang artis, tampil di televisi dan mendapatkan job adalah kebanggaan tersendiri. Mereka berupaya agar tetap eksis di dunia keartisannya tersebut. Walau hanya bermodal keindahan fisik saja, bahkan ada yang hanya bermodal banyolannya saja. Inilah yang kadang menjadi perosalan, ketika yang bersangkutan mengeluarkan statemen ataupun guyonan, yang justru ternyata menyinggung pihak lain.
Memang awalnya berniat guyon, namun guyon yang kebablasan juga tidak baik. Inilah yang harus dipikirkan para artis itu. Sehingga tidak sampai tersandung kasus hukum. Bukan karena rtisnya, tetapi karena pernyataan yang diungkapkan dan dilihat jutaan pemirsa. Mereka harus belajar, isu-isu apa saja yang ada di masyarakat dan bagaimana seharusnya menyikapi isu yang sedang ramai di masyarakat tersebut tanpa harus menyinggung dan membuat orang lain marah dan sebagainya.
Artis juga perlu belajar, di mana mereka sebagai publik figur, yang banyak ditonton dan dilihat pemirsanya, agar bisa memberikan contoh yang baik. Karena bagaimana pun juga, langsung atau tidak langsung, apa yang mereka tampilkan, apa yang mereka katakan dan mereka perbuat, akan diikuti oleh pengidolanya. Karena mereka memang publik figur, yang banyak ditiru oleh para penggemarnya.
Mereka harus bisa belajar membuat guyonan yang bermutu dan berbobot. Bukan asal guyon, yang ujung-ujungnya malah membuat masyarakat tahu, kualitas artis tersebut. Banyak juga artis yang mempunyai intelektual tinggi, dan tetap mampu menarik perhatian pemerisa televisi.
Tentunya, kewajiban belajar itu bukan hanya ditujukan kepada para artis-artisnya saja, namun juga kepada produser acara tersebut. Selain memilih tema dan artis yang akan ditampilkan, mereka juga harus bisa membuat tayangan yang mendidik. Bukan hanya sekedar mengejar rating dan kepentingan bisnis semata. (*)
Beragam cara mereka lakukan, agar masyarakat pemirsa televisi tertarik dengan acara tersebut, termasuk kepada artis yang bersangkutan. Mulai dari guyonan hingga penampilan fisiknya serta setting acaranya. Semuanya dilakukan agar rating acara tersebut semakin naik. Namun kadang cara-cara tersebut sering kebablasan, khususnya yang acaranya disiarkan langsung atau live. Sehingga tidak ada editing atau pun penyensoran atas apa yang disampaikan pembawa acara maupun pemeran acara tersebut.
Tidaklah salah, ketika para artis yang terlibat dalam acara tersebut berupaya untuk menarik pemirsanya. Karena memang tugas mereka adalah menarik pemirsa sebanyak-banyak. Sehingga acara itu ratingnya naik, dan otomatis iklannya pun banyak yang berdatangan. Itu jelas prinsip dalam setiap acara yang ditayangkan televisi, karena memang semuanya tidak lepas dari sisi bisnis.
Persoalannya, para artis yang terlibat dalam acara tersebut sering mengeluarkan penyataan-pernyataan yang kontroversial. Bahkan ada yang cenderung melakukan pelecehan atau pun menyindir terhadap seseorang atau pun lembaga, atau pun pihak-pihak tertentu. Baik itu melalui guyonan atau humor hingga kesalahan dalam penafsiran atas suatu pernyataan. Hal inilah yang sering menjadi persoalan, dan dilaporkan ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dan menjadi tugas KPI untuk mengawasi semua acara yang ditayangkan televisi, khususnya ketika ada tayangan yang diduga melanggar peraturan yang ada terkait dengan dunia penyiaran.
Bagi seorang artis, tampil di televisi dan mendapatkan job adalah kebanggaan tersendiri. Mereka berupaya agar tetap eksis di dunia keartisannya tersebut. Walau hanya bermodal keindahan fisik saja, bahkan ada yang hanya bermodal banyolannya saja. Inilah yang kadang menjadi perosalan, ketika yang bersangkutan mengeluarkan statemen ataupun guyonan, yang justru ternyata menyinggung pihak lain.
Memang awalnya berniat guyon, namun guyon yang kebablasan juga tidak baik. Inilah yang harus dipikirkan para artis itu. Sehingga tidak sampai tersandung kasus hukum. Bukan karena rtisnya, tetapi karena pernyataan yang diungkapkan dan dilihat jutaan pemirsa. Mereka harus belajar, isu-isu apa saja yang ada di masyarakat dan bagaimana seharusnya menyikapi isu yang sedang ramai di masyarakat tersebut tanpa harus menyinggung dan membuat orang lain marah dan sebagainya.
Artis juga perlu belajar, di mana mereka sebagai publik figur, yang banyak ditonton dan dilihat pemirsanya, agar bisa memberikan contoh yang baik. Karena bagaimana pun juga, langsung atau tidak langsung, apa yang mereka tampilkan, apa yang mereka katakan dan mereka perbuat, akan diikuti oleh pengidolanya. Karena mereka memang publik figur, yang banyak ditiru oleh para penggemarnya.
Mereka harus bisa belajar membuat guyonan yang bermutu dan berbobot. Bukan asal guyon, yang ujung-ujungnya malah membuat masyarakat tahu, kualitas artis tersebut. Banyak juga artis yang mempunyai intelektual tinggi, dan tetap mampu menarik perhatian pemerisa televisi.
Tentunya, kewajiban belajar itu bukan hanya ditujukan kepada para artis-artisnya saja, namun juga kepada produser acara tersebut. Selain memilih tema dan artis yang akan ditampilkan, mereka juga harus bisa membuat tayangan yang mendidik. Bukan hanya sekedar mengejar rating dan kepentingan bisnis semata. (*)
Komentar
Posting Komentar