Setelah Hari Jadi
Kabupaten Brebes baru saja merayakan Hari Jadinya yang ke-334 tahun pada Rabu, 18 Januari 2012. Sungguh usia yang cukup tua bagi sebuah kabupaten. Sejumlah kegiatan pun telah digelar, mulai dari kegiatan seremonial, kegiatan sosial hingga hiburan rakyat. Dikabarkan, biaya untuk peringatan Hari Jadi itu telah menghabiskan anggaran Rp 400 juta lebih.
Tema yang diusung pun cukup menyentuh, yakni membangun Brebes dengan rasa cinta. Tentu saja, dengan tema ini yang diharapkan adalah semua elemen masyarakat turut serta dalam pembangunan, dengan semangat cinta akan daerahnya. Sehingga pembangunan pun akan berjalan lancar dan baik, serta tepat sasaran sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Mungkinkah semangat itu bisa diwujudkan, usai peringatan Hari Jadi berlangsung?
Tentu untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut, masih harus menunggu satu tahun berikutnya. Apakah benar-benar semuanya sudah membangun Brebes dengan rasa cinta atau tidak. Atau justru sebaliknya, tidak mampu membangun tetapi malah merusak dengan penuh kebencian. Memang, semuanya dikembalikan kepada komitmen masing-masing individu yang bersangkutan.
Tentunya, yang bisa dinilai setelah Hari Jadi ini yang paling gampang adalah dari jajaran eksekutif dan legislatif, termasuk juga rekanan yang turut serta dalam proses pembangunan secara langsung. Masyarakat sendiri juga bisa dinilai, mulai dari sikap maupun perilaku kesehariannya. Semunya bisa dinilai, apakah sudah menjalankan semangat membangun dengan rasa cinta tersebut atau tidak?
Mereka yang mempunyai semangat membangun dengan rasa cinta, tentu dilandasi dengan sifat ikhlas. Karena antara cinta dan ikhlas itu sangat dekat. Orang yang mencintai dengan ikhlas, tidak akan pernah pudar, meski terjadi sesuatu dalam perjalanan cintanya tersebut. Dengan sikap itu, mestinya seseorang yang mencintai dengan ikhlas, tidak mengharapkan sesuatu atas apa yang telah diberikan. Tetapi semuanya dilakukan demi apa yang dicintainya tersebut.
Membangun dengan rasa cinta, bisa mencontoh pada sosok seorang ibu dan ayah yang membesarkan anak-anaknya. Seorang ibu dan ayah memberikan kasih sayang kepada anaknya, tidak pernah mengharap akan kembali. Meskipun sang anak, tanpa diminta pasti akan kembali memberikan kasih sayangnya kepada orang tuanya. Itulah konsep membangun dan membesarkan dengan rasa cinta yang sesungguhnya.
Bagi masyarakat Kabupaten Brebes, membangun dengan rasa cinta, bisa diwujudkan dengan mematuhi semua peraturan daerah yang ada. Seperti perizinan, retribusi dan menjaga lingkungan di sekitarnya dengan baik. Termasuk juga turut mengawasi jalannya pembangunan yang dilakukan pemerintah. Mereka yang cuek, tidak perhatian, apatis terhadap lingkungan sekitar, berarti tidak memiliki rasa cinta terhadap daerahnya. Meski kecil, namun jika dilakukan dengan rasa cinta yang tulus, akan sangat berarti bagi pembangunan daerah.
Bagi rekanan pemerintah, tentu selain mereka juga mengharapakan keuntungan, juga pasti akan membangun dengan kualitas dan hasil akhir yang baik. Ketika hasilnya baik, maka masyarakat akan menilai bahwa rekanan tersebut telah membangun dengan rasa cinta. Begitu pula sebaliknya, jika hasilnya jelek, maka semua orang pasti akan menilai bahwa rekana tersebut tidak membangun dengan cinta, tetapi hanya mengejar keuntungan saja.
Bagi seorang pejabat pemerintah, tentunya dalam menerapkan rasa cinta itu adalah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Karena tugas mereka memang melayani semua kebutuhan masyarakat. Jangan sampai terjadi sebaliknya, mereka yang meinta dilayani, yang seharusnya melayani. Selain itu, sebagai pengambil kebijakan, mereka juga mampu membuat kebijakan yang benar-benar bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat secara langsung.
Itu semua, setelah Hari Jadi berlangsung, dari sekarang ini bisa dinilai oleh masyarakat. Apa yang terjadi setelah peringatan Hari Jadi? Lihat saja nanti. (*)
Tema yang diusung pun cukup menyentuh, yakni membangun Brebes dengan rasa cinta. Tentu saja, dengan tema ini yang diharapkan adalah semua elemen masyarakat turut serta dalam pembangunan, dengan semangat cinta akan daerahnya. Sehingga pembangunan pun akan berjalan lancar dan baik, serta tepat sasaran sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Mungkinkah semangat itu bisa diwujudkan, usai peringatan Hari Jadi berlangsung?
Tentu untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut, masih harus menunggu satu tahun berikutnya. Apakah benar-benar semuanya sudah membangun Brebes dengan rasa cinta atau tidak. Atau justru sebaliknya, tidak mampu membangun tetapi malah merusak dengan penuh kebencian. Memang, semuanya dikembalikan kepada komitmen masing-masing individu yang bersangkutan.
Tentunya, yang bisa dinilai setelah Hari Jadi ini yang paling gampang adalah dari jajaran eksekutif dan legislatif, termasuk juga rekanan yang turut serta dalam proses pembangunan secara langsung. Masyarakat sendiri juga bisa dinilai, mulai dari sikap maupun perilaku kesehariannya. Semunya bisa dinilai, apakah sudah menjalankan semangat membangun dengan rasa cinta tersebut atau tidak?
Mereka yang mempunyai semangat membangun dengan rasa cinta, tentu dilandasi dengan sifat ikhlas. Karena antara cinta dan ikhlas itu sangat dekat. Orang yang mencintai dengan ikhlas, tidak akan pernah pudar, meski terjadi sesuatu dalam perjalanan cintanya tersebut. Dengan sikap itu, mestinya seseorang yang mencintai dengan ikhlas, tidak mengharapkan sesuatu atas apa yang telah diberikan. Tetapi semuanya dilakukan demi apa yang dicintainya tersebut.
Membangun dengan rasa cinta, bisa mencontoh pada sosok seorang ibu dan ayah yang membesarkan anak-anaknya. Seorang ibu dan ayah memberikan kasih sayang kepada anaknya, tidak pernah mengharap akan kembali. Meskipun sang anak, tanpa diminta pasti akan kembali memberikan kasih sayangnya kepada orang tuanya. Itulah konsep membangun dan membesarkan dengan rasa cinta yang sesungguhnya.
Bagi masyarakat Kabupaten Brebes, membangun dengan rasa cinta, bisa diwujudkan dengan mematuhi semua peraturan daerah yang ada. Seperti perizinan, retribusi dan menjaga lingkungan di sekitarnya dengan baik. Termasuk juga turut mengawasi jalannya pembangunan yang dilakukan pemerintah. Mereka yang cuek, tidak perhatian, apatis terhadap lingkungan sekitar, berarti tidak memiliki rasa cinta terhadap daerahnya. Meski kecil, namun jika dilakukan dengan rasa cinta yang tulus, akan sangat berarti bagi pembangunan daerah.
Bagi rekanan pemerintah, tentu selain mereka juga mengharapakan keuntungan, juga pasti akan membangun dengan kualitas dan hasil akhir yang baik. Ketika hasilnya baik, maka masyarakat akan menilai bahwa rekanan tersebut telah membangun dengan rasa cinta. Begitu pula sebaliknya, jika hasilnya jelek, maka semua orang pasti akan menilai bahwa rekana tersebut tidak membangun dengan cinta, tetapi hanya mengejar keuntungan saja.
Bagi seorang pejabat pemerintah, tentunya dalam menerapkan rasa cinta itu adalah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Karena tugas mereka memang melayani semua kebutuhan masyarakat. Jangan sampai terjadi sebaliknya, mereka yang meinta dilayani, yang seharusnya melayani. Selain itu, sebagai pengambil kebijakan, mereka juga mampu membuat kebijakan yang benar-benar bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat secara langsung.
Itu semua, setelah Hari Jadi berlangsung, dari sekarang ini bisa dinilai oleh masyarakat. Apa yang terjadi setelah peringatan Hari Jadi? Lihat saja nanti. (*)
Komentar
Posting Komentar