Waspada Cuaca

Ombak di laut utara Pulau Jawa saat ini tengah besar, hingga tiga meter lebih. Sejumlah nelayan pun telah diimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu, khususnya nelayan dengan perahu kecil. Karena jika dipaksakan, bisa mengakibatkan bahwa. Begitu pula dengan obyek wisata pantai, juga diimbau untuk melarang pengunjungnya berenang di laut. Karena ombak yang muncul bisa tiba-tiba besar. Cuaca di wilayah Pantura saat ini memang sedang tidka bersahabat.
Seperti kejadian yang baru saja terjadi di Pantai Munjung Agung, Kramat Kabupaten Tegal. Sebanyak enam ABG dikabarkan terseret ombak laut Pantura yang cukup besar. Tiga orang di antaranya tewas terseret ombak Pantura, sementara tiga orang lainnya selamat. Peristiswa ini tentu menjadi berita besar bagi masyarakat pesisir, bahwa ombak di pantai saat ini memang sedang besar. Jika tidak berhati-hati, bisa bernasib apes seperti yang dialami para ABG tersebut.
Imbauan yang disampaikan oleh dinas terkait, memang sudah kerap dilakukan. Namun tetap saja ada korban akibat ketidakhati-hatian tersebut, tidak waspada terhadap imbauan yang ada. Mungkin sebagian orang menganggap, imbauan itu hanya sekedar imbauan, bukan larangan. Sehingga mereka yang suka bertindak nekat, tidak mau memperhatikan imbauan tersebut. Toh, itu hanya imbauan, bukan larangan.
Apalagi bagi anak-anak yang baru gede (ABG), yang kadang masih "pecicilan", yang masih mencari jati diri. Kadang berbuat nekat tanpa mempedulikan efek yang ditimbulkan di belakangnya. Seperti dalam peristiwa tadi, mungkin awalnya hanya gagah-gagahan, mau menunjukkan bahwa dia bisa berenang di laut. Namun yang namanya bahaya, kapan saja bisa datang mengancam tanpa mereka ketahui. Itu yang kemungkinan tidak mereka sadari. Namun peristiwa itu sudah terjadi, bahkan jasad dua korban terseretnya ombak Pantura itu ada yang belum ditemukan.
Tentunya orang tua korban tidak ingin anaknya meninggal secepat itu. Mereka jelas terpukul dengan peristiwa tersebut. Andai waktu bisa diputar ulang, tentunya mereka akan melarang anak-anaknya untuk berenang di laut. Namun kenyataannya waktu tidak bisa diputar ulang. Hanya penyesalan dan penyesalan yang bisa disampaikan. Apa daya, peristiswa sudah terjadi.
Tentunya, peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi orang lain. Betapa waspada itu penting untuk dilakukan, berhati-hati saat melakukan kegiatan apa pun. Apalagi ketika cuaca tidak sednag bersahabat, seperti yang terjadi saat ini. Imbauan atau pun peringatan yang disampaikan piahk berwenang, harus dipatuhi. Karena imbauan itu bukan sekedar imbauan, tapi berdasarkan perkiraan cuaca, yang kadang cukup akurat. Apalagi jika tanda-tanda alam, seperti yang diperkirakan menunjukkan peristiswa itu akan terjadi.
Hujan deras yang disertai angin kencang, masih sering terjadi. Puting beliung beberapa kali menyambar sejumlah wilayah pedesaan dan kota. Kerugian akibat peristiswa itu cukup besar, bahkan pemerintah pun harus ikut turun tangan. Begitu pula dengan ombak di luatan, yang setiap saat terjadi. Semua instnasi tentunya yang memiliki data, akan langsung menyampaikan imbauan atau pun kewaspadaan atas cuaca yang terjadi saat itu, termasuk kemungkinan-kemungkinan lain.
Karenanya, jangan anggap remeh imbauan atau pun kewaspadaan yang telah disampaikan instansi terkait. Dan mungkin yang perlu dilakukan, adalah ketegasan aparat di lapangan, seperti di tempat-tempat wisata pantai. Ketika ada imbauan untuk tidak berenang, lebih baik dicegah secara paksa bagi mereka yang nekad berennag di laut. Hal itu perlu dilakukan, untuk mencegah terjadinya korban akibat cuaca yang sedang tidak bersahabat. (*)

Komentar

Postingan Populer