Mengharap Kado Terbaik

Hari ini Korps Pegawai Republik Indonesia merayakan hari jadinya yang ke-40. Sebagai abdi negara, tentunya kado yang diminta masyarakat adalah pelayanan yang terbaik. Sebuah kado yang sangat diharapkan oleh setiap warga negara. Tentunya kado itu tidak harus mahal, tidak dengan membangun gedung yang mewah atau fasilitas yang wah. Cukup dengan pelayanan yang nyaman, dan tidak bertele-tele.
Kenapa pelayanan yang terbaik itu diminta menjadi kado? Bukankah selama ini masyarakat sudah terbiasa mendapat pelayanan dari para abdi negara ini? Masihkah kurang pelayanan yang mereka berikan kepada masyarakat? Sehingga masyarakat begitu mengharapkan kado tersebut? Sementara kado apa yang harus diberikan masyarakat kepada para abdi negara ini. Mereka juga harus diakui, telah bekerja maksimal hingga semuanya bisa terlayani.
Bukan apa-apa, permintaan itu disampaikan karena memang rakyat jarang mendapatkan pelayanan yang terbaik. Justru sebaliknya, mendapat pelayanan yang kurang memuaskan. Ini bukan justifikasi, tetapi berdasarkan fakta di lapangan, yang masih dijumpai pelayanan yang tidak memuaskan. Mulai dari pelayanan yang paling dasar, seperti pembuatan KTP, KK, akta, perizinan, kesehatan dan lainnya. Sering kali masyarakat mengeluhkan atas pelayanan tersebut.
Keluhan dan keluhan, mungkin menjadi kado yang diberikan masyarakat dari peringatan HUT Korpri ke-40 tersebut. Harus diakui, keluhan adalah menu utama yang sehari-hari dimakan para abdi negara. Hingga seakan, ketika ada keluhan itu sudah biasa, tak perlu dihiraukan. Karena memang kebiasaan masyarakat itu selalu mengeluh kepada pelayanan yang diberikan para abdi negara. Sehingga keluhan itu tidak perlu direwes, tidak perlu ditanggapi.
Kado yang diminta masyarakat kepada abdi negara adalah pelayanan terbaik dan kado yang diberikan masyarakat adalah keluhan. Seperti apa yang diminta dan diberikan sama-sama tidak menyenangkan. Terlalu menuntut dan mengada-ada, mau enaknya saja. Tidak tahukah bahwa seorang abdi negara itu sudah berkoban banyak, korban tenaga, waktu dan pikiran untuk melayani jutaan warganya. Itu semua dijalaninya sebagai abdi negara, yang sudah menjadi kewajiban, tanpa diminta. Jadi jangan banyak mengeluh dan meminta yang bukan pada tempatnya.
Itu permintaan kado dari para abdi negara. Jangan memberi keluhan, dan jangan meminta sesuatu yang tidak mungkin. Cobalah mengerti, sesekali memberikan kado yang menyenangkan, seperti kenaikan gaji dan fasilitas yang mewah. Dan sekali lagi, tidak ada keluhan atau pun permintaan yang tidak-tidak oleh masyarakat. Masyarakat sudah dilayani dengan sepenuh hati, semuanya sudah dijalankan sesuai dengan aturan. Tidak usah banyak protes, apalagi meminta yang bukan haknya.
Apakah berlebihan, ketika masyarakat meminta kado seperti itu? Terlalu mengada-ada atau kah memang masyarakat harus tunduk dan patuh pada abdi negara? Apa yang disampaikan dan apa yang diperbuat, toh semuanya demi negara. Semuanya demi negara, yang telah membangun sebuh pemerintahan dan abdi-abdinya, yang dipilih dari masyarakat yang terbaik. Jadi dijamin pelayanan yang diberikan juga menjadi pelayanan yang terbaik dari negara.
Tidak diragukan lagi, bahwa abdi negara yang ada ini merupakan pilihan yang terbaik. Sebelum diangkat menjadi pamong praja, mereka harus mengikuti sejumlah tes kemampuan, mulai dari kemampuan akademik hingga kemampuan teknis lainnya. Mereka bukan orang sembarangan, yang bisa dituntut ke sana-kemari, karena mereka sudah bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Tetapi, apakah masyarakat tidak boleh meminta kado yang terbaik dari mereka. Mereka yang telah terpilih menjadi abdi negara? Minta dilayani dengan baik, agar tidak ada lagi keluhan dan keluhan. Masyarakat pun tentu harus melakukan sesuai dengan tata aturan, bukan hanya ingin mencari untungnya saja atau mencari enaknya saja.
Yang pasti, dari HUT Korpri ke-40 ini, masyarakat hanya minta kado yang terbaik, berupa pelayanan terbaik. Bukan apa-apa. (*)

Komentar

Postingan Populer