Mogok Maka:N

Mogok makan? Wah, kebetulan mengurangi konsumsi makanan di rumah. Itu pandangan pemikiran yang pendek, saat ada anggota keluarga atau pun satu kelompok yang akan mogok makan. Apalagi jika mogok makan itu dilakukan selama beberapa hari. Namun, mogok makan yang satu ini berbeda, bukan hanya sekedar mengurangi konsumsi makan di dalam keluarga saja, tetapi ada maksud lain yang ditujukan. Seperti yang dilakukan Sartono, seorang aktivis yang juga guru, yang menuntut ada keadilan dan penuntasan kasus-kasus korupsi. Aksi serupa juga sering didengar, baik di Jakarta muapun juga di kota-kota lainnya. Bahkan di sejumlah negara juga ada yang melakukan aksi mogok makan, bahkan adanya sampai benar-benar berhenti makan untuk selamanya, alias sampai meninggal. Aksi mogok makan ini, memang biasanya menjadi perhatian dan sorotan media. Apalagi jika dilakukan oleh beberapa orang, yang diwarnai dengan aksi yang mendukungnya, yakni aksi jahit mulut. Menjadi sorotan, karena aksi mogok makan ini tergolong aksi nekat dan berbahaya, tentu saja berbahaya bagi yang melakukannya. Karena ujungnya bisa berakhir pada kematian, minimal berujung di rumah sakit. Mogok makan, mungkin tidak berefek langsung kepada orang lain. Karena memang yang merasakan lapar hanya dia yang mogok makan saja. Orang lain tak merasakan lapar atau pun perut jadi ikut keroncongan. Tapi justru menjadi iba dan trenyuh, kok ya mau melakukan mogok makan, hanya untuk menuntut sesuatu kepada orang lain. Toh, belum tentu apa yang diinginkan atau yang menjadi tuntutan itu dikabulkan. Yang diperolah hanya lapar saja, atau paling tidak mendapat simpati dari orang lain. Bagi seorang anak yang melakukan aksi mogok makan, biasanya dilakukan untuk minta sesuatu kepada orang tuanya. Biasanya, aksi mogok makan itu dilakukan dengan emosi dan disampaikan langsung kepada orang tuanya. Biasanya dilakukan di dalam kamar sendirian, dan ditutup tanpa melakukan aktivitas yang berarti. Dan mogok makan itu akan diakhiri ketika permintaannya dipenuhi atau paling tidak dijanjikan suatu saat. Sepertinya, aksi mogok makan ini memang meniru aksi mogok makan yang dilakukan seorang anak kepada orang tuanya. Dalam aksi mogok makan yang dilakukan aktivis juga sama, meminta sesuatu agar segera dilakukan orang tuanya, dalam hal ini adalah pemerintah. Namun yang dipinta bukan barang atau uang untuk keperluan pribadi, tetapi pada kebijakan atau pun tindakan tegas dari pemerintah, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif atas suatu persoalan tertentu yang dituntut sang pelaku aksi mogok makan. Kalau aksi mogok makan yang dilakukan sang anak kepada orang tua biasanya cepat berakhir, karena biasanya orang tuanya langsung menuruti kemauan sang anak. Orang tua biasanya merasa khawatir terjadi sesuatu terhadap anaknya tersebut. Sehingga buru-buru dipenuhi, agar aksi mogok makan itu segera dihentikan. Namun yang dilakukan aktivis yang melakukan aksi mogok makan, sepertinya jarang sekali yang dipenuhi langsung oleh pemerintah. Paling banter hanya diberi janji dengan jangka waktu tertentu. Itu pun jika tuntutan yang sampaikan bisa direalisasikan atau masuk akal. Pelaku aksi mogok makan, tentu bukan bermaksud hanya untuk sekedar mencari popularitas saja. Apalagi hanya untuk menyakiti diri sendiri, dengan merasakan lapar dan perut keroncongan. Tetapi dia memiliki semangat dan perjuangan yang tinggi. Karena memang yang dipinta, bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi untuk kepentingan bersama. Ini yang harus diapresiasi. Meski banyak pula yang mencemooh, hanya menyakiti diri sendiri, toh belum tentu apa yang disuarakan itu didengar. Bagi yang bersimpati dengan aksi mogok makan, bahwa perjuangan membutuhkan pengorbanan, termasuk mengorbankan diri sendiri. Hal itu dilakukan, agar yang diatas, yang dianggap sebagai orang tua mau mendengar jeritan anak-anaknya, jeritan orang-orang kecil, yang sering tidak didengar. Namun satu hal yang perlu diingat, bahwa aksi mogok makan itu, bukan berarti harus mogok makan untuk selama-lamanya atau sampai mati. Cukup membuat perut lapar saja, hingga suara dan tuntutan itu didengar. Tidak harus mogok makan itu menjadi mogok maka:n (baca end). (*)

Komentar

Postingan Populer