Reshuffle Lagi
Selama Orde Reformasi, masyarakat sering diributkan dengan istilah reshuffle kabinet. Istilah ini mulai populer saat pemerintahan Soeharto mulai kehilangan kepercayaan dari rakyat, hingga akhirnya Soeharto pun turun dari jabatannya. Begitu pula saat BJ Habibie menjadi Presiden, juga tak lepas dari adanya reshuffle kabinet yang dibentuknya. Setelah Habibie, Presiden Gus Dur justru sering melakukan reshuffle, termasuk penggantinya Megawati.
Pada masa pemerintaha SBY, reshuffle pun tak terelakkan. Bahkan pada masa jabatan SBY yang pertama, terjadi reshuffle kabinet sebanyak dua kali. Kini, wacana itu kembali muncul dan semakin kuat pada masa jabatan SBY kedua. Banyak yang menebak-nebak, siapa saja yang bakal direshuffle, dan siapa yang akan menggantikannya.
Dalam setiap pemerintahan, reshuffle itu bisa saja dilakukan kapan saja. Tergantung kemauan sang presiden atau juga karena ada tekanan dari pihak lain. Maklum, pemerintahan yang berdasarkan koalisi sejumlah partai, memang harus bisa mendengarkan keinginan dari partai-partai tersebut. Apalagi jika partai sang presiden bukan partai pemenang pemilu, seperti pada saat Gus Dur jadi presiden dan pemerintahan pertama SBY. Sehingga saat itu, reshuffle kabinet lebih banyak karena ada desakan atau pun dorongan dari partai koalisi.
Namun isu reshuffle kabinet sekarang ini sedikit berbeda, di mana Presiden SBY yang diusung Partai Demokrat, merupakan partai pemenang Pemilu mempunyai kedudukan yang lebih kuat. Sehingga meski SBY diusung banyak partai saat Pilpres lalu, kewenangan SBY untuk memilih menteri sebagai anggota kabinet, lebih leluasa dibandingkan dengan periode sebelumnya. Justru partai-pratai koalisi yang merasa kelabakan, jika salah satu atau kader-kadernya yang ada di kabinet yang masuk dalam daftar reshuffle kabinet.
Betapa tidak, jabatan menteri merupakan jabatan yang cukup bergengsi bagi seorang pejabat partai. Selain sebagai pamor bergengsi, juga sebagai bukti eksistensi partai tersebut di tengah masyarakat. Dan tentunya, juga sebagai ajang untuk memperoleh aliran dana untuk menghidupi partai. Karenanya tak heran, jika masing-masing partai anggota koalisi pun meminta agar jatah kadernya di kabinet sebanyak mungkin. Sehingga ketika ada rencana reshuffle, sejumlah partai pun, selain berharap akdernya tak dibuang, juga berharap ketika ada menteri yang diganti, penggantinya bisa diambil dari pratainya. Bahkan wacana reshuffle beberapa waktu lalu, sejumlah partai politik yang tidak masuk koalisi pun diisukan akan masuk. Namun wacana itu tidak jadi terlaksana. Mungkin karena pertimbangan tertentu.
Kini, setelah terjadi sejumlah kasus dan desakan dari sejumlah kalangan, nampaknya SBY menunjukkan rencana bakal adanya reshuffle tersebut. Hal itu disampaikan sejumlah orang dekatnya, meski semuanya dikembalikan kepada SBY sebagai presiden yang memiliki hak prerogatif soal reshuffle tersebut. Entah kapan reshuffle itu akan dilakukan, sangat tergantung dari kepentingan SBY, yang saat ini kinerjanya dinilai sedang menurun. Sehingga bagaimana agar dukungan rakyat tetap tinggi, menjelang akhir masa jabatannya yang kedua tersebut. Tentunya SBY tak mau disebut gagal, apalagi untuk masa jabatan yang keduanya itu.
Sudah tentu, dari berbagai pertimbangan tersebut, isu reshuffle itu selain untuk menggenjot kinerja para anggota kabinetnya, juga dalam rangka meningkatkan kembali rating kepercayaan rakyat kepada SBY. SBY mempunyai kepenting sangat besar dalam rencana reshuffle tersebut. Sehingga tentunya, ketika reshuffle itu benar-benar dilakukan, dia tidak ingin salah pilih orang. Jika itu terjadi, bukan rating yang naik, namun justru rating akan kembali turun dan tingkat kepercayaan terhadap SBY pun semakin rendah. Dan ini adalah kesempatan bagi alwan-lawan SBY untuk menyerang dan bahkan berupaya untuk menjatuhkannya, meski hal ini kemungkinannya kecil.
Dari berbagai persoalan itu, yang harus menjadi catatan bagi SBY adalah bagaimana mencari orang yang terbaik untuk membangun Indonesia. Bukan karena tekanan atau pun kompromi-kompromi politik atau hanya karena pencitraan saja. SBY tentu punya banyak pengalaman dari wacana-wacana reshuffle kabinet sebelumnya. Dan mudah-mudahan, rencana reshuffle ini benar-benar bisa menjadi ajang pembuktian SBY kepada rakyat, bahwa apa yang dilakukan adalah hal yang terbaik buat bangsa dan rakyatnya. (*)
Komentar
Posting Komentar