Jelang Ramadan dan Lebaran
Oleh: M Riza Pahlevi
Kurang dari dua pekan umat Islam bakal memasuki bulan Ramadan. Bulan suci bagi umat Islam, karena di bulan itu umat Islam yang beriman diwajibkan untuk berpuasa satu bulan penuh. Sejumlah persiapan pun dilakukan untuk menyambut ibadah fisik tersebut. Meski lebih terlihat secara fisik, sejatinya iabadah puasa adalah ibadah mental, yang harus dijalankan dengan sepenuh hati. Banyak petuah yang telah disampaikan kiai, ustad untuk menghadapi Ramadan dan Labaran nanti.
Bulan Ramadan ini begitu istimewa dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Selain bagi umat Islam, sejumlah produk maupun acara di televisi dan radion pun bersiap menyambutnya. Bahkan sejumlah kebutuhan pokok masyarakat, seperti sembako sudah menyambutnya terlebih dahulu. Sambutannya cukup "bagus", yakni dengan kenaikan harga-harganya. Entah kenapa, setiap jelang Ramadan dan Lebaran sejumlah harga sembako mengalami kenaikan cukup signifikan. Alasan ekonomi biasanya mengatakan karena permintaan barang-barang itu meningkat, sehingga otomatis barang naik. Itu hukum ekonomi.
Bukan hanya sembako yang menyambut datangnya Ramadan dan Lebaran, sejumlah alat transportasi pun sudah jauh-jauh hari mempersiapkannya. Baik kereta apai, bus, pesawat terbang dan lainnya, pun dipersiapkan untuk menyambut tradisi mudik. Bahkan tiket kereta api saat ini sudah ludes diborong para calon pemudik dari Jakarta. Tradisi mudik setiap tahun ini pasti luar biasa. Selain alat transportasi kendaraan, sarana infrastrukturnya pun harus dipersiapkan. Seperti jalan dan jembatan yang ahrus bisa dilewati semua. Kalau tidak, jalanan bisa amcet sepanjang hari. Wong belum Lebaran saja, wilayah Kota Brebes sudah macet setiap ahri. Itu belum menyambut Lebaran, yang pengguna jalan tentunya lebih banyak lagi.
Sejumlah madrasah pun menyambut akhir tahun, yang dilakukan sebelum Ramadan dengan imtihan atau pelepasan siswa yang telah selesai menempuh pendidikan. Pelepasan itu dilakukan dengan pawai dan juga pengajian, dan tentu saja juga ngiras-ngirus menyambut Ramadan. Santri-santrinya, yang telah belajar pun diminta tampil untuk menunjukkan hasilnya setelah belajar selama setahun terakhir. Kegiatan yang positif, untuk menutup akhir tahun pelajaran di madrasah.
Televisi, sebagai produk yang hampir ada di setiap rumah pun tak ketinggalan. Sejumlah stasiun televisi pun telah menyiapkan sejumlah program untuk Ramadan dan Lebaran. Tentunya yang berbau Islami, baik itu sinetron, siaran langsung maupun komedi dan kuis Ramadan. Tayangan pengajian yang disi ustadz pun telah disiapkan, dengan berbagai macam gaya dan cara. Sejumlah produk yang biasanya laris manis saat Ramadan dan Lebaran pun mulai dipromosikan, seperti sarung dan baju muslim. Begitu pula dengan makanan dan minuman. Sejumlah artis dan musisi pun secara khusus menyiapkan lagu-lagu bernuansa Islami untuk Ramadan dan Lebaran. Pokoknya Ramadan ini disambut luar biasa oleh semua lapisan masyarakat, bukan hanya oleh umat Islam saja.
Dalam khotbah-khotbah di masjid, pengajian-pengajian akhir tahun pun para kiai dan ustadz menyampaikan kedatangan bulan suci tersebut kepada umat Islam. Yang intinya umat Islam ahrus siap menyambut datangnya bulan suci itu dengan bahagia, dengan senang. Serta memanfaatkan bulan suci itu untuk beribadah dan bertobat secara maksimal.
lantas bagaimana dengan pribadi muslim itu sendiri? Sudahkah secara mental siap menjalankan ibadah puasa. Atau jangan-jangan hanya menyambutnya saja tanpa melakukan kewajibannya. Puasa, bagi sebagian orang mungkin adalah ibadah yang gampang, tinggal menahan lapar dan haus dari waktu subuh hingga maghrib. Namun banyak yang tidak kuat dengan berbagai alasan. Namun di luar itu, yang dinilai paling penting adalah menjaga hawan nafsu selama puasa. Mampukan nafsu kita terjaga selama puasa?
Yang jelas, puasa memang berat godaan dan cobaannya. Masing-masing orang punya cara dalam menyambut dan menjalani bulan yang penuh dengan tantangan ini. Mereka yang mampu menjalani dengan baik, akan mendapatkan kesucian kembali, yang dirayakan dengan Idul Fitri. Idul Fitri atau Lebaran ini bukan hanya sekedar hari raya, tapi lebih pada hari kemerdekaan bagi setiap umat Islam yang mampu memenangkan perjuangan selama satu bulan tersebut. Jadi, jelang Ramadan dan Lebaran ini, sudahkah kita siap menyambut dan menjalankannya? Hanya Anda sendiri yang mampu menjawabnya. (*)
Kurang dari dua pekan umat Islam bakal memasuki bulan Ramadan. Bulan suci bagi umat Islam, karena di bulan itu umat Islam yang beriman diwajibkan untuk berpuasa satu bulan penuh. Sejumlah persiapan pun dilakukan untuk menyambut ibadah fisik tersebut. Meski lebih terlihat secara fisik, sejatinya iabadah puasa adalah ibadah mental, yang harus dijalankan dengan sepenuh hati. Banyak petuah yang telah disampaikan kiai, ustad untuk menghadapi Ramadan dan Labaran nanti.
Bulan Ramadan ini begitu istimewa dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Selain bagi umat Islam, sejumlah produk maupun acara di televisi dan radion pun bersiap menyambutnya. Bahkan sejumlah kebutuhan pokok masyarakat, seperti sembako sudah menyambutnya terlebih dahulu. Sambutannya cukup "bagus", yakni dengan kenaikan harga-harganya. Entah kenapa, setiap jelang Ramadan dan Lebaran sejumlah harga sembako mengalami kenaikan cukup signifikan. Alasan ekonomi biasanya mengatakan karena permintaan barang-barang itu meningkat, sehingga otomatis barang naik. Itu hukum ekonomi.
Bukan hanya sembako yang menyambut datangnya Ramadan dan Lebaran, sejumlah alat transportasi pun sudah jauh-jauh hari mempersiapkannya. Baik kereta apai, bus, pesawat terbang dan lainnya, pun dipersiapkan untuk menyambut tradisi mudik. Bahkan tiket kereta api saat ini sudah ludes diborong para calon pemudik dari Jakarta. Tradisi mudik setiap tahun ini pasti luar biasa. Selain alat transportasi kendaraan, sarana infrastrukturnya pun harus dipersiapkan. Seperti jalan dan jembatan yang ahrus bisa dilewati semua. Kalau tidak, jalanan bisa amcet sepanjang hari. Wong belum Lebaran saja, wilayah Kota Brebes sudah macet setiap ahri. Itu belum menyambut Lebaran, yang pengguna jalan tentunya lebih banyak lagi.
Sejumlah madrasah pun menyambut akhir tahun, yang dilakukan sebelum Ramadan dengan imtihan atau pelepasan siswa yang telah selesai menempuh pendidikan. Pelepasan itu dilakukan dengan pawai dan juga pengajian, dan tentu saja juga ngiras-ngirus menyambut Ramadan. Santri-santrinya, yang telah belajar pun diminta tampil untuk menunjukkan hasilnya setelah belajar selama setahun terakhir. Kegiatan yang positif, untuk menutup akhir tahun pelajaran di madrasah.
Televisi, sebagai produk yang hampir ada di setiap rumah pun tak ketinggalan. Sejumlah stasiun televisi pun telah menyiapkan sejumlah program untuk Ramadan dan Lebaran. Tentunya yang berbau Islami, baik itu sinetron, siaran langsung maupun komedi dan kuis Ramadan. Tayangan pengajian yang disi ustadz pun telah disiapkan, dengan berbagai macam gaya dan cara. Sejumlah produk yang biasanya laris manis saat Ramadan dan Lebaran pun mulai dipromosikan, seperti sarung dan baju muslim. Begitu pula dengan makanan dan minuman. Sejumlah artis dan musisi pun secara khusus menyiapkan lagu-lagu bernuansa Islami untuk Ramadan dan Lebaran. Pokoknya Ramadan ini disambut luar biasa oleh semua lapisan masyarakat, bukan hanya oleh umat Islam saja.
Dalam khotbah-khotbah di masjid, pengajian-pengajian akhir tahun pun para kiai dan ustadz menyampaikan kedatangan bulan suci tersebut kepada umat Islam. Yang intinya umat Islam ahrus siap menyambut datangnya bulan suci itu dengan bahagia, dengan senang. Serta memanfaatkan bulan suci itu untuk beribadah dan bertobat secara maksimal.
lantas bagaimana dengan pribadi muslim itu sendiri? Sudahkah secara mental siap menjalankan ibadah puasa. Atau jangan-jangan hanya menyambutnya saja tanpa melakukan kewajibannya. Puasa, bagi sebagian orang mungkin adalah ibadah yang gampang, tinggal menahan lapar dan haus dari waktu subuh hingga maghrib. Namun banyak yang tidak kuat dengan berbagai alasan. Namun di luar itu, yang dinilai paling penting adalah menjaga hawan nafsu selama puasa. Mampukan nafsu kita terjaga selama puasa?
Yang jelas, puasa memang berat godaan dan cobaannya. Masing-masing orang punya cara dalam menyambut dan menjalani bulan yang penuh dengan tantangan ini. Mereka yang mampu menjalani dengan baik, akan mendapatkan kesucian kembali, yang dirayakan dengan Idul Fitri. Idul Fitri atau Lebaran ini bukan hanya sekedar hari raya, tapi lebih pada hari kemerdekaan bagi setiap umat Islam yang mampu memenangkan perjuangan selama satu bulan tersebut. Jadi, jelang Ramadan dan Lebaran ini, sudahkah kita siap menyambut dan menjalankannya? Hanya Anda sendiri yang mampu menjawabnya. (*)
Komentar
Posting Komentar