Kunjungan Menteri
Oleh: M Riza Pahlevi
Menjadi salah satu tugas pejabat untuk turun dan melihat langsung rakyatnya yang ada di bawah. Sehingga tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang dibutuhkan rakyatnya saat ini. Istilah protokolernya mungkin kunjungan kerja atau pun inspeksi mendadak. Dan tentunya, dari hasil kunjungan itu akan didapat sebuah formulasi atau pun solusi atas suatu masalah yang tengah dihadapi rakyatnya yang dikunjungi tersebut.
Kunjungan kerja itu termasuk juga dilakukan seorang menteri, yang harus sering turun ke lapangan untuk melihat langsung nasib rakyatnya. Kunjungan menteri itu bisa dilakukan sebagai kunjungan kerja, atau pun inspeksi mendadak ataupun kunjungan tak resmi. Bahkan juga bisa sebagai kader sebuah partai, yang menaungi dirinya dan mengantarkannya menjadi seorang menteri. Tak masalah, toh jabatan menteri itu melekat pada sosok tersebut.
Dan Kabupaten Brebes ternyata menjadi kabupaten yang sering dikujungi menteri. Tengok saja, Jumat, 19 Agustus kemarin Menko Kesra Agung Laksono berkunjung ke Brebes. Kunjungan menteri dari Partai Golkar ini dalam rangka sejumlah program dan juga melihat langsung kondisi rakyat Brebes, khususnya menjelang Lebaran 2011. Banyak usulan dan keluhan yang disampaikan kepada menteri yang datang langsung tersebut. Dan hampir pasti, jawaban dari sang menteri itu akan mengusahakan atau menjanjikannya atas keluhan maupun usulan yang disampaikan rakyat.
Setelah itu, apakah benar-benar direalisasikan atau dilupakan, belum ada data yang valid untuk menjawab pertanyaan tersebut. Perlu investigasi lebih lanjut dan menanyakan langsung ke dinas yang bersangkutan. Persoalannya ini patut dipertanyakan, karena setiap kunjungan resmi dari seorang menteri, pasti membutuhkan dana yang cukup besar dari pemerintah daerah yang dikunjunginya. Selain untuk acara seremonial penyambutannya, juga tetek bengek yang mengikuti di setiap kunjungan seorang menteri tersebut. Dan hampir dipastikan, sedikitnya seratusan juta rupiah wajib dikeluarkan pemerintah daerah saat menyambut menteri tersebut.
Berdasarkan catatan, mungkin sudah ada belasan menteri yang berkunjung ke Brebes. Terakhir, sebelum kedatangan Menko Kesra Agung Laksono, ssebelumnya Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta juga mengunjungi Brebes dalam rangka penanaman 80 ribu mangrove di Pantai Randusanga Kulon. Beberapa waktu sebelumnya, Wakil Menteri PU Hermanto Dardak juga meninjau pembangunan jalan dan jembatan di Pantura Brebes. Menteri Pertanian Ir Suswono MMA juga mengunjungi Terminal Agrobisnis di Kecamatan Larangan, bahkan sempat memborong bawang merah satu truk.
Begitu juga dengan Menteri Pembangunan Daerah tertinggal, Helmy Faishal Zaini juga berkunjung ke Tegalglagah. Menteri Perhubungan Freddy Numberi juga sempat datang ke Brebes. Menteri Agama Surya Dharma Ali juga sempat mengunjungi Ponpes Al Hikmah Benda Sirampog, serta Menteri Pendidikan M Nuh yang mengunjungi Al Falah Jatirokeh. Menko Perekonomian Hatta Rajasa juga berkunjung ke Brebes dalam rangka kegiatan BRI di Alun-alun. Serta sejumlah menteri yang lain. Mungkin hanya Menteri Luar Negeri saja yang tak akan berkunjung ke Brebes. Kecuali ada kunjungan kepala negara dari luar negeri yang datang ke Brebes, bisa saja Menteri Luar Negeri RI ikut mendampinginya. Kemudian ketika Jusuf Kalla menjabat wakil presiden, juga beberapa kali mengunjungi Brebes.
Dengan banyaknya kunjungan menteri ke Kabupaten Brebes, boleh dikatakan mungkin Kabupaten Brebes yang paling banyak dikunjungi dibanding kabupaten atau kota di sekitarnya. Sering dikunjungi menteri ini, apakah suatu kebanggaan atau sebaliknya. Karena kedatangan para menteri itu, pasti pulang dengan membawa sejumlah persoalan dari rakyat Brebes.
Apa yang didapat masyarakat Brebes dari kunjungan para menteri itu? Hanya sekedar janji atau program kerja yang entah kapan direalisasikan? Mereka yang dulu menyampaikan keluhan atau pun usulan, sepertinya tak bisa menagih janji kepada bapak-bapak menteri yang dulu datang menyambanginya. Bukan karena tak berani, tetapi sudah dilupakan. Apa iya, dulu rakyatnya yang sudah dilupakan itu pernah menyampaikan usul maupun keluhan? Wajar kalau lupa, karena kunjungan dan pekerjaan yang dilakukan sang menteri itu sangat banyak. Jumlah kabupaten/kota di Indonesia saja mencapai 400 lebih. Jadi, kalau masing-masing kabupaten mengusulkan satu program saja, dipastikan minimal ada 400 program yang masuk ke meja menteri. Dan apakah semuanya akan direalisasikan? Tak tahulah, Pak Menteri sedang sibuk. (*)
Menjadi salah satu tugas pejabat untuk turun dan melihat langsung rakyatnya yang ada di bawah. Sehingga tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang dibutuhkan rakyatnya saat ini. Istilah protokolernya mungkin kunjungan kerja atau pun inspeksi mendadak. Dan tentunya, dari hasil kunjungan itu akan didapat sebuah formulasi atau pun solusi atas suatu masalah yang tengah dihadapi rakyatnya yang dikunjungi tersebut.
Kunjungan kerja itu termasuk juga dilakukan seorang menteri, yang harus sering turun ke lapangan untuk melihat langsung nasib rakyatnya. Kunjungan menteri itu bisa dilakukan sebagai kunjungan kerja, atau pun inspeksi mendadak ataupun kunjungan tak resmi. Bahkan juga bisa sebagai kader sebuah partai, yang menaungi dirinya dan mengantarkannya menjadi seorang menteri. Tak masalah, toh jabatan menteri itu melekat pada sosok tersebut.
Dan Kabupaten Brebes ternyata menjadi kabupaten yang sering dikujungi menteri. Tengok saja, Jumat, 19 Agustus kemarin Menko Kesra Agung Laksono berkunjung ke Brebes. Kunjungan menteri dari Partai Golkar ini dalam rangka sejumlah program dan juga melihat langsung kondisi rakyat Brebes, khususnya menjelang Lebaran 2011. Banyak usulan dan keluhan yang disampaikan kepada menteri yang datang langsung tersebut. Dan hampir pasti, jawaban dari sang menteri itu akan mengusahakan atau menjanjikannya atas keluhan maupun usulan yang disampaikan rakyat.
Setelah itu, apakah benar-benar direalisasikan atau dilupakan, belum ada data yang valid untuk menjawab pertanyaan tersebut. Perlu investigasi lebih lanjut dan menanyakan langsung ke dinas yang bersangkutan. Persoalannya ini patut dipertanyakan, karena setiap kunjungan resmi dari seorang menteri, pasti membutuhkan dana yang cukup besar dari pemerintah daerah yang dikunjunginya. Selain untuk acara seremonial penyambutannya, juga tetek bengek yang mengikuti di setiap kunjungan seorang menteri tersebut. Dan hampir dipastikan, sedikitnya seratusan juta rupiah wajib dikeluarkan pemerintah daerah saat menyambut menteri tersebut.
Berdasarkan catatan, mungkin sudah ada belasan menteri yang berkunjung ke Brebes. Terakhir, sebelum kedatangan Menko Kesra Agung Laksono, ssebelumnya Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta juga mengunjungi Brebes dalam rangka penanaman 80 ribu mangrove di Pantai Randusanga Kulon. Beberapa waktu sebelumnya, Wakil Menteri PU Hermanto Dardak juga meninjau pembangunan jalan dan jembatan di Pantura Brebes. Menteri Pertanian Ir Suswono MMA juga mengunjungi Terminal Agrobisnis di Kecamatan Larangan, bahkan sempat memborong bawang merah satu truk.
Begitu juga dengan Menteri Pembangunan Daerah tertinggal, Helmy Faishal Zaini juga berkunjung ke Tegalglagah. Menteri Perhubungan Freddy Numberi juga sempat datang ke Brebes. Menteri Agama Surya Dharma Ali juga sempat mengunjungi Ponpes Al Hikmah Benda Sirampog, serta Menteri Pendidikan M Nuh yang mengunjungi Al Falah Jatirokeh. Menko Perekonomian Hatta Rajasa juga berkunjung ke Brebes dalam rangka kegiatan BRI di Alun-alun. Serta sejumlah menteri yang lain. Mungkin hanya Menteri Luar Negeri saja yang tak akan berkunjung ke Brebes. Kecuali ada kunjungan kepala negara dari luar negeri yang datang ke Brebes, bisa saja Menteri Luar Negeri RI ikut mendampinginya. Kemudian ketika Jusuf Kalla menjabat wakil presiden, juga beberapa kali mengunjungi Brebes.
Dengan banyaknya kunjungan menteri ke Kabupaten Brebes, boleh dikatakan mungkin Kabupaten Brebes yang paling banyak dikunjungi dibanding kabupaten atau kota di sekitarnya. Sering dikunjungi menteri ini, apakah suatu kebanggaan atau sebaliknya. Karena kedatangan para menteri itu, pasti pulang dengan membawa sejumlah persoalan dari rakyat Brebes.
Apa yang didapat masyarakat Brebes dari kunjungan para menteri itu? Hanya sekedar janji atau program kerja yang entah kapan direalisasikan? Mereka yang dulu menyampaikan keluhan atau pun usulan, sepertinya tak bisa menagih janji kepada bapak-bapak menteri yang dulu datang menyambanginya. Bukan karena tak berani, tetapi sudah dilupakan. Apa iya, dulu rakyatnya yang sudah dilupakan itu pernah menyampaikan usul maupun keluhan? Wajar kalau lupa, karena kunjungan dan pekerjaan yang dilakukan sang menteri itu sangat banyak. Jumlah kabupaten/kota di Indonesia saja mencapai 400 lebih. Jadi, kalau masing-masing kabupaten mengusulkan satu program saja, dipastikan minimal ada 400 program yang masuk ke meja menteri. Dan apakah semuanya akan direalisasikan? Tak tahulah, Pak Menteri sedang sibuk. (*)
Komentar
Posting Komentar