Siap Jadi Presiden

Oleh: M Riza Pahlevi

Dalam beberapa hari ini, sejumlah pemberitaan menyebutkan sejumlah calon presiden yang akan maju dalam Pilpres 2014 mendatang. Itu berarti waktu Pilpres masih kurang tiga tahun lagi, tetapi bursa calon presiden sudah mulai menyeruak. Sementara SBY, secara konstitusi tidak mungkin mencalonkan diri lagi, karena sudah dua periode menjabat sebagai presiden.
Sebut saja Aburizal Bakrie, yang poster dan balihonya sudah banyak bermunculan. Ketua Umum Partai Golkar ini, meski belum secara resmi diusung menjadi calon presiden, tapi hampir dipastikan bakal diusung Partai Golkar sebagai calon presiden pada 2014 mendatang. Terakhir Sri Mulyani, mantan Menteri Keuangan ini diusung Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) sebagai calon presiden 2014 mendatang. Meski Partai SRI sendiri belum tentu lolos verifikasi sebagai peserta Pemilu 2014 mendatang.
Sementara kandidat lainnya, hingga saat ini masih belum muncul. Termasuk Ny Ani Yudhoyono, yang disebut-sebut sebagai calon pengganti SBY dari Partai Demokrat. Namun kepastian itu pun belum jelas, karena Partai Demokrat belum menentukan siapa calon presiden pengganti SBY untuk periode 2014-2019. Menurut petinggi Partai Demokrat, penentuan calon presiden akan dilakukan pada 2013 mendatang. Sejumlah ketua umum partai, dikabarkan juga menjadi calon presiden atau wakil presiden pada 2014 mendatang.
Dari Partai Gerindra, dikabarkan Prabowo Subianto akan maju lagi sebagai calon presiden, meski juga belum ada kepastian dari partai tersebut. Sementara Megawati Soekarno Putri, sepertinya tidak akan maju lagi dalam Pilpres mendatang. Mungkin sudah kapok, kalah dua kali oleh orang yang sama. Kabarnya, sang anak, Puan Maharani yang akan diusung untuk menggantikan dirinya. Namun itu baru kabar-kabar burung dalam dunia politik di Indonesia, yang kadang masih bersifat kekeluargaan. Jadi memang, untuk menajdi presiden itu tidak gampang, karena harus dekat dulu dengan presiden, sebagai anak, sebagai istri atau sebagai saudara presiden dulu. Atau paling tidak menajdi orang kepercayaan presiden sebelumnya, menjadi tangan kanannya dulu.
Siapa-siapa yang bakal menjadi calon presiden mendatang, nampaknya memang menjadi perhatian serius dari sejumlah partai politik. Karena untuk memperkenalkan kepada masyarakat butuh waktu yang cukup lama. Belum lagi dengan tebar pesona yang akan dilakukan para calon presiden tersebut. Sehingga masyarakat pun akan simpatik dan memilihnya saat Pilpres yang akan datang.
Sepertinya, kehidupan politik di Indonesia saat ini hanya sebatas pada siapa yang bakal menjadi presiden 2014-2019 mendatang. Rakyat sepertinya hanya diminta menilai dan kemudian memilih di antara calon presiden yang ada. Sementara apa yang dibutuhkan rakyat, sepertinya terlupakan dari para calon presiden tersebut. Masalah kemiskinan, pengangguran, pendidikan dan lainnya, hanya jadi isu kampanye saja. Sementara setelah menjadi presiden, isu yang dulu dijanjikan, terlupakan begitu saja. Itulah yang terjadi, ketika seorang yang dianggap tokoh hanya siap menjadi presiden saja, tanpa siap untuk menyejahterakan rakyatnya.
Siap menjadi presiden, mungkin bisa dilakukan setiap orang. Apalagi jika orang tersebut memiliki ambisi politik yang sangat besar. Namun ketika ditanyakan apakah siap untuk menyejahterakan rakyat, jawabannya pasti akan menunggu waktu yang lama. Jawaban itu dilakukan setelah dia menjadi presiden, dan mempunyai hak untuk mengutak-atik data kependudukan. Meski keadaan sama, bisa saja dikatakan naik kesejahteraannya. Kan dia lagi berkuasa, bisa mengubah apa yang diinginkannya.
Dan rupanya, siap menjadi presiden juga merembet ke kekuasaan di tingkat bawahnya. Yakni siap menjadi gubernur, siap jadi bupati atau walikota. Semuanya dipersiapkan sejak sekarang. Mulai dari pemasangan baliho, hingga safari ke seluruh pelosok desa. Mulai dari bagi-bagi sembako, hingga bagi-bagi kalender bergambar dirinya. Jadi sejak sekarang, siap-siap saja jadi presiden! (*)

Komentar

Postingan Populer