KPK Dibubarkan?

Oleh: M Riza Pahlevi

Ketua DPR RI Marzuki Alie beberapa kali membuat pernyataan yang kontroversial. Entah ada maksud-maksud tertentu di balik penyataannya tersebut atau memang hanya sekedar sindiran saja. Sekilas, sosok Marzuki Alie memang bukan orang yang sembrono, bukan pula orang yang kontroversial. Dilihat sekilas pula, Marzuki Alie adalah sosok yang kalem, tenang dan jernih pemikirannya.
Namun, kemarin Marzuki mengeluarkan penyataan tentang rencana pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bagi sebagian orang, mungkin pernyataan Ketua DPR itu angin segar, khususnya bagi para pelaku korupsi. Tidak lagi takut bakal digaruk KPK di tengah jalan maupun saat di rumah sakit. Karena KPK dikenal integritasnya saat menangkap para pelaku korupsi. Namun bagi mereka yang anti korupsi, mungkin menganggap Marzuki bagian dari lingkaran korupsi tersebut. Sehingga meminta agar KPK itu dibubarkan saja. Tentu saja, pernyataan tersebut mendapat tentangan keras dari para aktivis anti korupsi.
Menurutnya, kredibilitas KPK saat ini benar-benar sedang diuji. Apalagi diketahui, beberapa pimpinan KPK ketemu dengan Nazarudin, terkait dengan kasus yang dibahasnya. Tentu saja, kata Marzuki, hal itu jelas mencoreng citra KPK. Karena kasus yang dihadapi itu sangat pelik dan menjadi sorotan masyarakat luas. Sehingga dia pun menyatakan lebih baik KPK dibubarkan saja, dan untuk pengungkapan kasus-kasus korupsi dikembalikan kepada aparat kepolisian dan kejaksaan saja. Namun dia mengingatkan, tentunya dengan pengawasan yang lebih ketat lagi terhadap dua lembaga penegak hukum tersebut.
Pernyataan tersebut dikatakan kontroversial, karena ada beberapa hal. Yang pertama, bahwa KPK selama ini dianggap satu-satunya lembaga pemberantasan korupsi yang paling hebat. Hampir selalu berhasil mengungkap kasus-kasus korupsi, dan menangkap pelakuknya ke penjara. Jika dibubarkan, siapa yang bakal memberantas korupsi? Kepada siapa rakyat bakal mengadu, jika pemimpinnya melakukan korupsi? Ataukah korupsi dibiarkan meraja lela, atau kah rakyat juga bakal ramai-ramai melakukan korupsi juga? Kalau sudah begini, entah seperti apa Indonesia ini di mata rakyatnya.
Alasan yang kedua, bahwa KPK saat ini masih menjadi lembaga yang dipercaya oleh masyarakat dalam memberantas korupsi. Bahkan ketika pimpinan KPK ditahan oleh mabes Polri atas satu masalah, yang saat itu dikenal dengan istilah cicak melawan buaya, rakyat begitu kuat mendukung KPK. Langkah penangkan pimpinan KPK oleh Polri itu dianggap sebagai upaya untuk memperlemah KPK. Bahkan saat itu, Kabareskrim Mabes Polri, Susno Duaji menganggap bahwa KPK itu ibarat cicak, sedangkan Polri adalah buaya. Sehingga ketika ada masalah, KPK yang abru berdiri beberapa tahun, pasti kalah dengan polisi yang sudah berdiri sejak Indonesia ini ada. Sehingga KPK tidak usah amcam-macam terhadap polisi. Yang itu ditunjukkan dengan penangkapan pimpinan KPK.
Kontroversi yang ketiga, mungkin bahwa apa yang disampaikan Marzuki Alie itu hanya sekedar sindiran saja. Marzuki tidak mungkin mempunyai keinginan agar korupsi ini dibiarkan saja, apalagi salah satu kadernya, Nazarudin sedang dikejar-kejar KPK. Dia tidak mungkin mendukung Nazarudin untuk melakukan korupsi dan lari keluar negeri begitu ketahuan. Apalagi alasan yang disampaikan, hanya karena pimpinan KPK telah bertemu dengan Nazarudin untuk membahas kasus tersebut agar tidak berlanjut.
Bagi orang awam, mungkin tidak akan timbul pertanyaan ketika seseorang bertemu, baik sengaja atau pun tidak sengaja. Namun jika masalah itu sudah menjadi isu nasional, yang banyak mendapat sorotan publik, jelas hal itu juga akan menjadi sorotan publik pula. Kenapa mesti bertemu? Dan apa yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Bagi Nazarudin, yang sedang diberondong peluru dari segala penjuru, mungkin mengungkapkan hal-hal semacam itu adalah sebuah pembelaan. Meski peluru yang dia keluarkan itu serampangan dan bisa mengenai siapa saja. Termasuk pimpinan dan atasannya di Partai Demokrat, bahkan bisa saja SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
Bahkan terkait dengan kasus Nazarudin, SBY pun sempat dibuat repot. Dia harus beberapa kali menyampaikan keterangan pers, yang justru menjadi batu sandungan baginya. Bahkan sekarang ini muncul isu, yang menyatakan kemungkinan SBY tidak sampai pada akhir pemerintahan pada 2014. (*)

Komentar

Postingan Populer