Selamat Berpuasa
Oleh: M Riza Pahlevi
Hari Senin (1/8) ini, bertepatan dengan 1 Ramadan 1432 Hijriyah. Seluruh umat Islam di Indonesia, khususnya serentak menjalankan ibadah puasa. Berpuasa merupakan salah satu kewajiban umat Islam, yang Tuhan sendiri yang akan memberikan ganjarannya. Sebagai awal dari puasa ini, malamnya umat Islam juga melaksanan salat tarawih berjamaah, baik di musala maupun masjid. Setelah itu dilanjutkan tadarus dan ada juga yang dilanjutkan dengan pengajian. Esok harinya setelah santap sahur dilanjutkan dengan salat subuh berjamaah, dilanjutkan dengan kuliah subuh.
Begitu banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan selama berpuasa. Hal itu memang tidak lepas dari apa yang dijanjikan Tuhan sendiri kepada umatnya, bahwa siapa yang menyambut Ramadan dengan gembira, dengan melakukan banyak ibadah, maka diharamkan atas dirinya itu masuk neraka. Karenanya tak heran, bagi umat Islam yang benar-benar beriman, momen bulan Ramadan ini sangat disambut kehadirannya, sangat diharap-harap kehadirannya. Ramadan itu memang bulan yang penuh berkah, penuh dengan kebahagiaan.
Sejumlah kebajikan yang lain pun semakin diperbanyak. Seperti bersedekah, memberi makan anak yatim dan piatu, atau pun kebajikan-kebajikan yang lainnya. Tentunya bukan hanya saat Ramadan saja, tetapi juga di bulan lain, kebajikan itu hendaknya diperbuat, seperti perintah Tuhan dalam Kitab sucinya. Namun memang Tuhan memberikan keistimewaan kepada bulan ramadan ini. Sehingga umat Islam pun berbondong-bondong dalam kebajikan.
Itu pada satu sisi ibadah, yang memang hanya Tuhan saja yang tahu, siapa diganjar dengan apa. Yang pasti, selain ganjaran pahala, seseorang yang menjalankan iabdah puasa dengan baik dan ikhlas, maka juga akan mendapat ganjaran juga di dunia. Puasa sebagai ibadah yang bersifat pribadi, karena hanya Tuhan dan yang bersangkutan saja yang tahu, apakah dia benar-benar berpuasa atau tidak, puasa juga bersifat sosial. Puasa sosial inilah yang mungkin belum banyak disadari manfaatnya secara langsung.
Dengan seseorang itu berpuasa, maka dia benar-benar bisa merasakan betapa lapar itu tidak mengasyikkan, tidak enak. Bahwa makan dan minum adalah kebutuhan manusia untuk hidup, namun oleh Tuhan disuruh berhenti selama sehari penuh, mulai dari subuh hingga maghrib. Betapa sangat berat perintah itu, meski bagi yang terbiasa, puasa sehari itu tidaklah berat. Karena toh, sorenya bakal kembali makan dan minum. Sebagian orang bilang, hanya mengeser waktu makan dan minum saja.
Namun bagi yang terbiasa makan enak, setiap saat mau makan apa saja ada, tinggal pilih atau datang saja ke rumah makan yang disuka. Maka saat disuruh berpuasa, tentunya sangat berat. Seperti halnya anak kecil yang tengah diajari berpuasa, begitu berat dijalankan. Bisa menjangkau tengah hari saja, seorang anak kecil itu sangat luar biasa. Namun bagi orang dewasa, tak cukup setengah hari saja, tapi sehari penuh. Dan ini dilakukan selama satu bulan penuh, selama bulan Ramadan.
Dengan merasakan lapar saat berpuasa, diharapkan akan muncul perasaan sosial kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya. Mereka yang setiap hari lapar, sulit untuk mendapatkan makanan yang layak, untuk menghidupi keluarganya, dan sebagainya, itu akan terasakan kita yang berpuasa. Bahwa lapar itu tidak enak dan sangat menyengsarakan. Itu bisa dirasakan saat kita puasa. Dari situ diharapkan muncul rasa kebersamaan. Kebersamaan untuk berbagi dengan sesama, khususnya anak-anak yatim dan piatu, orang tua jompo dan sebagainya.
Dari rasa kebersamaan itu juga akan muncul rasa syukur terhadap Tuhan, yang telah memberi rizki yang lebih. Begitu pula dengan sikap dan perilaku kita sehari-hari, bahwa kita harus hidup sedehana, tidak berlebih-lebihan. Ketika berbuka puasa, kita diminta untuk secukupnya. Coba bayangkan jika kita berbuka, dengan makan sebanyak-banyaknya, tidak akan enak badan kita. Bahkan bisa jadi penyakit. Itulah salah satu manfaat dari berpuasa. Masih banyak lagi hal, yang bisa kita pelajari secara kasat mata dari berpuasa ini. Banyak hal, selain dari segi ibadah, juga dari sisi kesehatan, psikologis, ekonomi dan lainnya.
Dengan berpuasa, memang banyak yang bisa kita rasakan. Maka, belajarlah berpuasa. Belajar memahami apa dibalik puasa, apa yang terkandung dari puasa. Belajar untuk menahan lapar, emosi dan lainnya yang membatalkan puasa. Tulisan ini bukan untuk menggurui, tapi sedikit berbagi tentang arti puasa. Selamat berpuasa! (*)
Hari Senin (1/8) ini, bertepatan dengan 1 Ramadan 1432 Hijriyah. Seluruh umat Islam di Indonesia, khususnya serentak menjalankan ibadah puasa. Berpuasa merupakan salah satu kewajiban umat Islam, yang Tuhan sendiri yang akan memberikan ganjarannya. Sebagai awal dari puasa ini, malamnya umat Islam juga melaksanan salat tarawih berjamaah, baik di musala maupun masjid. Setelah itu dilanjutkan tadarus dan ada juga yang dilanjutkan dengan pengajian. Esok harinya setelah santap sahur dilanjutkan dengan salat subuh berjamaah, dilanjutkan dengan kuliah subuh.
Begitu banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan selama berpuasa. Hal itu memang tidak lepas dari apa yang dijanjikan Tuhan sendiri kepada umatnya, bahwa siapa yang menyambut Ramadan dengan gembira, dengan melakukan banyak ibadah, maka diharamkan atas dirinya itu masuk neraka. Karenanya tak heran, bagi umat Islam yang benar-benar beriman, momen bulan Ramadan ini sangat disambut kehadirannya, sangat diharap-harap kehadirannya. Ramadan itu memang bulan yang penuh berkah, penuh dengan kebahagiaan.
Sejumlah kebajikan yang lain pun semakin diperbanyak. Seperti bersedekah, memberi makan anak yatim dan piatu, atau pun kebajikan-kebajikan yang lainnya. Tentunya bukan hanya saat Ramadan saja, tetapi juga di bulan lain, kebajikan itu hendaknya diperbuat, seperti perintah Tuhan dalam Kitab sucinya. Namun memang Tuhan memberikan keistimewaan kepada bulan ramadan ini. Sehingga umat Islam pun berbondong-bondong dalam kebajikan.
Itu pada satu sisi ibadah, yang memang hanya Tuhan saja yang tahu, siapa diganjar dengan apa. Yang pasti, selain ganjaran pahala, seseorang yang menjalankan iabdah puasa dengan baik dan ikhlas, maka juga akan mendapat ganjaran juga di dunia. Puasa sebagai ibadah yang bersifat pribadi, karena hanya Tuhan dan yang bersangkutan saja yang tahu, apakah dia benar-benar berpuasa atau tidak, puasa juga bersifat sosial. Puasa sosial inilah yang mungkin belum banyak disadari manfaatnya secara langsung.
Dengan seseorang itu berpuasa, maka dia benar-benar bisa merasakan betapa lapar itu tidak mengasyikkan, tidak enak. Bahwa makan dan minum adalah kebutuhan manusia untuk hidup, namun oleh Tuhan disuruh berhenti selama sehari penuh, mulai dari subuh hingga maghrib. Betapa sangat berat perintah itu, meski bagi yang terbiasa, puasa sehari itu tidaklah berat. Karena toh, sorenya bakal kembali makan dan minum. Sebagian orang bilang, hanya mengeser waktu makan dan minum saja.
Namun bagi yang terbiasa makan enak, setiap saat mau makan apa saja ada, tinggal pilih atau datang saja ke rumah makan yang disuka. Maka saat disuruh berpuasa, tentunya sangat berat. Seperti halnya anak kecil yang tengah diajari berpuasa, begitu berat dijalankan. Bisa menjangkau tengah hari saja, seorang anak kecil itu sangat luar biasa. Namun bagi orang dewasa, tak cukup setengah hari saja, tapi sehari penuh. Dan ini dilakukan selama satu bulan penuh, selama bulan Ramadan.
Dengan merasakan lapar saat berpuasa, diharapkan akan muncul perasaan sosial kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya. Mereka yang setiap hari lapar, sulit untuk mendapatkan makanan yang layak, untuk menghidupi keluarganya, dan sebagainya, itu akan terasakan kita yang berpuasa. Bahwa lapar itu tidak enak dan sangat menyengsarakan. Itu bisa dirasakan saat kita puasa. Dari situ diharapkan muncul rasa kebersamaan. Kebersamaan untuk berbagi dengan sesama, khususnya anak-anak yatim dan piatu, orang tua jompo dan sebagainya.
Dari rasa kebersamaan itu juga akan muncul rasa syukur terhadap Tuhan, yang telah memberi rizki yang lebih. Begitu pula dengan sikap dan perilaku kita sehari-hari, bahwa kita harus hidup sedehana, tidak berlebih-lebihan. Ketika berbuka puasa, kita diminta untuk secukupnya. Coba bayangkan jika kita berbuka, dengan makan sebanyak-banyaknya, tidak akan enak badan kita. Bahkan bisa jadi penyakit. Itulah salah satu manfaat dari berpuasa. Masih banyak lagi hal, yang bisa kita pelajari secara kasat mata dari berpuasa ini. Banyak hal, selain dari segi ibadah, juga dari sisi kesehatan, psikologis, ekonomi dan lainnya.
Dengan berpuasa, memang banyak yang bisa kita rasakan. Maka, belajarlah berpuasa. Belajar memahami apa dibalik puasa, apa yang terkandung dari puasa. Belajar untuk menahan lapar, emosi dan lainnya yang membatalkan puasa. Tulisan ini bukan untuk menggurui, tapi sedikit berbagi tentang arti puasa. Selamat berpuasa! (*)
Komentar
Posting Komentar