Bosen Macet



Selama beberapa bulan, jalan Pantura Brebes sering dilanda kemacetan kendaraan yang panjang. Kondisi ini sudah menjadi pemandangan setiap hari, setiap kali ada perbaikan jembatan Pemali. Bagi masyarakat pengguna jalan, mungkin yang namanya kemacetan hanya ditemui saat-saat tertentu saja. Namun sekarang ini, di jalan Pantura Brebes, yang namanya macet hampir terjadi setiap waktu.
Jembatan Pemali, yang masih dalam tahap perbaikan, selalu terjadi kerusakan. Setiap saat kerusakan bisa terjadi. Padahal beberapa hari sebelumnya, kerusakan sudah dilakukan perbaikan, namun kembali rusak. Bahasa Brebesnya, delat-delat rusak. Akhirnya, masyarakat pun bosen dilanda kemacetan.
Selain itu, jalur selatan yang menajdi satu-satunya jalur penghubung antara Tegal-Purwokerto, tepatnya di tanjakan Ciregol, Kecamatan Tonjong juga masih bermasalah. Tanjakan yang sempat putus akibat tanah bergerak itu, hingga kini masih terus diperbaiki. Saat itu sempat diperbaiki dan lalu lintas kembali lancar, namun tak berapa lama, jalan itu kembali amblas dan sekarang dikepras. Bahkan aparat berwenang akhirnya menutup jalan tersebut.
Akibatnya sekarang ini di jalan Pantura Brebes, termasuk jalur selatan di Tonjong, sering dikeluhkan warga, yakni macet lagi, macet lagi dan macet lagi. Tak ada hari, selain kemacetan, suasana panas menambah kelelahan warga. Selain harus pintar mencari jalan alternatif, pengendara juga harus hati-hati saat terjebak kemacetan. Stress, menjadi salah satu penyakit yang timbul selama terjebak kemacetan.
Mencari jalan alternatif sepertinya cukup susah. Selain harus memutar dengan jarak tempuh yang cukup jauh, kondisi jalan alternatif itu juga rusak. Sehingga tidak ada pilihan lain, kecuali harus menunggu satu persatu kendaraan itu berjalan pelan.
Katanya Menteri Perhubungan dan Kapolri, bakal meninjau jalan Pantura Brebes. Apakah kunjungan itu mampu mengatasi kemacetan? Sepertinya tidak. Apalagi sekarang ini menjelang arus mudik Lebaran. Tentunya kepadatan lalu lintas akan semakin terasa. Saat liburan seperti sekarang ini saja, kepadatan terlihat setiap hari. Sehingga kemacetan semakin parah terlihat di Kota Brebes.
Bukan hanya masyarakat saja yang mengeluh, pejabat Brebes juga banyak yang mengeluh. Betapa tidak, hanya untuk mengikuti rapat atau koordinasi di Kantor Bupati saja, mereka harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat. Bagi pengendara sepeda motor, yang biasa tlusap-tlusup hendak lebih berhati-hati. Selain karena padatnya kendaraan, juga celah sempit yang kadang tidak mampu dilewati motor pun kadang dipaksakan. Akibatnya, bisa celaka dan jatuh. Korban pun sudah ada yang jatuh saat terjadi kemacetan itu. Ini mengingatkan kepada semua pengguna jalan, untuk selalu berhati-hati. Dan tentunya, yang tak kalah penting adalah budaya untuk antri, tertib dan sabar dalam menghadapi kemacetan ini.
Para pengendara sendiri terus diimbau untuk berjalan dengan tertib, satu persatu tanpa harus saling serobot untuk sampai terlebih dahulu. Hampir setiap hari, petugas yang tak kenal lelah itu mengatur lalu lintas. Dengan peluit di mulut, serta tangan yang selalu memberi aba-aba, mengatur lalu lintas yang macet. Hormati para petugas ini, dengan berjalan tertib dan tidak saling serobot.
Tak kurang dari itu, para petugas itu pun melalui pengeras suara juga meminta dan menghimbau agar semua pengendara membiasakan budaya antri, termasuk di jalan raya. Sehingga ketika terjadi kemacetan, tidak malah bertambah macet, yang justru merugikan masyarakat sendiri. Kita semua tahu, kemacetan itu membuat stress dan bosen. Namun kita semua diharap tetap bersabar demi keselematan bersama di jalan.
Kita berharap kepada pemerintah, untuk secepatnya memperbaiki setiap kerusakan jalan dan jembatan. Dan kepada rekanan yang mengerjakan proyek tersebut, kita minta bekerja dengan cepat, dan teliti. Sehingga kualitas jalan dan jembatan yang dibangun itu hasilnya bagus. Jangan sampai begitu jalan jadi dan digunakan, tak lama setelahnya rusak lagi. (*)

Komentar

Postingan Populer