Media Pengawal Demokrasi
Sistem pemerintahan modern saat ini yang paling cocok adalah sistem demokrasi. Di mana hubungan antara kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif berimbang. Tidak ada yang lebih unggul maupun lebih rendah. Namun semuanya tidak lengkap, tanpa kehadiran media massa atau pers.
Hal ini menjunkkan bahwa keberadaan media massa sangat penting dalam sistem demokrasi sekarang ini. Tanpa media massa yang bebas, sebuah negara yang mengklaim sebagai negara demokrasi sama juga bohong. Itulah mengapa media massa sering disebut sebagai pilar keempat dalam sistem demokrasi.
Fungsi dari media massa dalam sistem demokrasi ini tentu saja berperan sebagai media kontrol. Kontrol yang dilakukan meliputi jalannya pemerintahan dan hukum. Masing-masing lembaga tersebut, harus berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Semua itu bisa berjalan, jika fungsi media sebagai fungsi kontrol juga berjalan.
Empat pilar demokrasi, yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta media massa ini tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Masing-masing harus saling mengontrol dan mengawasi, tidak berada dalam posisi siapa yang paling berkuasa. Sehinggan peran media massa sebagai pengawal demokrasi bisa berjalan secara sempurna.
Namun demikian, fungsi kontrol media massa ini juga harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Baik perundang-undangan maupun kodeetik jurnalistik. Ketika fungsi media kebablasan, maka bisa saja merusak sistem demokrasi yang sudah berjalan. Kalau sudah begitu, maka untuk mengembalikan sistem demokrasi butuh perjuangan yang sangat keras. Seperti yang sudah terjadi dalam beberapa negara, termasuk di Indonesia.
Untuk mewujudkan media massa sebagai pengawal demokrasi, tidak lepas dari upaya semua pihak. Termasuk pemilik perusahaan pers itu sendiri, tidak melakukan intervensi di luar kewenangannya. Di mana redaksi memiliki kewenangan untuk menerbitkan berita sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Selain itu, idealisme seorang wartawan juga tetap dijaga agar menghasilkan berita yang berkualitas. Berita-berita yang berpihak kepada kepentingan rakyat, bukan kepada kepentingan perorangan maupun penguasa.
Media massa, selain sebagai pengawal demokrasi, pilar keempat demokrasi, juga menjadi penyambung lidah rakyat. Di mana rakyat yang tidak memiliki cara untuk menyampaikan unek-unek maupun keluhan terkait dengan penyelenggaraan pemeritahan, maka media massa menjadi salurannya.
Dalam beberapa hal, jika rakyat menyampaikan secara langsung keluhan maupun kritik kepada pemerintah, mungkin hanya menjadi tumpukan kertas saja di meja sang pejabat. Namun jika keluhan dan kritik itu disampaikan melalui media, bisanya langsung ditanggapi. Ini kelebihan media massa, karena memang efek media massa sangat luar biasa di tengah masyarakat. Meskipun seharusnya, apa yang disampaikan rakyat, baik secara langsung maupun lewat media, hendaknya ditanggapi semua.
Mungkin karena media massa ini tidak dibcan satu-dua orang saja, tetapi ribuan hingga jutaan orang, maka respon masyarakat atas suatu berita pun sangat besar. Sehingga tidak berlebihan, jika seorang pejabat pemerintah langsug merespon apa yang diberitakan media massa.
Dalam beberapa kasus, media massa juga menjadi sandungan bagi seorang pejabat atau pun penguasa, mulai dari presiden, hingga kepala desa. Dia bisa jatuh akibat pemberitaan maupun opini yang muncul di media massa tersebut. Namun juga sebaliknya, seseorang bisa menjadi figur yang diperhitungkan jika dia sering munculdi media massa. Itu menunjukkan bahwa media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam sistem demokrasi seperti sekarang ini. (*)
Hal ini menjunkkan bahwa keberadaan media massa sangat penting dalam sistem demokrasi sekarang ini. Tanpa media massa yang bebas, sebuah negara yang mengklaim sebagai negara demokrasi sama juga bohong. Itulah mengapa media massa sering disebut sebagai pilar keempat dalam sistem demokrasi.
Fungsi dari media massa dalam sistem demokrasi ini tentu saja berperan sebagai media kontrol. Kontrol yang dilakukan meliputi jalannya pemerintahan dan hukum. Masing-masing lembaga tersebut, harus berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Semua itu bisa berjalan, jika fungsi media sebagai fungsi kontrol juga berjalan.
Empat pilar demokrasi, yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta media massa ini tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Masing-masing harus saling mengontrol dan mengawasi, tidak berada dalam posisi siapa yang paling berkuasa. Sehinggan peran media massa sebagai pengawal demokrasi bisa berjalan secara sempurna.
Namun demikian, fungsi kontrol media massa ini juga harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Baik perundang-undangan maupun kodeetik jurnalistik. Ketika fungsi media kebablasan, maka bisa saja merusak sistem demokrasi yang sudah berjalan. Kalau sudah begitu, maka untuk mengembalikan sistem demokrasi butuh perjuangan yang sangat keras. Seperti yang sudah terjadi dalam beberapa negara, termasuk di Indonesia.
Untuk mewujudkan media massa sebagai pengawal demokrasi, tidak lepas dari upaya semua pihak. Termasuk pemilik perusahaan pers itu sendiri, tidak melakukan intervensi di luar kewenangannya. Di mana redaksi memiliki kewenangan untuk menerbitkan berita sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Selain itu, idealisme seorang wartawan juga tetap dijaga agar menghasilkan berita yang berkualitas. Berita-berita yang berpihak kepada kepentingan rakyat, bukan kepada kepentingan perorangan maupun penguasa.
Media massa, selain sebagai pengawal demokrasi, pilar keempat demokrasi, juga menjadi penyambung lidah rakyat. Di mana rakyat yang tidak memiliki cara untuk menyampaikan unek-unek maupun keluhan terkait dengan penyelenggaraan pemeritahan, maka media massa menjadi salurannya.
Dalam beberapa hal, jika rakyat menyampaikan secara langsung keluhan maupun kritik kepada pemerintah, mungkin hanya menjadi tumpukan kertas saja di meja sang pejabat. Namun jika keluhan dan kritik itu disampaikan melalui media, bisanya langsung ditanggapi. Ini kelebihan media massa, karena memang efek media massa sangat luar biasa di tengah masyarakat. Meskipun seharusnya, apa yang disampaikan rakyat, baik secara langsung maupun lewat media, hendaknya ditanggapi semua.
Mungkin karena media massa ini tidak dibcan satu-dua orang saja, tetapi ribuan hingga jutaan orang, maka respon masyarakat atas suatu berita pun sangat besar. Sehingga tidak berlebihan, jika seorang pejabat pemerintah langsug merespon apa yang diberitakan media massa.
Dalam beberapa kasus, media massa juga menjadi sandungan bagi seorang pejabat atau pun penguasa, mulai dari presiden, hingga kepala desa. Dia bisa jatuh akibat pemberitaan maupun opini yang muncul di media massa tersebut. Namun juga sebaliknya, seseorang bisa menjadi figur yang diperhitungkan jika dia sering munculdi media massa. Itu menunjukkan bahwa media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam sistem demokrasi seperti sekarang ini. (*)
Komentar
Posting Komentar