Api dan Kekeringan

Musim kemarau identik dengan kekeringan. Dan kekeringan, menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kebakaran. Kesimpulannya, pada musim kemarau, sering terjadi kebakaran. Dan fenomena ini terbukti, di awal bulan Juni ini saja, sudah ada beberapa peristiswa kebakaran. Sebelumnya, pada bulan Mei, juga sudah ada beberapa peristiwa kebakaran.
Kebakaran tentu saja menimbulkan banyak korban, baik jiwa maupun harta. Yang pasti, ketika terjadi kebakaran, maka harta benda yang ada di dalamnya sebagian besar tidak bisa diselamatkan. Bukan hanya harta dan perhiasan saja, sejumlah dokumen penting seperti ijazah, sertifikat dan lainnya. Dan korban jiwa, tetatu kerugian yang paling besar, karena nyawa tak bisa dikembalikan.
Peristiwa kebakaran, bukan tanpa sebab. Tetapi kebanyakan disebabkan oleh faktor ulah manusia sendiri, kecerobohan, kelalaian, hingga kesengajaan. Namun yang pasti, akibat dari kebakaran tersebut sangat luar biasa. Harus diakui, faktor manusia merupakan faktor utama seringnya terjadi kebakaran. Seperti kebakaran hutan, mungkin diawali dari hal sepele, membuang puntung rokok sembarangan. Dari puntung rokok itu, bisa muncul api dari daun-daun kering yang kejatuhan puntung rokok hingga api membesar dan membakar hutan.
Dalam peristiwa kebakaran di pemukiman padat penduduk, juga ada beberapa penyebabnya. Mulai dari bekas pembakaran sampah, puntung rokok, hingga lilin yang jatuh atau obat nyamuk bakar. Dan yang sering terjadi saat ini adalah karena hubungan arus pendek listrik. Apalagi jika instalasi listrik yang ada tidak sesuai dengan standar PLN, maka potensi terjadinya kebakaran semakin besar. Ditambah lagi dengan cuaca yang panas dan kering, menyebakan bahan-bahan yang mudah terbakar itu cepat sekali tersambar api.
Betapa api dan kekeringan ini merupakan satu siklus yang terjadi setiap tahun. Namun peristiwa itu tetap saja sering terjadi. Himbauan kewaspadaan sudah bolak-balik disampaikan, namun peristiswa itu masih saja terjadi. Mungkin bukan di lokasi yang sama, tempat terjadinya suatu kebakaran, tetapi di tempat kain. Kebakaran itu bisa terjadi kapan dan di mana saja. Tidak peduli apakah itu di rumah orang kaya atau rumah orang miskin. Tidak peduli itu di hutan rakyat atau pun hutan negara.
Pemerintah sebagai pelindung masyarakat, tentunya memiliki kewajiban untuk melakukanantisipasi dini terjadinya kebakaran. Seperti tersedianya mobil pemadam kebakaran, yang bisa menjangkau seluruh wilayah. Selain itu, juga ketersediaannya juga harus mencukupi dan selalu siap sedia. Begitu juga hidran, yang setiap saat bisa digunakan saat diperlukan. Jangan sampai ketika jalan menuju lokasi kebakaran, mobil pemadamnya ternyata tak bisa dioperasionalkan. Sangat memalukan, jika itu terjadi, bukan saja kerugian harta benda saja, tapi juga kemungkinan adanya korban jiwa. Kalau sudah begini, siapa yang harus bertanggung jawab?
Masyarakat sendiri juga harus bisa menanggulangi terjadinya kebakaran. Bukan hanya panik dengan berteriak-teriak, tapi juga diupayakan pemadaman dengan alat seadanya. Pemerintah juga berkewajiabn untuk menyiapkan fasiltas pemadam kebakaran. Hal itu dilakukan, agar peristiwa kebakaran itu bisa secepatnya ditanggulangi.
Kini, di musim kemara seperti sekarang ini, semua harus waspada. Kemungkinan-kemungkinan yang menjadi penyebab terjadinya kebakaran, supaya dihindarkan. Jangan jadikan musim kering ini, dijadikan musim api. (*)

Komentar

Postingan Populer