Saatnya Menjadi Berani

Oleh: M Riza Pahlevi

Maju dan berani tampil dalam sebuah persaingan yang sehat dan fair, adalah sebuah prestasi tersendiri bagi seseorang. Keberanian itu tidak dimiliki semua orang, makanya keberanian ini merupakan prestasi yang pertama. Sehingga sudah sepantasnya, keberanian ini ditempatkan paling awal.
Setelah berani tampil dan masuk dalam sistem, apalagi dipercaya menjadi pemimpin, apakah cukup sampai di situ saja? Tidak. Ada beberapa kasus, ketika seseorang berani tampil, ternyata hanya berhenti sampai di situ saja. Akibatnya organisasi atau lembaga yang dipimpinnya hanya bisa stagnan, bahkan ada yang mati suri.
Sehingga berani tampil, sangatlah tidak cukup bagi seorang calon pemimpin. Ada satu hal lagi yang harus dilakukan, yakni berani berjuang. Yah, berani berjuang untuk mewujudkan apa yang menjadi cita-cita pertama tadi, berani tampil.
Berjuang di sini, seperti hal pengalaman perjuangan para pahlawan bangsa, yang tanpa pamrih dan semata-mata hanya pengabdian bagi kemerdekaan bangsa. Semangat perjuangan, semangat abadi yang harus dimiliki setiap insan yang mengarungi kehidupan di dunia. Tanpa perjuangan, berarti kita sudah kalah dalam pertarungan yang sesungguhnya.
Semangat 17 Agustus, yang kita peringati setiap tahun ini bukan hanya diperingati saat HUT Kemerdekaan saja. Juga bukan hanya sekedar peringatan saja, tapi mempunyai makna dan tujuan yang sangat jelas. Yakni mengingatkan kepada generasi muda, yang sekarang ini hidup dalam orde kemerdekaan. Bahwa perjuangan para pahlawan yang telah merebut kemerdekaan, harus diteruskan dalam pembangunan.
Lantas apa yang bisa diperjuangkan dalam organisasi dan lembaga kemasyarakatan? Bukankah setelah menjadi pemimpin sudah cukup, tinggal suruh sana, suruh sini, semua kegiatan dapat berjalan. Bahwa seorang pemimpin, bukanlah seorang big boss, bukan majikan yang kerjanya hanya bisa menyuruh dan menyuruh.
Seorang pemimpin adalah manajer, yang salah satunya bagaimana memperjuangkan organisasi bisa tetap eksis bahkan tampil lebih di hadapan masyarakat dari yang selama ini berjalan. Dan hal ini dibutuhkan keberanian untuk berjuang, berjuang membangun organisasi yang besar, yang sudah mapan dan menaungi banyak anggota.
Keberanian lain, yang dibutuhkan seorang pemimpin adalah berani berbeda. Berbeda bukan hanya sekedar berbeda, tapi berbeda dalah hal prinsip dan kebenaran. Jangan karena yang lain sudah banyak yang mengikutinya, lantas kita ikut-ikutan. Jangan hanya karena yang menyampaikan pejabat di atasnya, lantas kita tunduk dan manut-manut saja. Kita harus berani berbeda, sesuai dengan hati nurani serta prinsip perjuangan yang kita anut.
Selain itu, keberanian berbeda tersebut juga didasarkan pada keyakinan dan semangat perjuangan yang kita miliki untuk bisa maju dan berkembang lebih pesat. Keberanian berbeda, adalah keharusan pula yang dimiliki seorang pemimpin muda.
Satu lagi keberanian yang sangat penting, khususnya bagi para pemimpin, termasuk pemimpin organisasi masyarakat, adalah berani tidak korupsi, berani tidak kolusi dan berani tidak nepotisme. Keberanian yang satu ini, sama pentingnya dengan tugas para penegak hukum yang memberantas KKN. Mereka berani karena memiliki wewenang dan menjadi kewajibannya. Namun keberanian para pemimpin, para pemegang kebijakan untuk tidak korupsi merupakan keberanian yang luar biasa. Karena di posisinya itu, mereka punya peluang untuk korupsi, kolusi dan nepotisme.
Sebagai pmuda, sebagai generasi muda untuk bisa tampil, tanpa harus menjadi orang lain. Dan itu semua, dibutuhkan keberanian, berani untuk tampil, berani untuk berjuang dan berani untuk berbeda.
Karenanya, sekarang ini merupakan saatnya generasi muda untuk menunjukkan keberaniannya di hadapan seluruh lapisan masyarakat. Saatnya berani! (*)

Komentar

Postingan Populer