Moci Bareng
Tradisi minum teh bukan hanya tradisi masyarakat Indonesia saja. Di Jepang ada tradisi minum teh, begitu pula di China dan negara-negara lain. Namun tradisi minum teh dengan poci, hanya ada di wilayah Tegal dan sekitarnya. Poci, tempat minum teh yang terbuat dari tanah itu memang sangat melegenda di wilayah Tegal dan sekitarnya. Sehingga tanpa poci, sepertinya obrolan santai hingga yang serius tidak mantap rasanya.
Banyak istilah yang muncul terkait dengan tradisi minum teh dengan moci tersebut. Antara lain istilah moci, yang berarti minum teh dengan poci. Tentu ada camilan yang menyertainya, bisa mendoan atau tahu Banjaran atau sekedar kacang Bogares. Bisa juga dengan kacang rebus atau pisang godog dan sejenis makanan tradisional lainnya. Ada pula yang menikmatinya sambil menghembus-hembuskan asap rokoknya.
Kemudian ada istilah cipok, moci karo ndopok, minum teh sambil ngobrol. Rasanya tidak ada orang yang moci, tapi tidak disambi dengan ngobrol. Kalau pun ada, itu berarti mocinya sendirian. Bagi sebagian orang, mungkin kalau moci sendirian kurang enak dan mantap. Moci memang menjadi sebuah wahana untuk saling bertukar informasi dan pengalaman. Bahkan dari obrolan sederhana itu, kadang muncul ide-ide kreatif dan brillian untuk membangun suatu daerah.
Kalau orang-orang kota besar, khususnya para pebisnis membicarakan sesautu, biasanya mereka ngobroalnya di kafe atau bar, di restoran yang mahal atau di dalam hotel sambil ditemani sejumlah minuman. Tetapi orang Tegal dan sekitarnya, pasti memilih poci sebagai teman ngobrol. Poci itu bisa ditemuai di mana saja, di hotel berbintang, restoran, warung Tegal, hingga warung-warung lesehan di pinggir jalan. Artinya, tradisi moci ini bisa dinikmati siapa saja, dari kelas mana saja. Dari yang berduit miliaran, hingga yang hanya pula beberapa lembar ribuan saja.
Di lingkungan pemerintah, di setiap kegiatan rapat, baik rapat terbatas di internal SKPD maupun rapat koordinasi natar SKPD, juga hampir pasti disuguhi poci. Sehingga ada yang menyebutnya sebagai kegiatan moci esuk, sebagai pengganti coffe morning. Istilah kerennya di dunia internasinal mungkin coffe morning, namun kalau di wilayah Tegal dan sekitarnya, pasti disuguhi minuman teh, meski namanya coffe morning. Beberapa kegiatan yang diselenggaran masyarakat atau pun lembaga, ada juga yang menggunakan istilah moci. Seperti di RSPD Brebes, yang setiap Kamis menggelar acara Moci Bareng Karo Uwane.
Pemerintah Kabupaten Tegal sendiri, sebagai salah satu daerah yang banyak memiliki pabrik teh, baru saja menggelar moci bareng dengan jumlah orang terbanyak. Bahkan kegiatan itu berhasil dicatatkan dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Di samping sebagai sebuah prestasi dan prestise, moci bareng ini bagi Kabupaten Tegal juga menjadi salah satu identitas daerahnya. Dan yang tak kalah penting lainnya adalah perasaan persaudaraan dari kegiatan moci bareng tersebut. Karena dari moci bareng itu, banyak hal yang dibicarakan.
Dari moci bareng itu, mungkin suatu persoalan atau konflik bisa diselesaikan dengan damai. Persoalan-persoalan serius yang belum ketemu solusinya, bisa diselesaikan melalui moci bareng tersebut. Otak yang pening setelah satu hari penuh bekerja, bisa fresh dengan moci bareng. Dengan moci bareng, meski banyak pemikiran yang berbeda, jarang ada keributan di dalamnya. Berbeda jika obrolan itu digelar di suatu tempat, yang suguhannya bukan teh poci, sering terjadi adanya keributan, perkelahian dan lainnya sebagainya.
Dan yang paling penting dari tradisi moci bareng ini, selain menjadi sarana mempererat silaturahmi, juga harganya yang murah dan terjangkau siapa saja. Tentu hal ini akan menjadi ciri khas bagi daerah Tegal dan sekitarnya. Mereka yang datang atau pun sekedar melewati Tegal, pasti akan mampir dan mencari teh poci untuk moci bareng. (*)
Banyak istilah yang muncul terkait dengan tradisi minum teh dengan moci tersebut. Antara lain istilah moci, yang berarti minum teh dengan poci. Tentu ada camilan yang menyertainya, bisa mendoan atau tahu Banjaran atau sekedar kacang Bogares. Bisa juga dengan kacang rebus atau pisang godog dan sejenis makanan tradisional lainnya. Ada pula yang menikmatinya sambil menghembus-hembuskan asap rokoknya.
Kemudian ada istilah cipok, moci karo ndopok, minum teh sambil ngobrol. Rasanya tidak ada orang yang moci, tapi tidak disambi dengan ngobrol. Kalau pun ada, itu berarti mocinya sendirian. Bagi sebagian orang, mungkin kalau moci sendirian kurang enak dan mantap. Moci memang menjadi sebuah wahana untuk saling bertukar informasi dan pengalaman. Bahkan dari obrolan sederhana itu, kadang muncul ide-ide kreatif dan brillian untuk membangun suatu daerah.
Kalau orang-orang kota besar, khususnya para pebisnis membicarakan sesautu, biasanya mereka ngobroalnya di kafe atau bar, di restoran yang mahal atau di dalam hotel sambil ditemani sejumlah minuman. Tetapi orang Tegal dan sekitarnya, pasti memilih poci sebagai teman ngobrol. Poci itu bisa ditemuai di mana saja, di hotel berbintang, restoran, warung Tegal, hingga warung-warung lesehan di pinggir jalan. Artinya, tradisi moci ini bisa dinikmati siapa saja, dari kelas mana saja. Dari yang berduit miliaran, hingga yang hanya pula beberapa lembar ribuan saja.
Di lingkungan pemerintah, di setiap kegiatan rapat, baik rapat terbatas di internal SKPD maupun rapat koordinasi natar SKPD, juga hampir pasti disuguhi poci. Sehingga ada yang menyebutnya sebagai kegiatan moci esuk, sebagai pengganti coffe morning. Istilah kerennya di dunia internasinal mungkin coffe morning, namun kalau di wilayah Tegal dan sekitarnya, pasti disuguhi minuman teh, meski namanya coffe morning. Beberapa kegiatan yang diselenggaran masyarakat atau pun lembaga, ada juga yang menggunakan istilah moci. Seperti di RSPD Brebes, yang setiap Kamis menggelar acara Moci Bareng Karo Uwane.
Pemerintah Kabupaten Tegal sendiri, sebagai salah satu daerah yang banyak memiliki pabrik teh, baru saja menggelar moci bareng dengan jumlah orang terbanyak. Bahkan kegiatan itu berhasil dicatatkan dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Di samping sebagai sebuah prestasi dan prestise, moci bareng ini bagi Kabupaten Tegal juga menjadi salah satu identitas daerahnya. Dan yang tak kalah penting lainnya adalah perasaan persaudaraan dari kegiatan moci bareng tersebut. Karena dari moci bareng itu, banyak hal yang dibicarakan.
Dari moci bareng itu, mungkin suatu persoalan atau konflik bisa diselesaikan dengan damai. Persoalan-persoalan serius yang belum ketemu solusinya, bisa diselesaikan melalui moci bareng tersebut. Otak yang pening setelah satu hari penuh bekerja, bisa fresh dengan moci bareng. Dengan moci bareng, meski banyak pemikiran yang berbeda, jarang ada keributan di dalamnya. Berbeda jika obrolan itu digelar di suatu tempat, yang suguhannya bukan teh poci, sering terjadi adanya keributan, perkelahian dan lainnya sebagainya.
Dan yang paling penting dari tradisi moci bareng ini, selain menjadi sarana mempererat silaturahmi, juga harganya yang murah dan terjangkau siapa saja. Tentu hal ini akan menjadi ciri khas bagi daerah Tegal dan sekitarnya. Mereka yang datang atau pun sekedar melewati Tegal, pasti akan mampir dan mencari teh poci untuk moci bareng. (*)
Komentar
Posting Komentar