Ciregol

Jalan nasional yang menghubungkan Tegal-Purwokerto kembali amblas. Tepatnya di tanjakan Ciregol, Kecamatan Tonjong, kabupaten Brebes. Jalur yang cukup padat itu terancam putus, jika kondisi tanah yang belum labil itu kembali bergerak. Menurut informasi, amblasnya jalur itu mencapai 80 cm sampai 110 cm. Sehingga jika dipaksakan dilalui kendaraan berat, seperti truk masih berbahaya. Bahkan sudah ada kejadian, truk yang memaksa lewat jalur itu terguling karena tidak kuat menanjak.
Sejumlah upaya sudah dilakukan, baik oleh Pemkab Brebes maupun pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekerjaan Umum serta Binamarga Provinsi Jawa Tengah. Namun upaya yang dilakukan itu belum maksimal. Karena belum ada jaminan kondisi jalan di tanjakan itu tidak akan amblas lagi. Karena memang jalur tersebut berada di lokasi patahan, yang setiap saat terus bergerak.
Hingga kini, solusi sementara yang dilakukan adalah dengan menimbun patahan tersebut dengan aspal. Langkah itu dilakukan sebagai antaispasi, agar jalan bisa tetap dilalui. Sehingga tidak sampai sarana transportasi di wilayah itu terputus. Sementara jalur alternatif yang disediakan pemerintah, melalui jalan kabupaten yang kapasitasnya jauh dari jalan nasional. Sehingga rawan rusak jika dilalui kendaraan-kendaraan berat, seperti truk atau pun angkutan umum lainnya.
Sementara solusi untuk merelokasi jalan tersebut, hingga kini masih sebatas wacana. Belum ada kepastian dari pemerintah, apakah akan melakukan relokasi atau tidak. Beberapa alternatif untuk merelokasi itu pun sudah dilakukan kajian. Masyarakat setempat pun bahkan pernah melakukan aksi demonstrasi terkait kondisi jalur Ciregol, yang memang persis berada di tanjakan yang cukup curam.
Sampai kapan kondisi Ciregol akan seperti ini? Sepertinya pemerintah tidak mungkin membiarkan masalah ini berlarut-larut. Harus ada kebijakan yang tegas, apa solusi ke depan agar tidak lagi terjadi kasus serupa, yang berujung pada lumpuhnya sarana transportasi masyarakat. Efek selanjutnya, tentunya terganggunya ekonomi masyarakat, baik ekonomi lokal maupun nasional.
Pemerintah harus segera mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Karena masyarakat jelas sudah muak, harus bolak-balik dilanda kecemasan terancam putusnya transportasi vital tersebut. Harus ada kebijakan, untuk segera melakukan relokasi jalan nasional itu. Sehingga dana miliaran yang digunakan untuk perbaikan, tidak akan sia-sia dengan selalu putusanya tanjakan Ciregol. Ibarat kata, sekalian mengeluarkan biaya yang besar, tapi terjamin keamanannya di masa yang akan datang.
Relokasi mungkin pilihan terakhir untuk mengatasi masalah Ciregol. Karena dengan tambal sulam seperti yang dilakukan sekarang ini, hanya membuat masyarakat frustasi. Betapa tidak, upaya untuk mengurangi beban kendaraan yang lewat, tidak pernah direalisasikan oleh petugas yang berwenang. Masih banyak kendaraan, yang seharusnya tidak boleh lewat, masih banyak dijumpai bebas melewatinya.
Masyarakat setempat mungkin sudah kesal dengan kondisi tersebut. Apalagi ditambah dengan bencana sebelumnya, yakni ambrolnya jembatan Kali Keruh, hingga mengakibatkan jalan lingkar Bumiayu ditutup. Otomatis arus lalu lintas dialihkan ke pusat kota semua. Kesemrawutan yang terjadi di Kota Bumiayu, tentunya akan semakin bertambah semrawut. Kondisi ini, jelas akan semakin membuat frustasi masyarakat setempat. Harus ada solusi permanen untuk menghilangkan persoalan serius di Ciregol ini.
Yang jelas, jangan sampai kasus Ciregol ini menjadi ajang uji coba, untuk menghasilkan gol-gol tertentu untuk kepentingan sendiri. Ciregol harus menghasil gol (tujuan) untuk kesejahteraan rakyat. (*)

Komentar

Postingan Populer