Sebuah Pengakuan
Dalam kasus hukum, pengakuan menjadi salah satu hal yang cukup penting. Namun pengakuan bukan hal yang utama dalam proses hukum itu, tapi justru fakta-fakta yang ditemukanlah yang akan menentukan kasus tersebut.
Dalam sebuah kasus, pengakuan tidak diperlukan. Seperti kasus yang menimpa Ariel dan Luna Maya, keduanya belum mengakui perbuatan tersebut. Namun polisi menyatakan fkata dan bukti yang bisa menjerat mereka. Sehingga kasus itu tetap berjalan, meskipun keduanya tidak mau mengakui perbuatannya.
Di sisi lain, kadang pengakuan itu karena desakan atau pun perintah orang lain. Sehingga ketika dalam persidangan, seringkali pengakuan tersebut ditolaknya. Padahal sudah dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP). Tentu hal ini tidak baik, jika terjadi dalam kasus-kasus hukum atau pun kasus lain.
Namun terkadang, sebuah pengakuan itu juga bisa berimbas positif. Karena hal itu akan membuka sesuatu yang selama ini tertutup dan tersembunyi. Tetapi bagi yang lain, pengakuan itu juga bisa berimbas negatif, karena semuanya menjadi jelas dan gamblang, siapa saja yang terlibat dan apa yang terjadi sesungguhnya. Pengakuan ini biasanya dilakukan jelang terakhir dari sebuah kasus hukum yang dihadapinya. Pengakuan untuk mendapatkan keringanan hukuman, atau juga karena memang terpaksa mengaku.
Yang jelas, pengakuan itu sangat penting. Apa yang terjadi, apa yang menjadi persoalan utama bisa terungkap dengan gamblang. Pengakuan juga sebagai bentuk tanggung jawab, bahwa sebagai seorang pemimpin, sebagai seorang pengambil kebijakan, benar-benar mempertanggungjawabkan kebijakannya itu. Apalagi itu adalah pengakuan kesalahannya, pengakuan atas apa yang dilakukannya itu salah dan tidak tepat. Sungguh pengakuan yang melegakan.
Sebuah pengakuan, adalah sebuah kejujuran. Bagi sebagian orang, kejujuran itu dianggap barang yang langka. Karena memang sulit untuk mendapatkan orang yang jujur, mengatakan apa yang sebenarnya. Kejujuran menjadi barang langka.
Lantas, apa tujuan dari pengakuan tersebut? Apakah selamanya bentuk pengakuan itu adalah kejujuran? Belum tentu. Bisa jadi justru pengakuan yang dilakukan itu hanya mengaku-aku, untuk menutupi sesuatu. Pengakuan itu bisa juga justru untuk mrmbuat orang lain mengaku, atau pengakuan itu malah menutup dari pengakuan-pengakuan yang sebelumnya diaku.
Zaman sekarang ini, memang kejujuran ini memang cukup sulit ditemukan. Karena bagaimana pun juga, kejujuran bisa berkaibat positif dan juga ada efek negatifnya. Namun yang jelas, kejujuran itu patut dikedepankan. Ini mutlak. Belajar jujur, belajar untuk berani dan berbicara apa adanya, sesuai dengan fakta yang ada.
Kejujuran, menjadi keharusan dan sebagai benteng terakhir untuk kebaikan bersama, kebaikan masyarakat. Jujur, bukan jujur kacang ijo. (*)
Dalam sebuah kasus, pengakuan tidak diperlukan. Seperti kasus yang menimpa Ariel dan Luna Maya, keduanya belum mengakui perbuatan tersebut. Namun polisi menyatakan fkata dan bukti yang bisa menjerat mereka. Sehingga kasus itu tetap berjalan, meskipun keduanya tidak mau mengakui perbuatannya.
Di sisi lain, kadang pengakuan itu karena desakan atau pun perintah orang lain. Sehingga ketika dalam persidangan, seringkali pengakuan tersebut ditolaknya. Padahal sudah dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP). Tentu hal ini tidak baik, jika terjadi dalam kasus-kasus hukum atau pun kasus lain.
Namun terkadang, sebuah pengakuan itu juga bisa berimbas positif. Karena hal itu akan membuka sesuatu yang selama ini tertutup dan tersembunyi. Tetapi bagi yang lain, pengakuan itu juga bisa berimbas negatif, karena semuanya menjadi jelas dan gamblang, siapa saja yang terlibat dan apa yang terjadi sesungguhnya. Pengakuan ini biasanya dilakukan jelang terakhir dari sebuah kasus hukum yang dihadapinya. Pengakuan untuk mendapatkan keringanan hukuman, atau juga karena memang terpaksa mengaku.
Yang jelas, pengakuan itu sangat penting. Apa yang terjadi, apa yang menjadi persoalan utama bisa terungkap dengan gamblang. Pengakuan juga sebagai bentuk tanggung jawab, bahwa sebagai seorang pemimpin, sebagai seorang pengambil kebijakan, benar-benar mempertanggungjawabkan kebijakannya itu. Apalagi itu adalah pengakuan kesalahannya, pengakuan atas apa yang dilakukannya itu salah dan tidak tepat. Sungguh pengakuan yang melegakan.
Sebuah pengakuan, adalah sebuah kejujuran. Bagi sebagian orang, kejujuran itu dianggap barang yang langka. Karena memang sulit untuk mendapatkan orang yang jujur, mengatakan apa yang sebenarnya. Kejujuran menjadi barang langka.
Lantas, apa tujuan dari pengakuan tersebut? Apakah selamanya bentuk pengakuan itu adalah kejujuran? Belum tentu. Bisa jadi justru pengakuan yang dilakukan itu hanya mengaku-aku, untuk menutupi sesuatu. Pengakuan itu bisa juga justru untuk mrmbuat orang lain mengaku, atau pengakuan itu malah menutup dari pengakuan-pengakuan yang sebelumnya diaku.
Zaman sekarang ini, memang kejujuran ini memang cukup sulit ditemukan. Karena bagaimana pun juga, kejujuran bisa berkaibat positif dan juga ada efek negatifnya. Namun yang jelas, kejujuran itu patut dikedepankan. Ini mutlak. Belajar jujur, belajar untuk berani dan berbicara apa adanya, sesuai dengan fakta yang ada.
Kejujuran, menjadi keharusan dan sebagai benteng terakhir untuk kebaikan bersama, kebaikan masyarakat. Jujur, bukan jujur kacang ijo. (*)
Komentar
Posting Komentar