Siap Jadi Menteri
Dalam waktu dekat ini, Presiden SBY akan melakukan reshuffle kabinet. Sejumlah ketua umum partai politik anggota koalisi telah diundang SBY untuk membicarakan masalah reshuffle tersebut. Sejumlah menteri dari partai politik dikabarkan akan diganti maupun digeser. Bahkan sejumlah wakil menteri pun telah ditunjuk, seperti wakil menteri pariwisata dan wakil menteru luar negeri.
Siapa-siapa saja yang bakal diganti dan digeser, masih menjadi tanda tanya. Wartawan yang biasa meliput kegiatan presiden di instana pun hanya mendapat bocoran, yang sumbernya tidak jelas. Bahkan SBY sendiri bercanda kepada sejumlah wartawan, apakah para wartawan itu sudah mendapat bocoran, dan siapa yang calon menteri yang diganti maupun menggantikannya.
Menko Perekonomia Hatta Rajasa menjelaskan, bahwa kepastian reshuffle kabinet itu dalam waktu dekat dan ada sejumlah menteri yang bakal diganti dan digeser. Namun semua merupakan hak prerogatif presiden. Sementara ketua umum partai politik anggota koalisi hanya diminta saran dan pertimbangan, karena itu menyangkut sejumlah kader partai mereka yang duduk di kabinet.
Kader-kader PKS yang duduk di kabinet pun dikabarkan akan mengundurkan diri, jika salah satu dari mereka ada yang dicopot. Sementara sejumlah pengamat dan aktivis merekomendasikan sejumlah menteri yang dinggap gagal atau bermasalah untuk dicopot. Karena hal itu akan mengganggu kinerja SBY secara keseluruhan. Apalagi dalam survei tentang kepuasan pemerintahan SBY di masa jabatanannya yang kedua ini cukup menurun. Jika SBY berhasil mengangkat tokoh-tokoh yang kredibel untuk duduk di kabinet dalam wacana reshuffle ini, bisa dipastikan tingkat kepuasaan masyarakat akan meningkat.
Sepertinya SBY berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. Yakni dengan mengganti sejumlah menteri yang dianggap gagal atau kurang berhasil. Atau paling tidak menggeser sejumlah posisi menteri dari partai politik anggota koalisi, agar mereka tetap terakomodir di kabinet. Mereka yang dicopot, tentu harus siap dan legawa. Karena sebelum diangkat jadi menteri pun, mereka telah menandatangani fakta integritas sebagai seorang menteri.
Bagi sebagian orang, diangkat menjadi menteri dipastikan akan selalu siap. Bahkan bukan hanya siap secara mental saja, tapi juga persiapan lainnya. Namun ketika dicopot, mungkin banyak yang tidak siap. Atau mereka yang gagal jadi menteri pun kadang menunjukkan kemarahannya kepada media massa. Presiden sendiri tahu persis, alasan-alasan apa saja, tentunya dengan berbagai pertimbangan yang ada saat mencopot menteri.
Biasanya, mereka yang dicopot atau gagal menjadi menteri, mendapat tugas sebagai duta besar di luar negeri. Tentu bukan hanya sekedar obat sakit hati saja, tentunya presiden juga melihat kemampuan dan kapasitas yang bersangkutan untuk menjadi duta besar. Apalagi mereka bertugas mengatasnamakan negara Indonesia di dunia internasional. Sehingga harus bisa menjaga nama baik Indonesia dan paling tidak bisa menjadikan Indonesia sebagai negara yang besar.
Kini, waktu itu terus berjalan. Siapa-siapa yang bakal diganti dan dicopot, akan terbuka ketika Presiden SBY mengumumkan anggota kabinetnya yang terbaru. Mungkin akana da kejutan, atau justru nama-nama yang sudah bocor itu benar-benar muncul dan menjadi menteri pilihan SBY. Tidak ada yang tahu, kecuali SBY dan timnya yang sedang bekerja menggodok nama-nama yang tepat.
Tentunya, untuk menjadi seorang menteri, selain dekat dengan SBY, juga mempunyai kemampuan dan kapasitas yang memadai. SBY tidak mungkin menunjuk seorang menteri, tapi tidak dikenal dan tidak memiliki kredibilitas di mata masyarakat. Anda yang memiliki kredibilitas dan kapasitas yang mumpuni, siap-siap saja ditelepon SBY untuk ditugaskan menjadi menteri. Siap saja jadi menteri. (*)
Komentar
Posting Komentar