Gus Dur yang Tidak Saya Kenal

Hari-hari ini banyak status yang bercerita tentang Gus Dur, Presiden RI yang keempat. Sebagian besar mengingat peristiwa 20 tahun yang lalu. 2001 itu saya baru selesai kuliah, masih fresh. Baru menyelesaikan skripsi, bukan tentang Gus Dur, tapi tentang Pemikiran Politik Kaum Santri. Makanya saya tidak kenal Gus Dur. Tapi beberapa buku Gus Dur saya punya.
Bertemu Gus Dur secara langsung berhadapan hanya satu kali di Desa Jagalempeni tahun 2003. Saat itu saya hadir untuk meliput kunjungan Gus Dur. Saya tidak bamyak bertanya, hanya menyimak apa yang disampaikan beliau.
Gus Dur sudah wafat tahun 2009 lalu. Kabarnya sebelum pandemi makam beliau selalu ramai dikunjungi. Mungkin sebagian mereka yang ikut demo melengserkannya. Kalau saya belum pernah ziarah ke sana.
Yang aneh, ada sekelompok orang yang ikut demo melengserkan Gus Dur, malah ingin membuat jaringan Gusdurian. Entah apa maksudnya, tapi itu nyata dan ada. Saya husnudzon sajalah, mereka itu menyesal dan merasa bersalah ikut demo melengserkan Gus Dur. Kalau saya, karena gak kenal ya gak ikut jaringan Gusdurian.
Bagi saya, Gus Dur belum mati. Terbukti buku-buku tentang Gus Dur masih saja bermunculan. Terbaru, buku yang membuat geger jagat politik Indonesia, Menjerat Gus Dur, karya penulis muda, Virdika Rizky Utama. Buku karya Gus Dur pun banyak, bahkan lebih banyak yang membahasnya. Belum lagi yang membuat skripsi, tesis maupun disertasi tentang Gus Dur. Gus Dur memang belum mati.
Karena saya tidak mengenal Gus Dur, saya mencoba untuk mengenalnya melalui buku-buku tersebut. Kalau saya gak berani nulis tentang Gus Dur, wong saya tidak kenal. Lha ini tulisan tentang Gus Dur. Bukan lah, ini tulisan saya yang tidak mengenal Gus Dur, hanya tahu sedikit tentang Gus Dur saja. Makanya kalau ada buku tentang Gus Dur, saya mencoba membelinya. Sudah ada sekitar 25 buku tentang Gus Dur. Tujuannya biar tahu dan mengenal Gus Dur. Ah, sudahlah tulisan ini, Gus Dur yang tidak saya kenal. Mohon maaf Gus... 🙏

Komentar

Postingan Populer