Belajar kepada Rosihan Anwar

Oleh: M Riza Pahlevi

Salah seorang tokoh pers nasional, Rosihan Anwar telah berpulang. Sejumlah kenangan dan pengabdiannya dalam bidang pers pun menjadi peninggalan yang tak mungkin dilupakan. Presiden SBY pun datang untuk memberikan penghormatan terakhirnya kepada Rosihan Anwar, begitu pula dengan tokoh-tokoh ansional lainnya yang juga hadir. Itu membuktikan bahwa ketokohannya sangat luar biasa, khususnya dalam dunia jurnalistik.
Saya sendiri tidak mengenal secara langsung sosok yang satu ini. Karya-karya juga mungkin banyak yang tidak terbaca oleh saya. Namun berdasarkan pengakuan dan kesaksian tokoh-tokoh seperjuangan dia, sosok Rosihan Anwar sangat luar biasa. Sehingga kita, yang masih belajar dunia jurnalistik pun harus banyak belajar kepadanya, walau sekarang ini hanya melalui karya-karyanya saja. Mungkin sangat terlambat, ketika kita ingin belajar secara langsung kepadanya.
Tentu ini adalah kerugian bagi kita, yang tidak sempat belajar langsung kepada sosok yang telah mengalami asam garam kehidupan jurnalistik sejak zaman perjuangan kemerdekaan hingga sekarang ini. Dahlan Iskan, pendiri Jawa Pos, juga mengatakan bahwa Rosihan Anwar adalah guru para wartawan. Guru yang sesungguhnya dalam dunia kewartawanan, guru yang digugu dan ditiru.
Namun bagi kita-kita, yang saat ini masih belajar lebih dalam soal dunia kewartawanan dan pers, masih bisa belajar banyak dari sosok yang satu ini. Kita tidak terlambat sama sekali untuk belajar dan berguru pada sosok pejuang yang satu ini. Banyak hal yang bisa kita pelajari, khususnya dalam dunia kewartawanan. Bagaimana perjuangan dia di zaman perjuangan kemerdekaan, zaman kemerdekaan, zaman orde Lama, Orde, hingga sekarang ini. Namun yang pasti, semangat untuk belajar dan berkarya yang dimilikinya sangat luar biasa. Ini juga bisa menajdi contoh bagi kita yang masih muda dan harus banyak belajar lagi.
Salah satu semangat yang bisa kita tiru adalah semangat profesionalismenya sebagai seorang wartawan. Karena profesionalisme ini adalah ruh dari seorang wartawan yang sesungguhnya. Dengan profesionalisme, seorang wartawan akan dihargai dan dihormati hingga ajal ini menjemput. Itulah yang terjadi pada diri Rosihan Anwar, yang telah banyak meninggalkan ilmunya untuk yunior-yuniornya di dunia pers.
Selain itu, semangat lainnya yang bisa kita pelajari adalah semangat kritisnya sebagai seorang wartawan. Kritisismenya bukan berarti antipemerintah atau hanya sekedar mencuri hati sang penguasa. Tetapi sikap kritis yang konsekuen, di mana ketika ada yang keliru dari kebijakan pemerintah, maka akan dikritik habis-habisan, tetapi tetap dengan cara yang santun. Namun ketika ada keberhasilan, dia pun tak sungkan untuk memuji. Semangat ini mestinya menjadi pedoman wartawan masa kini, di era yang sudah sangat canggih dalam perputran informasi dan beritanya.
Masih banyak yang bisa kita pelajari dan kita tiru dari sosok Rosihan Anwar ini. Kita bisa belajar dari karya-karyanya, bagaimana membuat tulisan yang efektif, efisen tapi mengena. Isu-isu apa saja yang bisa diangkat dalam kondisi tertentu, serta bagaimana membuat berita yang menarik, tapi sesuai dengan kode etik jurnalistik. Tentunya, ketokohan dan semangat perjuangannya bukan hanya untuk kalangan wartawan saja. Namun juga bisa dipelajari siapa saja, termasuk para penguasa, politisi, pengusaha, bahkan orang awam sekalipun.
Kini, sang tokoh itu telah berpulang. Tapi bukan berati semangat dan ketokohannya itu pudar. Justru dari situ, seperti yang disampaikan SBY, diharapkan muncul tokoh-tokoh lain, yang seperti Rosihan Anwar. Akan muncul Rosihan Anwar yang lebih bersemangat, lebih kritis, dan konsekuen dengan pendiriannya dalam menyampaikan kritik. Kita yang masih muda, dituntut mampu untuk lebih baik dari dia. Tentu ini akan menajdi pertanyaan dalam diri kita masing-masing dan menjawab sendiri dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistik di depan mata. Selamat jalan Rosihan Anwar, tidak ada kata terlambat untuk belajar kepadamu! (*)

Komentar

Postingan Populer