Macet Lagi, Macet Lagi
Oleh: M Riza Pahlevi
Selama beberapa pekan dan mungkin beberapa bulan ke depan, jalan Pantura Brebes dilanda antrian kendaraan yang panjang, bahkan bisa mencapai puluhan kilometer. Kondisi ini sudah menjadi pemandangan setiap hari, bahkan setiap jam. Bagi masyarakat pengguna jalan, mungkin yang namanya kemacetan hanya ditemui saat-saat tertentu saja. Namun sekarang ini, di jalan Pantura Brebes, yang namanya macet hampir terjadi setiap waktu. Sehingga warga menemui jalan jalan, hanya saat-saat tertentu saja, pas kebetulan jalanan sepi.
Ya, saat ini ada pekerjaan besar yang dilakukan Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, yakni perbaikan tiga jembatan, yakni jembatan Pemali, jembatan Balekambang dan jembatan Pakijangan. Selain itu juga perbaikan jalan raya Klampok, sejauh 2,4 km. Pekerjaan-pekerjaan ini dilakukan secara berbarengan, sehingga membuat jalanan jadi sempit. Sementara jumlah kendaraan tak pernah berkurang, justru semakin bertambah.
Selain itu, jalur selatan yang menajdi satu-satunya jalur penghubung antara Tegal-Purwokerto, tepatnya di tanjakan Ciregol Kecamatan Tonjong juga sedang ada masalah. Tanjakan itu putus akibat tanah bergerak. Hingga kini, situasi di jalan belum bisa dipulihkan, karena tanah itu terus bergerak. Sementara itu, satu-satunya jalan alternatif juga kondisinya rusak parah.
Akibatnya sekarang ini, di jalan Pantura Brebes, termasuk jalur selatan di Tonjong, sering dikeluhkan warga, yakni macet lagi, macet lagi dan macet lagi. Tak ada hari, selain kemacetan dan suasana panas, dan kadang-kadang hujan lebat disertai angin. Selain harus pintar mencari jalan alternatif, pengendara juga harus hati-hati saat terjebak kemacetan. Stress, menjadi salah satu penyakit yang timbul selama terjebak kemacetan. Begitu juga dengan sejumlah agenda kegiatan yang harus tepat waktu, harus terbengkalai akibat terjebak macet.
Mencari jalan alternatif sepertinya cukup susah. Selain harus memutar dengan ajrak tempuh yang cukup jauh, kondisi jalan alternatif itu juga rusak. Sehingga tidak ada pilihan lain, kecuali harus menunggu satu persatu kendaraan itu berjalan pelan.
Bukan hanya masyarakat saja yang mengeluh, pejabat Brebes juga banyak yang mengeluh. Betapa tidak, hanya untuk mengikuti rapat atau koordinasi di Kantor Bupati saja, mereka harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat. Atau kalau mereka yang terburu dengan waktu, terpaksa meninggalkan kendaraan yang ber-AC-nya untuk datang memenuhi undangan Bupati. Mereka lebih memilih membonceng sepeda motor, dari pada harus terjebak macet hingga berjam-jam. Karena dengan sepeda motor, mereka bisa tlusap-tlusup di antara kemacetan yang terjadi.
Namun bagi pengendara sepeda motor, yang biasa tlusap-tlusup hendak lebih berhati-hati. Selain akrena padatnya kendaraan, juga celah sempit yang kadang tidak mampu dilewati motor pun kadang dipaksakan. Akibatnya, bisa celaka dan jatuh. Korban pun sudah ada yang jatuh saat terjadi kemacetan itu. Ini mengingatkan kepada semua pengguna jalan, untuk selalu berhati-hati. Dan tentunya, yang tak kalah penting adalah budaya untuk antri, tertib dan sabar dalam menghadapi kemacetan ini.
Aparat Satlantas Polres Brebes pun tak henti-hentinya menyosialisasikan himbauan ini. Para pengendara untuk berjalan dengan tertib, satu persatu tanpa harus saling serobot untuk sampai terlebih dahulu. Hampir setiap hari, petugas yang tak kenal lelah itu mengatur lalu lintas. Dengan peluit di mulut, serta tangan yang selalu memberi aba-aba, mengatur lalu lintas yang macet. Hormati para petugas ini, dengan berjalan tertib dan tidak saling serobot.
Tak kurang dari itu, para petugas itu pun melalui pengeras suara juga meminta dan menghimbau agar semua pengendara membiasakan budaya antri, termasuk di jalan raya. Sehingga ketika terjadi kemacetan, tidak malah bertambah macet, yang justru merugikan masyarakat sendiri.
Kini kita tinggal berharap kepada rekanan yang mengerjakan proyek tersebut. Bekerjalah dengan cepat, dan teliti. Sehingga kualitas jalan dan jembatan yang dibangun itu cepat selesai dan hasilnya bagus. Jangan sampai begitu jalan jadi dan digunakan, tak lama setelahnya rusak lagi. Selain merugikan negara, juga akan semakin menambah rakyat jadi sengsara. Karena kalau diperbaiki lagi, pasti akan macet, dan macet lagi. Kita tunggu, kapan tak lagi jalan amcet! (*)
Selama beberapa pekan dan mungkin beberapa bulan ke depan, jalan Pantura Brebes dilanda antrian kendaraan yang panjang, bahkan bisa mencapai puluhan kilometer. Kondisi ini sudah menjadi pemandangan setiap hari, bahkan setiap jam. Bagi masyarakat pengguna jalan, mungkin yang namanya kemacetan hanya ditemui saat-saat tertentu saja. Namun sekarang ini, di jalan Pantura Brebes, yang namanya macet hampir terjadi setiap waktu. Sehingga warga menemui jalan jalan, hanya saat-saat tertentu saja, pas kebetulan jalanan sepi.
Ya, saat ini ada pekerjaan besar yang dilakukan Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, yakni perbaikan tiga jembatan, yakni jembatan Pemali, jembatan Balekambang dan jembatan Pakijangan. Selain itu juga perbaikan jalan raya Klampok, sejauh 2,4 km. Pekerjaan-pekerjaan ini dilakukan secara berbarengan, sehingga membuat jalanan jadi sempit. Sementara jumlah kendaraan tak pernah berkurang, justru semakin bertambah.
Selain itu, jalur selatan yang menajdi satu-satunya jalur penghubung antara Tegal-Purwokerto, tepatnya di tanjakan Ciregol Kecamatan Tonjong juga sedang ada masalah. Tanjakan itu putus akibat tanah bergerak. Hingga kini, situasi di jalan belum bisa dipulihkan, karena tanah itu terus bergerak. Sementara itu, satu-satunya jalan alternatif juga kondisinya rusak parah.
Akibatnya sekarang ini, di jalan Pantura Brebes, termasuk jalur selatan di Tonjong, sering dikeluhkan warga, yakni macet lagi, macet lagi dan macet lagi. Tak ada hari, selain kemacetan dan suasana panas, dan kadang-kadang hujan lebat disertai angin. Selain harus pintar mencari jalan alternatif, pengendara juga harus hati-hati saat terjebak kemacetan. Stress, menjadi salah satu penyakit yang timbul selama terjebak kemacetan. Begitu juga dengan sejumlah agenda kegiatan yang harus tepat waktu, harus terbengkalai akibat terjebak macet.
Mencari jalan alternatif sepertinya cukup susah. Selain harus memutar dengan ajrak tempuh yang cukup jauh, kondisi jalan alternatif itu juga rusak. Sehingga tidak ada pilihan lain, kecuali harus menunggu satu persatu kendaraan itu berjalan pelan.
Bukan hanya masyarakat saja yang mengeluh, pejabat Brebes juga banyak yang mengeluh. Betapa tidak, hanya untuk mengikuti rapat atau koordinasi di Kantor Bupati saja, mereka harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat. Atau kalau mereka yang terburu dengan waktu, terpaksa meninggalkan kendaraan yang ber-AC-nya untuk datang memenuhi undangan Bupati. Mereka lebih memilih membonceng sepeda motor, dari pada harus terjebak macet hingga berjam-jam. Karena dengan sepeda motor, mereka bisa tlusap-tlusup di antara kemacetan yang terjadi.
Namun bagi pengendara sepeda motor, yang biasa tlusap-tlusup hendak lebih berhati-hati. Selain akrena padatnya kendaraan, juga celah sempit yang kadang tidak mampu dilewati motor pun kadang dipaksakan. Akibatnya, bisa celaka dan jatuh. Korban pun sudah ada yang jatuh saat terjadi kemacetan itu. Ini mengingatkan kepada semua pengguna jalan, untuk selalu berhati-hati. Dan tentunya, yang tak kalah penting adalah budaya untuk antri, tertib dan sabar dalam menghadapi kemacetan ini.
Aparat Satlantas Polres Brebes pun tak henti-hentinya menyosialisasikan himbauan ini. Para pengendara untuk berjalan dengan tertib, satu persatu tanpa harus saling serobot untuk sampai terlebih dahulu. Hampir setiap hari, petugas yang tak kenal lelah itu mengatur lalu lintas. Dengan peluit di mulut, serta tangan yang selalu memberi aba-aba, mengatur lalu lintas yang macet. Hormati para petugas ini, dengan berjalan tertib dan tidak saling serobot.
Tak kurang dari itu, para petugas itu pun melalui pengeras suara juga meminta dan menghimbau agar semua pengendara membiasakan budaya antri, termasuk di jalan raya. Sehingga ketika terjadi kemacetan, tidak malah bertambah macet, yang justru merugikan masyarakat sendiri.
Kini kita tinggal berharap kepada rekanan yang mengerjakan proyek tersebut. Bekerjalah dengan cepat, dan teliti. Sehingga kualitas jalan dan jembatan yang dibangun itu cepat selesai dan hasilnya bagus. Jangan sampai begitu jalan jadi dan digunakan, tak lama setelahnya rusak lagi. Selain merugikan negara, juga akan semakin menambah rakyat jadi sengsara. Karena kalau diperbaiki lagi, pasti akan macet, dan macet lagi. Kita tunggu, kapan tak lagi jalan amcet! (*)
Komentar
Posting Komentar