Lanjutkan!
Oleh: M Riza Pahlevi
Judul di atas bukanlah kampanye yang mendukung pasangan SBY-Boediono. Karena ini bukan kampanye Pilpres atau pun lainnya. Tetapi ajakan kepada mereka yang baru saja merayakan kelulusan tingka SMP dan MTs. Ya, mereka harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Lanjutkan! Meski pemerintah sendiri hanya menjadikan wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas) untuk 9 tahun saja. Yang berarti hanya sampai lulus SMP/MTs saja. Namun mereka harus melanjutkan. Semua pihak, orang tua, teman, saudara, termasuk guru-gurunya di SMP/MTs harus memberikan semangat kepada mereka yang teleh menyelesaikan pendidikan 9 tahun untuk melanjutkan.
Ada banyak pilihan SMA, SMK, MA dan pendidikan sederajat yang bisa mereka ikuti. Minimal mereka bisa melanjutkan sampai SMA atau SMK. Sehingga mereka pun bisa menjadi presiden dan wakil presiden. Karena persyaratan menjadi presiden dan wakil presiden pendidikan minimal SMA atau sederajat. Kalau hanya sampai SMP atau MTs, kesempatan untuk menjadi presiden jadi hilang. Lho, jangan anggap remah ini. Siapa tahu 10-15 tahun ke depan nasib berubah, jadi pengusaha yang sukses, terus diangkat jadi menteri, lantas mencalonkan diri sebagai calon presiden atau wakil presiden.
Sudah banyak contohnya lho, gara-gara pendidikannya hanya SMP atau MTS, atau bahkan tidak lulus SMP sama sekali, dia gagal jadi pejabat presiden, jadi menteri, jadi gubenur atau jadi bupati maupun walikota. Padahal pendukungnya sangat banyak dan berharap dia mau menajdi pemimpinnya. Namun apa daya, karena pendidikannya tidak memenuhi syarat, dia tidak bisa mau dan diajukan oleh para pendukungnya. Jadi tidak ada ruginya jika pendidikan itu minimal yang harus ditempuh itu SMA.
Atau bagi mereka yang nantinya ingin berkarir di bidang politik, menjadi anggota DPRD juga pendidikan minimalnya SMA atau sederajat. Jangan lantas setelah mau mencalonkan diri baru sibuk mengurus ijazah setingkat SMA. Atau malah terjebak pada pembuatan ijazah aspal, asli tapi palsu. Jadi lebih baik sekarang melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA atau yang sederajat. Jadi apa-apa yang ke depan dipersyaratkan dalam pendidikan minimal SMA, sudah tidak bingung, apalagi tadi, terjebak pada pemalsuan ijazah. Nasib orang kan tidak ada yang tahu ke depannya, tapi paling tidak sudah berusaha semaksimal mungkin,termasuk di bidang pendidikan ini.
Sebenarnya tujuan utama untuk melanjutkan pendidikan minimal SMA itu bukan seperti itu. Tetapi lebih pada upaya meningkatkan kemampuan dan pengetahuan yang bersangkutan. Sehingga tidak sampai ketinggalan zaman, apalagi ketinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan,wawasan dan pengalaman. Meningkatkan SDM, begitu kata orang-orang di pemerintahan yang sedang getol, agar Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya meningkat. Jadi paling tidak minimal SMA. Kan tidak masuk akal, jika suatu daerah IPM di bidang pendidikannya hanya 5,6 tahun saja, yang berarti tidak sampai lulus SD.
Bagi pemerintah sendiri, jangan hanya berteriak menyuruh warga masyarakatnya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, minimal SMA, tanpa memberikan sarana dan fasilitas pendidikan yang memadai. Menyuruh masyarakatnya sekolah sampai SMA< tapi SMA-nya sendiri tidak ada. Kalau pun ada hanya milik swasta, yang harus membayar lebih mahal. Sementara pemerintahs endiri, dengan ongkang-ongkang kaki hanya meminta warganya bersekolah.
Tapi terima kasih kepada swasta, yang dengan sukarela telah membangun ratusan bahkan ribuan sekolah, yang sampai ke pelosok pedesaan. Sementara pemerintah sendiri, bahkan ada yang dalam satu kecamatan tidak memiliki SMA. Bagaimana mungkin tingkat pendidikan masyarakatnya akan maju, sementara fasilitasnya tidak ada. Pemerintah saatnya harus action, bertindak nyata di bidang pendidikan ini.
Bagi kamu-kamu yang baru lulus SMP atau MTs, ayo lanjutkan sekolah kamu. SMA atau SMK maupun MA, sama saja. Sesuaikan dengan minat dan bakat kamu, serta kemampuan orang tua kamu. Jangan sampai kesempatan menajdi presiden hilang, hanya karena tidak memiliki ijazah SMA. Ayo lanjutkan sekolah! (*)
Judul di atas bukanlah kampanye yang mendukung pasangan SBY-Boediono. Karena ini bukan kampanye Pilpres atau pun lainnya. Tetapi ajakan kepada mereka yang baru saja merayakan kelulusan tingka SMP dan MTs. Ya, mereka harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Lanjutkan! Meski pemerintah sendiri hanya menjadikan wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas) untuk 9 tahun saja. Yang berarti hanya sampai lulus SMP/MTs saja. Namun mereka harus melanjutkan. Semua pihak, orang tua, teman, saudara, termasuk guru-gurunya di SMP/MTs harus memberikan semangat kepada mereka yang teleh menyelesaikan pendidikan 9 tahun untuk melanjutkan.
Ada banyak pilihan SMA, SMK, MA dan pendidikan sederajat yang bisa mereka ikuti. Minimal mereka bisa melanjutkan sampai SMA atau SMK. Sehingga mereka pun bisa menjadi presiden dan wakil presiden. Karena persyaratan menjadi presiden dan wakil presiden pendidikan minimal SMA atau sederajat. Kalau hanya sampai SMP atau MTs, kesempatan untuk menjadi presiden jadi hilang. Lho, jangan anggap remah ini. Siapa tahu 10-15 tahun ke depan nasib berubah, jadi pengusaha yang sukses, terus diangkat jadi menteri, lantas mencalonkan diri sebagai calon presiden atau wakil presiden.
Sudah banyak contohnya lho, gara-gara pendidikannya hanya SMP atau MTS, atau bahkan tidak lulus SMP sama sekali, dia gagal jadi pejabat presiden, jadi menteri, jadi gubenur atau jadi bupati maupun walikota. Padahal pendukungnya sangat banyak dan berharap dia mau menajdi pemimpinnya. Namun apa daya, karena pendidikannya tidak memenuhi syarat, dia tidak bisa mau dan diajukan oleh para pendukungnya. Jadi tidak ada ruginya jika pendidikan itu minimal yang harus ditempuh itu SMA.
Atau bagi mereka yang nantinya ingin berkarir di bidang politik, menjadi anggota DPRD juga pendidikan minimalnya SMA atau sederajat. Jangan lantas setelah mau mencalonkan diri baru sibuk mengurus ijazah setingkat SMA. Atau malah terjebak pada pembuatan ijazah aspal, asli tapi palsu. Jadi lebih baik sekarang melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA atau yang sederajat. Jadi apa-apa yang ke depan dipersyaratkan dalam pendidikan minimal SMA, sudah tidak bingung, apalagi tadi, terjebak pada pemalsuan ijazah. Nasib orang kan tidak ada yang tahu ke depannya, tapi paling tidak sudah berusaha semaksimal mungkin,termasuk di bidang pendidikan ini.
Sebenarnya tujuan utama untuk melanjutkan pendidikan minimal SMA itu bukan seperti itu. Tetapi lebih pada upaya meningkatkan kemampuan dan pengetahuan yang bersangkutan. Sehingga tidak sampai ketinggalan zaman, apalagi ketinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan,wawasan dan pengalaman. Meningkatkan SDM, begitu kata orang-orang di pemerintahan yang sedang getol, agar Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya meningkat. Jadi paling tidak minimal SMA. Kan tidak masuk akal, jika suatu daerah IPM di bidang pendidikannya hanya 5,6 tahun saja, yang berarti tidak sampai lulus SD.
Bagi pemerintah sendiri, jangan hanya berteriak menyuruh warga masyarakatnya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, minimal SMA, tanpa memberikan sarana dan fasilitas pendidikan yang memadai. Menyuruh masyarakatnya sekolah sampai SMA< tapi SMA-nya sendiri tidak ada. Kalau pun ada hanya milik swasta, yang harus membayar lebih mahal. Sementara pemerintahs endiri, dengan ongkang-ongkang kaki hanya meminta warganya bersekolah.
Tapi terima kasih kepada swasta, yang dengan sukarela telah membangun ratusan bahkan ribuan sekolah, yang sampai ke pelosok pedesaan. Sementara pemerintah sendiri, bahkan ada yang dalam satu kecamatan tidak memiliki SMA. Bagaimana mungkin tingkat pendidikan masyarakatnya akan maju, sementara fasilitasnya tidak ada. Pemerintah saatnya harus action, bertindak nyata di bidang pendidikan ini.
Bagi kamu-kamu yang baru lulus SMP atau MTs, ayo lanjutkan sekolah kamu. SMA atau SMK maupun MA, sama saja. Sesuaikan dengan minat dan bakat kamu, serta kemampuan orang tua kamu. Jangan sampai kesempatan menajdi presiden hilang, hanya karena tidak memiliki ijazah SMA. Ayo lanjutkan sekolah! (*)
Komentar
Posting Komentar