Catatan Perjalanan Bersama Furqon Tour 3
Ada banyak orang baik di dunia. Tidak hanya di lingkungan yang ditempati kita, namun di tempat yang baru kita kunjungi, seperti Makkah dan Madinah. Di Makkah dan Madinah, banyak orang baik yang datang berasal dari segala penjuru dunia. Di situ, hampir tidak ada yang kenal. Bahkan yang berasal dari Indonesia pun kemungkinan kecil kenalnya. Yang berasal dari satu biro travel saja, baru kenal selama perjalanan saja. Namun di sana banyak orang yang baik tanpa melihat ras, suku dan bangsa.
Tidak ada keributan akibat berjuang mendapatkan
sesuatu, seperti misalnya saat mau sholat berebut paling depan shofnya. Kalau
memang masih bisa ditempati, maka akan beri ruang shof bagi yang baru datang
tersebut. Hanya saja, ketika seseorang menempati tempat yang tidak diperboleh,
sang askar yang selalu berjaga, akan memintanya untuk mencari tempat yang lain.
Tidaka da yang protes dan berdebat saat diminta askar untuk mencari tempat yang
luang.
Begitu pula dengan ritual yang diinginkan oleh
semua umat Islam, yakni saat berusaha mencium hajar aswad. Semua
berdesak-desakan, namun tidak ada yang terluka karena kena pukul maupun
terinjak-injak. Mereka yang punya keyakinan kuat untuk bisa mencium batu, yang
diyakini dari surga itu, pasti bisa mencapainya. Meski dengan usaha yang susah
payah. Bgeitu pula saat di Raudoh, tempat mustajab di Masjid Nabawi, semuanya
ingin masuk dan berdoa di situ. Sekarang tidak berdesak-desakan lagi, karena
sudah diatur melalui aplikasi Nusuk. Dengan pengaturan tersebut, jamaah tidak
perlu berebut untuk bisa berdoa di tempat yang khusus tersebut. Karena sudah di
atur waktu masuknya dan berapa lama harus berdoa di situ.
Dari perjalan wisata religi ini, tentu kita bisa
belajar dari kebaikan orang tidak dikenal tersebut. Betapa tidak, tiba-tiba
saja ada orang yang bagi-bagi makanan. Siapa saja boleh mengambilnya,
secukupnya. Tidak hanya makanan, minuman pun kerap dibagi-bagi gratis. Di salah
satu vlog video orang barat yang berkunjung ke Arab Saudi merasa heran, karena
sebagian rumah menyediakan kulkas berisi berbagai minuman di tepi jalan.
Semunya disediakan gratis bagi yang merasa membutuhkan. Ternyata, aksi tersebut
berdasarkan sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik sedekah
adalah sedekah air" (HR Ahmad dan Abu Dawud).
Makanya tak heran, jika di negeri padang pasir itu,
yang terkenal dengan daerah yang panas dan tandus, kebutuhan akan air merupakan
kebutuhan yang utama. Sehingga ketika ada orang yang berbagi air, khususnya
saat bepergian di daerah yang tandus dan panas, menemukan air adalah nikmat
yang luar biasa. Berbeda dengan di Indonesia, yang setiap berapa jengkal tanah,
bisa keluar airnya. Dalam beberapa kilometer saja bisa ktia temukan sungai yang
berisi air jernih. Makanya tak heran, Indonesia adalah negeri surga, yang
diciptkan Allah SWT di dunia.
Dulu, jaman mbah-mbah kita, selalu menyediakan
gentong air di depan rumahnya. Mungkin tradisi itu dulu merupakan
pengejawantahan dari hadist nabi tersebut. Meski hanya air gentong, mungkin
bagi orang yang tengah dalam perjalananan, mendapatkan air minum juga seolah
mendapat nikmat yang tiada tara. Namun kini, tradisi itu sudah jarang terlihat,
mungkin karena sekarang sudah banyak penjual air kemasan, baik dalam botol
maupun gelas plastik.
Dalam wisata religi, yang sebagian peserta dalam
satu rombongan itu, memang tidak semuanya kenal. Namun oleh pembimbing, KH
Taufik Faizin, bahwa rombongan ini adalah satu keluarga besar. Satu keluarga,
yang setiap saat harus saling membantu dan menolong, saling berbagi. Meski
hanya sebutir jeruk, sebutir korma dan segelas air. Sungguh, pembelajaran yang luar
baisa, dalri perjalanan religi ini. Semoga saja, suatu saat bisa kembali
mengikuti perjalanan wisata religi tersebut, yang bagi sebagian orang
mengatakan tidak ingin pulang. Selalu rindu dengan dua kota suci tersebut.
Selain nilainya yang ribuan kali lipat, juga karena di sana banyak orang baik,
yang tidak perlu melihat dari mana penerima maupun suku bangsanya. (*)
Komentar
Posting Komentar