Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan berita, data, dan fakta. Wawancara bertujuan menggali informasi, komentar, opini, fakta, atau data tentang suatu masalah atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber atau orang yang diwawancarai.
Pelaksanaan wawancara bisa dilakukan dengan dua cara,
yaitu: secara langsung berta-tap muka dengan orang yang diwawancarai. Dan
secara tidak langsung, seperti melalui telepon, email, atau surat (wawancara
tertulis). Seorang wartawan otomatis harus bisa mela-kukan wawancara. Jika
bertanya saja tidak bisa, apa yang mau ditulis dan dilaporkan? Karenanya,
wawancara atau interview ini sangat penting dan harus dikuasai oleh seo-rang
wartawan.
Untuk melaksanakan suatu wawancara, seorang wartawan
harus melakukan beberapa tahapan. Tahapan wawancara meliputi, tahap persiapan
dan tahap pelaksanaan wawancara. Tahap persiapan wawancara, menentukan topik,
menguasai masalah, rumuskan perta-nyaan dan menjalin hubungan. Selanjutnya,
dari hasil wawancara itu ditulis menjadi suatu berita. Bahkan bisa diterbitkan
dalam format wawancara langsung berupa tanya jawab.
Proses wawancara ini sangat penting untuk mendapatkan
sebuah informasi yang kemudian dijadikan berita yang baik. Jangan sampai saat
wawancara berlangsung, justru data-data yang penting tertinggal. Apalagi sampai
tidak tahu, siapa nama yang diwawan-carai tadi, jabatannya sebagai apa dan
lainnya.
Untuk melakukan sebuah wawancara terencana, setidaknya
dibutuhkan beberapa persiapan. Pertama terkait dengan jadwal wak-tu kapan akan
dilakukan wawancara, di mana tempatnya. Dan yang kedua, memastikan kepada
narasumber bahwa yang melakukan wawancara adalah wartawan dari suatu media.
Ketiga, mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan tema yang akan diangkat
dalam wa-wancara tersebut. Tentu saja, dalam mengam-bil narasumber tersebut,
wartawan harus tahu siapa narasumber yang tepat untuk membica-rakan tema
tersebut. Setidaknya beberapa hal itu menjadi catatan penting saat akan melaku-kan
wawancara kepada salah seorang nara-sumber.
Selain wawancara terencana, yang paling sering dilakukan
seorang wartawan di lapangan adalah wawancara langsung kepada narasumber yang
kebetulan datang di suatu acara atau lebih dikenal dengan istilah wawan-cara
doorstop. Di sini wartawan harus siap dengan tema apa yang akan ditanyakan seca-ra
spontan, baik isu teraktual atau pun yang sedang hangat dibicarakan masyarakat.
Biasa-nya, dalam wawancara langsung ini banyak wartawan yang terlibat, sehingga
banyak pula pertanyaan yang disampaikan. Mana yang akan ditanyakan sebelumnya
lebih baik dikoor-dinasikan antar sesame wartawan. Selanjutnya bisa saling
melengkapi pertanyaan-pertanyaan wartawan tersebut.
Ada satu catatan yang harus diperha-tikan oleh seorang
wartawan saat wawancara langsung ini. Yakni jangan membuat perta-nyaan yang
melenceng atau menyimpang dari tema yang diangkat bersama-sama tersebut. Selain
akan membuyarkan konsentrasi nara-sumber, juga akan membuat wartawan lainnya
terganggu.
Satu hal yang juga harus diingat oleh seorang wartawan
yaitu istilah off the record. Secara harfiah off the record artinya adanya
narasumber tidak berkenan atas pernyataan-pernyataanya dipublikasikan atau
dikutip sebagai sumber berita. Jika seseorang sudah menyatakan off the record,
namun wartawan tersebut tetap mempublikasikannya, maka hal itu termasuk
pelanggaran kode etik wartawan. Karena narasumber mempunyai hak off the record
tersebut.
Off the record ini merupakan hak seorang narasumber dalam
menyampaikan sesuatu di hadapan wartawan. Jangan sampai sudah dinyatakan off
the record, tetapi tetap dimuat dalam berita wartawan tersebut. Hal ini jelas
merupakan salah satu pelanggaran. (*)
Komentar
Posting Komentar