Pengertian Pers dan Jurnalistik
Dalam dunia pers, muncul banyak istilah yang
merujuk pada dunia persuratkabaran ini. Diantaranya adalah istilah jurnalistik,
pers, dan publisistik. Namun sebenarnya, itilah-istilah itu merujuk pada satu
tujuan, yakni terkait dengan dunia tulis menulis informasi di media massa. Baik
media cetak maupun media elektronik, seperti televisi maupun radio, termasuk
media online.
Istilah pers sebenarnya berasal dari bahasa
Belanda. Namun istilah pers secara harfiah sebenarnya berasal dari bahasa
Inggris, yakni press yang berarti mencetak. Pada awalnya, istilah pers lebih
tertuju pada media cetak saja, seperti koran dan majalah saja. Namun seiring
perkembangan jaman, istilah pers pun semakin luas pengertiannya. Sementara
orang yang bekerja di dunia pers, juga disebut dengan insan pers, jurnalis atau
yang lebih dikenal lagi adalah wartawan. Secara umum, wartawan adalah orang
yang bekerja memburu, meliput, kemudian menuliskan berita tersebut. (Fitriyan
Dennis: 2008)
Begitu juga dengan istilah jurnalistik, juga
berasal dari bahasa Belanda, yakni journalistiek. Dalam bahasa Belanda disebut
journalistic atau journalism, yang berarti harian atau setiap hari. Menurut Onong
U. Effendi (1986.96), jurnalistik merupakan ketrampilan atau kegiatan mengolah
bahan berita, mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak
disebarluaskan kepada masyarakat. (Asep Saeful Muhtadi, 1999).
Istilah journalistic juga ada yang menyebutnya
berasal dari bahasa Perancis yakni kata du jour atau journal, yang artinya hari
atau catatan harian. Jurnalistik adalah proses penulisan dan penyebaran
informasi berupa berita, feature, dan opini melalui media massa.
Informasi adalah keterangan, pesan,
gagasan, atau pemberitahuan tentang suatu masalah atau peristiwa. Dalam
definisi jurnalistik yang dimaksud dengan informasi adalah news (berita), views
(pandangan atau opini), dan karangan khas yang disebut feature (berisikan fakta
dan opini).
Penulisan informasi adalah aktivitas
penulisan atau penyusunan berita, opini, dan feature untuk dipublikasikan atau
dimuat di media massa. Pelakunya adalah wartawan (jurnalis) dan penulis
(writer). Bahkan saat ini, masyarakat juga bisa mengirim informasi kegiatan di
lingkunganya sendiri kepada media massa.
Seiring dengan perkembangan pers, apalagi
setelah dibukanya kebebasan pers pada era reformasi, maka pers di Indonesia pun
semakin berkembang. Kalau dulu hanya ada beberapa koran nasional dan regional,
sekarang ini sudah banyak koran lokal. Pun media online, yang jumlah mencapai
ratusan, bahkan hampir di setiap daerah sudah ada koran lokal, baik cetak
maupun online. Sungguh perkembangan pers yang luar biasa.
Ketika jumlah media massa berkembang dengan
pesat, maka otomatis jumlah wartawan atau yang menjadi kontributor pengisi
berita di media tersebut pun berkembang pesat pula. Organisasi wartawan pun
bukan hanya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) saja, tapi muncul banyak
organisasi wartawan lainnya, seperti Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), Ikatan
Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) dan lainnya.
Tidak menutup kemungkinan, sebagian
dari kita menjadi narasumber atau pun mungkin
menjadi praktisi jurnalistik atau yang dikenal sebagai wartawan. Apalagi
sekarang, banyak media yang sudah mengikutkan masyarakat dalam penyampaian
berita, yakni citizen journalist, pemberitaan langsung dari masyarakat.
Bagi sebagian orang, yang hanya
mengenal dunia jurnalistik secara sepihak, artinya tidak langsung dari praktisi
yang bersangkutan, akan menimbulkan bias dan salah pengertian terhadap profesi
wartawan. Hal-hal ini yang harus dijelaskan kepada masyarakat, agar jangan
sampai terjadi kesalahpahaman.
Wartawan, pers atau ada yang
menyebutnya jurnalis, adalah salah satu profesi yang diakui. Karenanya ada kode
etik yang mengatur kinerja wartawan, yakni Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI).
Yang semua wartawan harus mematuhi kode etik tersebut dan bagi yang
melanggarnya, bisa mendapatkan sanksi, baik dari perusahaannya maupun dari
Dewan Pers, sebagai lembaga yang mengawasi kinerja wartawan dan lembaga pers.
Bahasa jurnalistik
bersifat komunikatif dan spesifik. Karakteristik bahasa jurnalistik pada
umumnya antara lain: jelas, sederhana, hemat kata, menghindarkan penggunaan
kata mubazir, singkat, dinamis dan tidak monoton, membatasi singkatan atau
akronim, penulisan kalimat lead dan isi tetap menaati kaidah bahasa. Sebaiknya
menggunakan kalimat aktif untuk memunculkan kesan hidup dan kuat.
Komentar
Posting Komentar