Pasang Surut Suara Partai Politik Di Kabupaten Brebes
Pemilu 2019 telah usai. Anggota DPRD pun
telah dilantik. Ada partai politik (parpol) yang suaranya naik, ada pula yang
suaranya turun dibandingkan dengan Pemilu 2014. Begitu pula dengan perolehan
kursinya, ada yang naik, ada yang turun, yang tetap bertahan juga ada. Ada pun
parpol yang mendapatkan kursi di DPRD Kabupaten Brebes tetap sama, yakni 9
(sembilan) parpol dari 16 partai politik yang ada. Sembilan parpol itu adalah
PKB, Gerindra, PDIP, Golkar, PKS, PPP, PAN, Demokrat dan Hanura. Sedangkan
parpol lainnya belum mendapatkan kursi di enam daerah pemilihan yang ada.
Pasang surut perolehan suara
masing-masing parpol tersebut disebabkan banyak faktor. Di antaranya yang
pertama adalah adanya faktor Pemilihan Presiden (Pilpres) yang digelar
bersamaan dengan Pemilihan Legislatif (Pileg). Kedua, adanya voting getter dari calon anggota
legislatif (caleg) masing-masing parpol tersebut. Voting getter ini merupakan pengambil suara pemilih yang langsung
ke nama caleg tersebut. Ketiga, politik ideologi atau politik identitas yang
kembali menguat dalam Pemilu 2019 ini. Keempat, politik uang yang masih
menghantui dalam setiap gelaran Pemilu di Indonesia.
Poin keempat ini masih debatable, karena
pengertian politik uang dan uang politik perbedaannya sangat tipis. Ini
dibuktikan dengan kasus-kasus dugaan politik uang yang tidak ada satu pun masuk
dalam ranah pidana Pemilu selama tahapan Pemilu berlangsung. Meskipun sejumlah
laporan maupun temuan dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) ada yang masuk.
Namun berdasarkan kajian dan analisis di Gakkumdu, tidak ada satu pun laporan
dan temuan tersebut yang mengarah ke tindak pidana Pemilu.
Faktor pertama, yakni adanya Pilpres
bisa dilihat dari tabel berikut ini. Di mana perolehan suara partai politik
koalisi dengan perolehan suara pasangan Capres yang diusungnya berbanding
lurus.
Perbandingan
Perolehan Suara Capres dengan Suara Parpol Koalisi
Di Kabupaten
Brebes
Pasangan
Capres
|
Suara Capres
|
Suara Parpol
Koalisi
|
Joko
Widodo – Maruf Amin
|
739.743 (69,92 %)
|
668.329 (67,77 %)
|
Prabowo
Subianto – Sandiaga S Uno
|
318.233 (30,08 %)
|
317.902 (32,23 %)
|
Data tabel tersebut merupakan hasil
rekapitulasi perolehan suara parpol untuk tingkat Kabupaten Brebes. Hasil
berbeda jika hasil rekapitulasi di tingkat provinsi maupun pusat. Di mana
koalisis parpol pengusung Capres dan Cawapres Joko Widodo – Maruf Amin terdiri
dari PKB, PDIP, Golkar, Nasdem, PPP, Hanura, Perindo, PSI, PBB, dan PKPI.
Sedangkan pengusung Capres dan Cawapres Prabowo Subianto – Sandiaga Salahudin
Uno terdiri dari Gerindra, PAN, PKS, Demokrat dan Berkarya. Sedangkan Partai
Garuda tidak mengusung salah satu dari pasangan Capres dan Cawapres tersebut.
Dari tabel tersebut terbukti perolehan suara
pasangan Capres tersebut berbanding lurus dengan perolehan suara parpol
koalisi. Meskipun ada selisih sekitar 2 %. Suara PKPI untuk tingkat Kabupaten
Brebes berjumlah 0 (nol) dibatalkan sebagai peserta Pemilu karena tidak
melaporkan dana kampanye di tingkat Kabupaten Brebes.
Selanjutnya faktor kedua, yakni
adanya voting getter dari calon
anggota legislatif (caleg) masing-masing parpol tersebut. Voting getter ini semakin menguat usai Mahkamah Konstitusi (MK)
mengabulkan gugatan terkait perolehan suara terbanyak dalam penentuan caleg
terpilih. Sehingga masing-masing caleg berusaha untuk memperoleh sura terbanyak.
Adanya voting getter ini otomatis
menaikkan suara parpol yang mengusung para caleg tersebut. Hal ini bisa dilihat
dari tabel berikut ini.
Perbandingan
Suara Partai Politik dan Caleg
Di Kabupaten
Brebes
Partai Politik
|
Suara Partai
Politik
|
Suara Total Caleg
|
Jumlah Total
|
PKB
|
35.878 (20,9%)
|
135.947 (79,1%)
|
171.825
|
Gerindra
|
23.437 (22,2%)
|
82.338 (77,8%)
|
105.775
|
PDIP
|
62.761 (24,1%)
|
197.603 (75,9%)
|
260.364
|
Golkar
|
21.711 (16,0%)
|
113.756 (84,0%)
|
135.467
|
PKS
|
9.988 (15,2%)
|
55.784 (84,8%)
|
65.772
|
PPP
|
10.240 (19,2)
|
42.985 (80,8)
|
53.225
|
PAN
|
10.113 (13,9%)
|
62.238 (86,1%)
|
72.351
|
Demokrat
|
9.387 (14,3%)
|
56.304 (85,7%)
|
65.691
|
Hanura
|
1.687 (14,9%)
|
9.618 (85,1%)
|
11.305
|
Data dalam tabel tersebut merupakan
rekapitulasi suara partai politik di enam daerah pemilihan (dapil) dan suara
semua caleg yang ada di partai politik masing-masing. Dari data tersebut
diketahui bahwa perolehan suara yang mencoblos partai saja hanya berkisar pada
13,9 % sampai dengan 24,1 % saja. Ini artinya pemilih langsung mencoblos nama
caleg di masing-masing partai politik yakni sebesar 75,9 % sampai dengan 86,1
%. Para pemilih sebagian besar memilih langsung nama caleg dibandingkan dengan
partai.
Dari data tabel tersebut juga bisa
dianalisis, bahwa pemilih ideologis masih cukup besar jumlahnya. Di mana
pemilih cenderung hanya memilih partainya saja, tidak peduli nama caleg yang
ada di dalam partai tersebut. PDIP menjadi partai paling besar tingkatnya persentasenya,
yakni 24,1 %. Disusul Gerindra dan PKB. Sedangkan yang paling kecil PAN, yang
hanya 13,9 % dan Demokrat sebesar 14,3 %.
Data ini juga menunjukkan bahwa politik
identitas semakin menguat. Karena beberapa partai politik yang mengusung
pasangan capres dan cawapres, selain perolehan suaranya meningkat sebanding
perolehan suara capres dan cawapres, juga dari tingginya persentase yang hanya
mencoblos partai politik saja. Sebut saja PDIP, yang mengusung Joko Widodo,
kemudian PKB yang mengusung KH Maruf Amin. Begitu pula dengan Partai Gerindra
yang mengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno. Perolehan suaranya
partainya di atas 20 persen.
Dengan sistem perolehan suara terbanyak
untuk menentukan caleg terpilih sesuai dengan keputusan MK dan diatur dalam
Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) menunjukkan para caleg bekerja lebih
keras, agar pemilih mencoblos namanya pada surat suara yang disediakan KPU. Para
caleg atau voting getter ini sangat
mempengaruhi perolehan kursi partai politik di DPRD. Ini juga bisa dilihat dari
adanya caleg-caleg baru yang berjuang keras untuk mendapatkan suara terbanyak. Bahkan
di beberapa partai politik, keberadaan caleg baru tersebut mampu menggeser
caleg incumbent. Bergesernya
perolehan kursi antar partai politik juga salah satunya disebabkan para votting getter ini. Sejumlah partai yang
hanya mengandalkan caleg incumbent, harus rela kehilangan kursi di beberapa
dapil.
Perbandingan
Perolehan Kursi Pemilu 2014 dan Pemilu 2019
Di DPRD
Kabupaten Brebes
Partai Politik
|
Perolehan
Kursi 2014
|
Perolehan
Kursi 2019
|
PKB
|
8 kursi
|
9 kursi
|
Gerindra
|
5 kursi
|
6 kursi
|
PDIP
|
11 kursi
|
13 kursi
|
Golkar
|
7 kursi
|
7 kursi
|
PKS
|
6 kursi
|
4 kursi
|
PPP
|
3 kursi
|
4 kursi
|
PAN
|
5 kursi
|
3 kursi
|
Demokrat
|
4 kursi
|
3 kursi
|
Hanura
|
1 kursi
|
1 kursi
|
Dari data tersebut, empat partai politik
berhasil menambah perolehan kursi di DPRD, yakni PDIP bertambah 2 kursi, PKB 1
kursi, Gerindra 1 kursi dan PPP 1 kursi. Sedangkan PKS, PAN dan Demokrat kehilangan
kursi. PKS kehilangan 2 kursi, PAN 2 kursi dan demokrat kehilangan 1 kursi. Golkar
tetap dengan 7 kursi dan Hanura bertahan dengan 1 kursi. Penambahan kursi ini
tidak lepas dari strategi partai politik tersebut, yakni dengan memasang
caleg-caleg yang menjadi voting getter
di dapil masing-masing.
PKB yang berhasil menambah 1 kursi di
dapil Brebes 1 itu berkat adanya voting
getter yang cukup besar, yakni H. Imam Royani (7.262), Moch. Iqbal Tanjung
(7.438), H. Subarkah (7.016) dan Moch. Absori (3.012). Masing-masing caleg
bersaing ketat meraih suara terbanyak, sehingga yang tadinya hanya satu kursi,
menjadi 2 kursi pada Pemilu 2019 ini.
Begitu pula PDIP, yang menambah kursi di
dapil Brebes 3 dan Brebes 4, masing-masing 1 kursi. Di dapil 3, suara Dr. H. Illia
Amin menjadi yang terbanyak di antara caleg yang ada di Kabupaten Brebes yakni
22.067 suara. Juga Sukirso dengan 9.563 suara. Ditambah Endah Eli Purwati
(5.357) dan Warto (2.426).
Di dapil 4, PDIP menambah kursi 1 dengan
voting getter Cahrudin (19.048), Moh.
Rizki Ubaidillah (16.355), Didi Tuswandi (4.973) dan Suhar (2.327). PPP
mendapat tambahan kursi juga di dapil 3, yakni dengan masuknya KH Nuridin
dengan meraih 7.993 suara.
Faktor keempat yang menjadikan pasang
surut perolehan suara parpol adalah politik uang. Politik uang ini menjadi
bisik-bisik lantang di antara calon pemilih yang ada. Meskipun dugaan politik
uang ini tidak ada satu pun yang terbukti dan masuk dalam tindak pidana Pemilu
pada tahun 2019 ini. Namun di beberapa daerah ada caleg yang tertangkap dan
dipidana serta namanya juga dicoret dari DCT, seperti diatur dalam PKPU.
Terkait dengan politik uang ini memang
belum ada data valid, berapa rupiah mereka menghabiskan untuk biaya politik
tersebut. Di sini bisa dipahami, bahwa para caleg itu mendefinisikan politik
uang sebagai uang politik (cost politics)
yang harus dikeluarkan, mulai dari pasang baliho, rapat tim kampanye, hingga
saksi dan lain-lainnya.
Selain keempat faktor tersebut, bisa jadi ada faktor lain
yang turut menambah suara partai politik maupun caleg yang ada. Meski jumlah
tidak sebesar dari empat faktor tersebut. Seperti faktor keluarga, di mana nama
besar keluarga juga kadang dipertaruhkan dalam setiap even pemilihan, baik
dalam Pilkades maupun Pemilu. Begitu pula dengan keikutsertaan caleg dalam
organisasi, juga menjadi daya ikat calon pemilih untuk menentukan siapa yang
akan dicoblos. Di mana di setiap tingkatan, seorang pemilih bisa memilih
pilihan yang berbeda partai politik. Ini dibuktikan dengan perolehan suara partai
politik di semua tingkat tidak sama, ada selisih cukup besar.
Perbandingan
Perolehan Suara Partai Politik di Semua Tingkatan
Di Kabupaten
Brebes
Partai Politik
|
DPRD Kabupaten
|
DPRD Provinsi
|
DPR RI
|
PKB
|
171.825
|
148.302
|
124.599
|
Gerindra
|
105.775
|
105.678
|
125.957
|
PDIP
|
260.364
|
277.246
|
331.426
|
Golkar
|
135.467
|
82.367
|
131.148
|
PKS
|
65.772
|
66.856
|
49.943
|
PPP
|
53.225
|
51.228
|
33.531
|
PAN
|
72.351
|
55.815
|
50.125
|
Demokrat
|
65.691
|
45.636
|
36.998
|
Hanura
|
11.305
|
3.768
|
5.255
|
Dari data tersebut, jelas terlihat
adanya perbedaan perolehan suara partai politik di masing-masing tingkatan yang
cukup signifikan. Jika perolehan suara masing-masing partai politik itu sama di
semua tingkatan, akan mengubah perolehan kursi di masing-masing tingkat
tersebut. Suara PKB di DPRD Provinsi dan DPR RI mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan suara di tingkat DPRD Kabupaten. Suara Gerindra di DPR RI
naik signifikan dibandingkan dengan suara di tingkat DPRD Kabupaten dan DPRD
Provinsi.
Suara PDIP di DPRD Provinsi dan dan
khususnya DPR RI mengalami kenaikan sangat signifikan dibandingkan suara di
DPRD Kabupaten. Suara Partai Golkar di DPRD Provinsi paling rendah dibandingkan
dengan suara di tingkat DPR RI dan DPRD Kabupaten. Suara PKS turun di tingkat
DPR RI dibandingkan dengan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten. Begitu pula suara
PPP, PAN, Demokrat dan Hanura di tingkat DPR RI dan Provinsi yang suaranya
cenderung turun dibandingkan dengan DPRD Kabupaten.
Perbedaan perolehan suara di
masing-masing tingkatan ini bisa jadi disebabkan ada tidaknya voting getter atau caleg yang
ditempatkan di masing-masing partai tersebut. Semakin banyak voting getter,
semakin tinggi perolehan suaranya. Seperti di PDIP, ada empat voting getter
yang bersaing dalam Pemilu 2019 ini. Sebut saja M Prakosa, Paramitha Widya
Kusuma, Dewi Aryani dan Haris Turisno. Semuanya bersaing ketat untuk
mendapatkan suara terbanyak di partainya tersebut. (*)
Selamat malam Pak Riza. Saya Kevin Evans. Saya mau cari hasil Pemilihan Umum 2019 untuk Daerah Pemilihan 2 DPRD Kab Brebes. Data ini tidak ada di situs KPU. Saya sudash berhasil menemukan hasil pemilihian di setiap dapil untyuk masing-masing kab kota kecuali dapil 2 dari Breves. Apakah Bapak pernah lihat. Kajian Bapak sangat menak. Kl mau lihat situs saya, monggo
BalasHapuswww.pemilu.asia
Salam pemilu!
Kevin