Menjadi Pahlawan

Oleh: M Riza Pahlevi

Pemerintah kembali bakal mengumumkan tokoh-tokoh nasional yang berhak mendapat gelar pahlawan nasional. Sejumlah nama telah diusulkan dan sudah digodok oleh tim khusus. Perdebatan pun muncul, terkait dengan sejumlah nama yang diusulkan menjadi pahlawan nasional, khususnya mantan Presiden Soeharto.
Terlepas dari perdebatan tersebut, kita yang ada di daerah sering kali hanya bisa melihat dan mendengar nama-nama pahlawan. Mereka telah berjasa dalam sebuah perang, dalam sebuah peristiswa yang heroik, yang tercatat dalam buku-buku sejarah. Sehingga layak diberi gelar pahlawan nasional.
Lantas bagaimana dengan pahlawan di daerah, yang tidak pernah tercatat dalam buku-buku sejarah nasional. Apalagi nama sang tokoh, yang dianggap tidak pernah ada dalam sejarah nasional. Nama mereka hanya terselip dalam dokumen sejarah lokal, yang kadang susah ditemukan. Bahkan kadang tidak ada sama sekali dalam bentuk tulisan yang dibukukan, hanya sebatas cerita rakyat saja.
Di sini, seolah-olah tak ada kesempatan bagi tokoh lokal untuk menjadi pahlawan. Sehingga generasi muda di daerah, tak pernah mengenal tokoh lokal yang bisa dijadikan panutan. Padahal, generasi muda di daerah, juga perlu mendapat bimbingan dari tokoh lokal, yang memiliki kedekatan emosional dan geografis untuk dijadikan sumber inspirasi.
Seperti yang disajikan Wijanarto, seorang sejarawan Brebes, yang menyampaikan perlunya mengangkat tokoh lokal sebagai pahlawan. Dengan sejumlah kriteria yang ada, keberadaan tokoh itu layak dijadikan pahlawan, bukan hanya di tingkat lokal saja, tapi juga di tingkat nasional. Sehingga ada kebanggaan daerah yang memiliki seorang pahlawan nasional.
Bukan hanya di Brebes saja, sejumlah daerah lain pun sebenarnya mempunyai banyak tokoh, yang layak dijadikan pahlawan. Tentunya bukan hanya sekedar tokoh saja, tapi mempunyai ruh yang kuat di masyarakat akan ketokohannya.
Menjadikan seorang pahlawan, memang mengandung banyak arti. Kebanggaan keluarga dan pengikutnya, juga kebanggaan bagi daerah. Menjadi kebanggan, karena selain lebih dekat secara geografis, juga akan lebih mudah dalam mencerna dan mengetahui latar belakang tokoh pahlawan tersebut.
Memang tidak mudah untuk menjadikan seorang sebagai pahlawan. Namun paling tidak, di tingkat daerah, seseorang tokoh yang layak disebut pahlawan, hendaknya ditempatkan pada posisi yang layak. Dibuat bigrafi maupun catatan ringkas tentang sejarah yang bersangkutan. Seperti yang diungkapkan Wijanarto, diperlukan juga upaya menulis tokoh-tokoh sejarah di tingkat lokal, yang paling tidak berpengaruh atas jalannya sejarah di tingkat lokal tersebut.
Menjadi pahlawan, mungkin bukan cita-cita pribdai, tetapi cita-cita masyarakat yang mengganggap tokoh tersebut layak untuk ditempatkan menjadi pahlawan. Mengenal pahlawan lokal, sepertinya menjadi kebanggan tersendiri bagi generasi muda. Bukan karena kepahlawannya saja, tapi juga semangat dan jati dirinya untuk menjadi seorang manusia yang berguna, bagi masyarakat, lingkungan dan juga negaranya.
Menjadi pahlawan, memang butuh perjuangan dan pengorbanan. Menjadi pahlawan memang penting, sepenting semangat pahlawan itu sendiri. Asal bukan pahlawan kesiangan saja. (*)

Komentar

  1. Salam kenal mas... saya newbie di dunia blog.
    Pahlawan..., untuk menjadi seorang yang disebut pahlawan nasional pasti membutuhkan kriteria khusus sehingga dikategorikan sebagai "Pahlawan Nasional". Lantas bagaimana tokoh atau pahlawan di daerah untuk diangkat menjadi pahlawan nasional.
    menurut saya yang pasti harus memenuhi kriteria "Pahlawan Nasional" yang ditetapkan pemerintah. selebihnya jika ingin menjadikan tokoh di daerah menjadi seorang pahlawan, maka sumbangsih daerah termasuk masyarakatnya sangat berperan, salah satunya dengan mengangkat nama tokoh tersebut dalam karya-karya putra daerah, baik dalam bentuk karya tulis, penelitian maupun tulisan-tulisan lainnya.

    salam hangat perkenalan dari saya artasite.blogspot.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer