Mengenal Tokoh Politik Nasional Asal Brebes
Kiranya tokoh-tokoh politik ini perlu diperkenalkan agar ke depan, masyarakat Kabupaten Brebes dapat memilih pemimpin dengan baik dan cerdas. Artinya, jangan sampai masyarakat memilih pemimpinnya seperti kucing dalam karung. Sehingga Kabupaten Brebes, yang luas wilayahnya nomor dua di Jawa Tengah dan jumlah penduduknya paling banyak, bakal dipimpin oleh tokoh asal Brebes yang benar-benar asli Brebes dan mengenal karakter serta apa yang dibutuhkan masyarakat.
Di Kabupaten Brebes sudah ada forum guru besar, yang merupakan dosen-dosenyang tersebar di seluruh Indonesia, yang berasal dari Kabupaten Brebes. Bisa jadi dari tokoh-tokoh guru besar itu, sebagian ada yang terjun ke dunia politik. Sehingga selain sebagai akademisi, juga dikenal sebagai tokoh politik asal Brebes. Belum lagi tokoh pengusaha, yang tergabung dalam Kadin, Hipmi dan wadah pengusaha lainnya, yang juga jumlah sangat banyak.
Tokoh-tokoh politik ini, tidak melulu berasal dari unsur politik murni. Tetapi pada awalnya mempunyai latar belakang non-politik, misalnya pengusaha, dosen, guru, dan lainnya. Meski bukan anggota partai politik, tokoh-tokoh yang menduduki jabatan publik di tingkat nasional, juga termasuk tokoh politik. Karena mereka diangkat berdasarkan kedekatan politik, baik dengan tokoh partai politik maupun dengan pejabat di tingkat nasional.
Selain itu, banyak juga yang merupakan pensiunan PNS terjun ke dunia politik. Banyak yang menjadi anggota DPR maupun DPRD, hingga ada yang menjadi bupati/gubernur. Untuk mengenal tokoh-tokoh politik Brebes ini, kiranya perlu dibagi dalam dua klasifikasi, yakni tingkat nasional dan tingkat lokal.
Untuk tingkat lokal, semua anggota DPRD Kabupaten Brebes dan DPRD Provinsi Jawa Tengah asal Brebes, semuanya masuk tokoh politik. Namun yang benar-benar menjadi tokoh, paling tidak sering menjadi bahan perbincangan dan sering muncul di media massa, sangat jarang. Karena tidak semua anggota DPRD itu bisa berkomunikasi dengan media massa. Sekarang kita kenalkan tokoh-tokoh tersebut, versi saya lho.
Tokoh Politik Nasional
1. Juri Ardiantoro
Pria kelahiran Brebes, 6 April 1973 itu merupakan lulusan Universitas Negeri Jakarta, jenjang S2 di Universitas Indonesia, dan S3 di Universiti Malaya, Malaysia. Saat ini Juri menjabat sebagai Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang Informasi dan Komunikasi. Sedangkan masa SD, SMP dan SMA dilaluinya di Brebes. Rumahnya sendiri ada di Desa Lengkong, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.
Juri juga di NU dan menjadi salah satu Ketua PBNU di bawah kepemimpinan KH Said Aqil Siraj. Dia juga menjabat Wakil Rektor II Universitas NU Indonesia (Unusia). Juri juga didapuk sebagai Mabinas PB PMII, organisasi mahasiswa yang pernah digelutinya.
Sebelum menjabat Deputi IV KSP, Juri merupakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2016-2017, menggantikan Husni Kamil Manik yang meninggal dunia pada 7 Juli 2016. Dia meniti karier di bidang kepemiluan sejak aktif sebagai salah satu pendiri Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP). Dia pun menjabat Sekretaris Jenderal KIPP pada 2003.
Kemudian, dia terpilih sebagai Komisioner KPUD DKI Jakarta periode 2008-2013. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Kariernya di bidang kepemiluan terus menanjak dengan terpilihnya dia sebagai anggota KPU periode 2012-2017. Hingga akhirnya ia terpilih sebagai Ketua KPU menggantikan Husni Kamil Manik yang meninggal dunia.
Selepas menjabat Ketua KPU, Juri aktif sebagai anggota Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin di masa kampanye Pemilu 2019. Ia menjabat Wakil Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin. https://nasional.kompas.com/read/ 2020/06/22/11115861/profil-juri-ardiantoro-eks-ketua-kpu-yang-menjabat-deputi-iv-ksp.
2. Sudirman Said
Mantan Menteri ESDM ini kelahiran Slatri, Larangan, Brebes, 16 April 1963. Dia menjabat menteri di era Jokowi periode pertama, yakni Kabinet Kerja yang menjabat sejak 27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016.
meskipun tidak sampai rampung akhir masa jabatan Jokwi di periode pertama tersebut. Kemudian dia maju sebagai calon Gubernur Jawa Tengah pada Pilkada 2018 lalu, berpasangan dengan Idza Fauziah. Namun kalah dari pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin. Mantan Direktur Pindad ini juga sempat mencalonkan diri pada Pemilu 2019 di Dapil Jateng 9 untuk DPR RI, namun belum berhasil.
Menurut informasi terbaru, Sudirman Said juga mengakuisisi Poltek Harapan Bersama Tegal, dan menjadi Ketua Dewan Pembinan Yayasan Pendidikan Harapan Bersama (YPHB)
Sebelum menjadi Menteri ESDM, Sudirman Said bukanlah orang baru di sektor ESDM. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan & Admin di PT. Petrokimia Nusantara Interindo tahun 2003-2005. Kemudian melanjutkan karirnya sebagai Staf Ahli Direktur Utama PT Pertamina di tahun 2007-2008. Sebelum diangkat menjadi Menteri ESDM, Sudirman Said tercatat menjadi Direktur Utama di PT. Pindad.
Selain berkarir di pemerintahan, Sudirman Said juga pernah menjabat sebagai Wakil Dirut PT Petrosea Tbk dan juga Group Chief of Human Capital and Corporate Services di PT Indika Energy Tbk. Kedua perusahaan terbuka tersebut bergerak di bidang energi dan pertambangan. (https://www.merdeka.com/sudirman-said/profil/)
3. Agung Widiyantoro
Agung Widyantoro lahir di Brebes, 12 Oktober 1963 adalah Bupati Brebes periode 10 Mei 2011 - 4 Desember 2012, menggantikan bupati Indra Kusuma yang berhalangan tetap karena terjerat kasus hukum di KPK. Saat ini Agung mengemban tugas sebagai anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar periode 2019-2024.
Sebelum menjadi Bupati, Agung merupakan anggota DPRD Kabupaten Brebes dari tahun 1999 hingga 2007. Pada Pilkada tahun 2007, dia maju sebagai wakil bupati berpasangan dengan Indra Kusuma dan berhasil menang. Kemudian pada Pilkada 2012, dia maju lagi berpasangan dengan Athoillah. Namun kalah dengan Idza Priyanti, yang merupakan wakilnya setelah dia diangkat sebagai Bupati Brebes. Idza sendiri berpasangan dengan Narjo, anggota Fraksi PDIP.
Setelah gagal dalam Pilkada, Agung maju sebagai calon anggota DPR RI pada Pemilu 2014. Dia mengalahkan HM Nasruidn, caleg incumbent dari Partai Golkar di Dapil Jateng 9, yang juga seniornya di DPD Partai Golkar Kabupaten Brebes. Agung juga sempat menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Brebes periode 2010-2015.
Sebagai anggota DPR RI, dia ditugaskan duduk di Komisi II, yang membidangi dalam negeri, sekretariat negara, dan pemilu pada periode 2014-2019 dan periode 2019-2024.
4. HM Nasrudin
HM Nasrudin merupakan salah satu politisi senior dari Partai Golkar di Kabupaten Brebes. Jelang akhir hayatnya, Nasrudin dipercaya sebagai Ketua PCNU Kabupaten Brebes periode 2020-2025. Nasrudin wafat pada 7 September 2020 di RS Dharmais Jakarta setelah berjuang melawan penyakitanya. Beliau dimakamkan di pemakaman keluarga, di kompleks Pondok Pesantren Modern Alfalah Jatiroek, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes.
HM Nasrudin SH, lahir di Brebes, 24 Mei 1957 adalah anggota DPR RI periode 2009-2014 dari Golkar mewakili Jawa Tengah yang terdiri Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Tegal. M. Nasrudin bertugas di Komisi X DPR RI yang menangani urusan pendidikan, olahraga, pariwisata, kesenian dan kebudayaan. Ia merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Warsito At- Thohirah Jakarta (2007). (https://id.wikipedia.org/wiki/Nasrudin)
Sebelum menjadi anggota DPR RI, Nasrudin merupakan Ketua DPRD Kabupaten Brebes periode 2004-2009. Periode sebelumnya Nasrudin juga menduduki Wakil Ketua DPRD Kabupaten Brebes periode 1999-2004. Nasrudin juga dipercaya menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Brebes periode 2000-2005.
Mantan Ketua PC Ansor Kabupaten Brebes ini dikenal sebagai politisi yang ulung pasca reformasi. Meski hanya memiliki 7 kursi di DPRD Kabupaten Brebes, HM Nasrudin berhasil mengalahkan calon dari PDIP dan PKB dalam perebutan Ketua DPRD. Setelah menyelesaikan tugasnya di DPR RI pada tahun 2014, Nasrudin fokus mengasuh Ponpes Modern Alfalah yang dibangunnya. Sekarang ini, jumlah santrinya mencapai ribuan. Sedangkan kariri di bidang politik, diteruskan anaknya M. Iqbal Tanjung, yang menjadi anggota DPRD dari PKB.
5. Andi Najmi Fuaidi
Mantan anggota DPR RI dari PKB periode 1999-2004 ini merupakan salah satu politisi muda asal Kabupaten Brebes yang cemerlang. Betapa tidak, pria kelahiran Jatibarang, Brebes, 21 September 1968 ini pada usia 31 tahun sudah duduk di DPR RI. Dia merupakan salah satu pendiri PKB di Kabupaten Brebes bersama HA Faris Sulchaq, yang didapuk menjadi Ketua DPC PKB Kabupaten Brebes dan Andi Najmi Fuaidi sebagai Sekretaris.
Setelah selesai menjadi anggota DPR RI, Andi tetap aktif di partai politik dan juga aktif di berbagai kegiatan advokasi. Dia sempat menyeberang ke PKNU, pada saat PKB terpecah. Namun pada Pemilu 2019 lalu, Andi kembali aktif di PKB dan menjadi caleg di Dapil Jateng IX. Namun belum berhasil melenggang ke Senayan.
Andi aktif sebagai advokat di Jakarta. Selain itu, juga aktif di PBNU, mulai dari LPBH PBNU hingga sekarang menjadi Wakil Sekjen di bawah kepemimpinan KH Said Aqil Siraj. Selain itu, beliau juga dipercaya menjadi salah satu komisaris di salah satu BUMN. Beliau juga didapuk sebagai salah satu relawan Covid-19 dari PBNU.
6. Soewardi Wirjaatmadja
Soewardi Wirjatmadja SH lahir di Brebes 24 Januari 1933 tepatnya di Desa Pagejugan, dari pasangan Soewargo dan Suparni. Mbah Wardi sapaan akrabnya merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Sebelum menapaki dunia politik, Mbah Wardi adalah seorang pendidik. Beliau wafat pada 4 Juli 2020, diusia 87 tahun.
Karir politiknya itu diawali dengan menjadi anggota DPRD Gotong Royong Kabupaten Brebes tahun 1960-an. Sepanjang perjalaan karir politiknya, beliau terpilih dan dinobatkan menjadi sebagai Ketua DPRD GR dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Brebes untuk lima periode dari tahun 1960-1982.
Tahun 1982-1987 karir Soewardi semakin melesat hingga di tingkat nasional dan menjabat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan juga dipercaya menjabat Sekretaris Balitbang Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dibawah pimpinan Sunawar Sukowati. Dari senayan kemudian terpilih kembali menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dan dipercaya sebagai Wakil DPRD Provinsi Jawa Tengah tahun 1992-1997 hingga periodenya berakhir.
Setelah usai menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, aktivitas beliau lebih condong ke aktivitas sosial dan pendidikan. Karena tercatat beliau pernah menjadi Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Brebes selama dua periode dari tahun 2003-2008 dan terpilih kembali periode kedua tahun 2008 hingga 2013. Di akhir hayatnya, Mbah Wardi, tetap aktif di Dewan Pendidikan. Beliau terkenal sebagai tokoh yang hadir tepat waktu saat diundang dis ebuah acara. https://brebeskab.go.id/index.php/content/1/bupati-antar-salah-satu-inspirator-brebes-keperistirahatan-terakhirnya)
7. Prof Yahya A Muhaimin
Prof Yahya A Muhaimin merupakan salah satu menteri saat Gus Dur menjadi presiden pada tahun 1999-2000. Beliau lahir di Bumiayu, Brebes, pada 17 Mei 1943. Prof Yahya Muhaimin adalah Menteri Pendidikan Nasional pada Kabinet Persatuan Nasional. Ia meraih gelar sarjana pada tahun 1971 dari Universitas Gadjah Mada dan gelar doktor dari Massachusetts Institute of Technology pada tahun 1982. Sebelum diangkat menjadi menteri, ia adalah dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. (https://id.wikipedia.org/wiki/Yahya_Muhaimin)
Saat ini, Prof Yahya A Muhaimin menjabat sebagai Rektor Universitas Peradaban Bumiayu. Universitas Peradaban merupakan Perguruan Tinggi paling bergengsi di Brebes. Universitas Peradaban ini didirikan pada tahun 2014. UP merupakan pengembangan dari STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) dan STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Islam Bumiayu hingga menjadi Universitas Peradaban (UP) yang didirikan oleh Yayasan Wakaf Ta’allumul Huda Bumiayu berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor: 427/E/O/2014 . Kampus UP terletak di Jl. Raya Pagojengan KM.3, Paguyangan, Kabupaten Brebes tersebut diresmikan oleh Direktur Kelembagaan Perguruan Tinggi.
Sosok Yahya Muhaimin memang fenomenal bagi mereka yang pernah mengenalnya. Bukan lantaran pernah menjadi menteri pendidikan nasional, tapi hasil tulisan-tulisannya yang selalu menjadi rujukan bagi mahasiswa dan dosen. Saat mahasiswa, pria kelahiran Bumiayu, Jawa Tengah, 69 tahun lalu itu menulis skripsi “Perkembangan Militer dalam Politik di Indonesia 1945-1966”. Skripsi yang ditulis tahun 1970 itu dinobatkan sebagai skripsi terbaik UGM dan dibukukan oleh penerbit Gamapress. Bukan sekedar dibukukan, buku tersebut menjadi rujukan dosen untuk mengajar mahasiswa S2 dan S3. Buku karya Yahya Muhaimin lainnya yang dianggap menjadi rujukan, diantranya “Bisnis dan Politik Kebijaksanaan Ekonomi Indonesia 1950-1980”. (https://ugm.ac.id/id/berita/4569-buku-karya-yahya-muhaimin-selalu-menjadi-rujukan)
8. Taufiqurrohman Syahuri
Taufiqurrohman Syahuri lahir di Desa Pebatan, Kecamatan Wanasari, pada 2 Mei 1960. Dia adalah tokoh hukum tata negara yang menjadi anggota Komisi Yudisial periode 2010-2015. Sebelum menjabat sebagai Anggota Komisi Yudisial, ayah tiga putera ini tercatat sebagai dosen Universitas Bengkulu (UNIB) dan Universitas Sahid Jakarta. Selain itu pernah mengabdikan diri sebagai staf ahli di MK dan Watimpres Bidang Hukum dan Ketatanegaraan tahun 2008-2010. (https://id.wikipedia.org/wiki/Taufiqurrohman_Syahuri)
Selain itu, Taufiq, juga sempat mengajar di Magister Hukum UPS Tegal. Dengan kemampuannya di bidang hukum itulah, yang mengantarkan dirinya sebagai anggota Komisi Yudisial Republik Indonesia. Beliau juga aktif menulis sejumlah buku terkait dengan hukum tata negara di Indonesia. Di antaranya Tafsir Konstitusi Berbagai Aspek Hukum (2011), Hukum Konstitusi: Proses dan Prosedur Perubahan UUD di Indonesia 1945-2002 serta Perbandingannya dengan Konstitusi Negara Lain di Dunia (2004), Legislasi Hukum Perkawinan di Indonesia: Pro-Kontra Pembentukannya Hingga Putusan Mahkamah Konstitusi (2013).
9. Paramitha Widya Kusuma
Putri sulung mantan Bupati Brebes Indra Kusuma ini karir politiknya langsung di tingkat nasional dengan terpilih sebagai anggota DPR RI dari PDIP. Perempuan kelahiran Brebes, 18 Januari 1992 ini mampu bersaing dengan politisi-politisi senior dari PDIP, seperti Mohamad Prakosa, Dewi Aryani dan lainnya. Dia tercatat sebgai Wakil Ketua DPC PDIP Brebes hingga sampai sekarang.
Istri dari Saeful Anshori ini juga berkecimpung di dunia bisnis SPBE dan SPBU. Tentunya dengan dukungan orang tuanya, yang juga pengusaha dan politisi ulung. Karenanya oleh PDIP, dia ditempatkan di Komisi VII, yang membidangi Energi, Riset dan Teknologi. Hal itu sesuai dengan bidang usaha yang digelutinya.
Sarjana lulusan Fakultas Ekonomi Unissula ini juga pernah menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Trisakti Jakarta, namun tidak diselesaikan. Ketertarikannya di bidang politik ini juga menjadikan banyak tokoh di Kabupaten Brebes yang menggadang-gadangnya menjadi Bupati Brebes, untuk menggantikan ayahnya yang pernah terkena kasus hukum di KPK.
10. Arif Rahman Hakim
Pria kelahiran Bumiayu, 12 Maret 1966 ini masuk kategori sebagai tokoh politik nasional karena pernah menahkodai Sekretariat Jenderal KPU tahun 2013 hingga 2020. Bahkan saat itu, Arif Rahman Hakim adalah pejabat eselon I termuda di Indonesia. Kini, Arif ditunjuk menjadi Sekretaris Jenderal di Kementerian Koperasi dan UKM dibawah Menteri Teten Masduki.
Selama menjabat Sekjen KPU RI, Arif Rahman Hakim mampu membawa KPU meraih opini WTP, serta menajdikan program pengadaan kebutuhan Pemilu semakin mudah, yakni dengan sistem E-Katalog. Yakni KPU RI melakukan lelang terbuka untuk pengadaan sejumlah barang Pemilu. Selanjutnya setelah ada pemenang lelangnya, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota tinggal membeli di perusahaan yang menang tersebut.
Kini dengan jabatan barunya, Arif Rahman Hakim tengah mengembangkan pelaku UMKM agar naik tingkat. Selain tentu koperasi, yang menjadi soko guru ekonomi Indonesia, agar tetap bergerak dan hidup.
Itulah beberapa tokoh politik asal Brebes yang berkiprah di tingkat nasional. Sebenarnya masih banyak tokoh asal Brebes yang berikprah di daerah lain, yang namanya juga terkenal. Namun tidak di bidang politik, kebanyakan di bidang akademisi atau dosen di beberapa universitas terkenal. Termasuk juga artis-artis ibukota, baik sebagai pemain film maupun penyanyi. Kiranya tokoh politik asal Brebes di tingkat nasional itu pasti akan bertambah, seiring akses dan kesempatan yang terbukan dan sama bagi siapa pun yang berkarir di bidang politik. (*)
Komentar
Posting Komentar